Home / Kiat / “Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila

Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi untuk dikembangkan. Dan, tidak sedikit yang berhasil mengelolanya secara profesional hingga akhirnya berkembang. Seperti, yang terjadi pada Baihaki dan Hendry dengan Bakmi Gila-nya

e-preneur.co. Untuk mendapatkan bakmi sangat mudah. Lantaran, para penjualnya bisa dijumpai di mana-mana, mulai dari pedagang dengan gerobak atau biasa disebut pedagang kakilima (PKL) hingga dalam bentuk restoran.

Namun, bakmi yang dijual oleh PKL lebih mudah dijumpai ketimbang yang di restoran. Sebab, mereka mangkal di tempat-tempat yang ramai pembeli, di samping harganya lebih terjangkau.

Imbasnya, usaha bakmi kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Apalagi, proses produksi makanan yang berasal dari Cina ini tidak begitu rumit dan biayanya terjangkau bagi mereka yang bermodal kecil.

Selain itu, ternyata konsep PKL mempunyai potensi untuk dikembangkan. Dan, tidak sedikit yang berhasil mengelolanya secara profesional hingga akhirnya berkembang. Seperti, yang terjadi pada Baihaki Agung Sela (Baihaki) dan Hendry Ramdhan (Hendry).

Mereka merintis usaha yang dinamai Bakmi Gila pada Mei 2006 dengan langsung meluncurkan lima gerobak. Untuk satu gerobak, mereka harus merogoh kocek sedalam Rp2 juta. Sementara untuk bahan bakunya, masing-masing iuran Rp200 ribu.

Tidak seperti PKL lainnya yang biasanya menjual sendiri dagangannya, alumni Universitas Indonesia ini mempekerjakan karyawan. Tapi, lantaran ingin mengetahui respon pasar, terpaksa mereka ikut mendorong gerobak (berjualan bakmi, red.) sambil menahan malu bila bertemu mantan teman-teman kuliah

Berpikir maju sangat dibutuhkan agar bisa “naik kelas”

Sementara tentang brand gila pada Bakmi Gila, ibarat dua sisi mata uang. Sebab, bisa membawa hoki, bisa pula menimbulkan cemoohan. Untuk itu, karyawan mereka harus mempunyai mental baja menghadapi respon masyarakat.

Namun, ternyata, tidak semua karyawan bisa menerima kondisi yang tidak menguntungkan ini. Imbasnya, sering gonta-ganti karyawan.

Di sisi lain, meski PKL, Hendry dan Baihaki sudah berpikir dan memiliki mental seperti pengusaha restoran kelas atas. Mereka berani membuat bakmi berkualitas, bersih, dan banyak porsinya. Dengan begitu, harganya pun dipatok sedikit di atas PKL lainnya.

Namun, ternyata, pembeli tidak terlalu hirau soal rasa dan kualitas, melainkan lebih pada faktor harga yang murah. “Di masyarakat kelas bawah, harga itu sangat sensitif. Harga menjadi nomor satu, sementara kualitas dan rasa nomor dua,” kisah Baihaki.

Tapi, Hendry dan Baihaki tetap memiliki keinginan untuk berkembang. Selanjutnya, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang pernah mereka peroleh, gerobak dorong pun “diganti” dengan outlet permanen. Dari outlet permanen berkonsep restoran itu, mereka memanen omset berlimpah.

Sebagai gambaran, bila dengan konsep gerobak hanya menghasilkan Rp250 ribu/hari, maka dengan outlet permanen bekonsep restoran bisa mereguk laba Rp2 juta/hari. Bahkan, outlet Bakmi Gila di Medan pernah membukukan omset Rp8 juta/hari.

Selain itu, jumlah variasi menunya kian bertambah hingga 80-an menu. Sementara jaringan restoran Bakmi Gila juga mulai menjamur. Mengingat, sudah diwaralabakan.

Hendry dan Baihaki pun tinggal memungut hasilnya. Mereka telah berhasil membuktikan bahwa penjual bakmi tidak selalu identik dengan PKL

Keterbatasan pengetahuan yang kadang menjadi kendala dapat diatasi dengan selalu berpikir jauh ke depan. Sebab, berpikir maju sangat dibutuhkan agar bisa naik kelas.

Selain itu, ketika usaha mulai diminati pembeli, maka terbukalah peluang untuk memperoleh modal. Sehingga, dapat memperbesar skala usaha.

“Namun, mereka cenderung menutup diri. Karena, kuatir resepnya ditiru,” pungkasnya. Untuk itu, ia berusaha membagi kiatnya antara lain dengan mengikuti berbagai komunitas para pengusaha atau menempelkan papan plang bertuliskan membuka peluang kerja sama. Cara ini, dirasa cukup ampuh untuk menaikkan kelas bisnis. 

Check Also

“Menjerat” Konsumen dengan “Memanjakannya”

Permak Blazer Banyak cara untuk bisa memenangkan persaingan, saat memasuki bisnis yang disesaki banyak pemain. …