Home / Inovasi / Menjadikan Para Ibu Lebih Nyaman, Mandiri, dan Masih Tetap Bisa Bergaya

Menjadikan Para Ibu Lebih Nyaman, Mandiri, dan Masih Tetap Bisa Bergaya

Diaper Bag

Diaper bag, sejatinya hanya sebuah tas bayi. Namun, Febie menjadikan Cocopop Craft yang notabene diaper bag buatannya bersifat multifungsi. Selain itu, ibu (atau bapak) si bayi cukup membawa satu tas jika akan mengajak buah hati mereka jalan-jalan dan masih tetap bisa bergaya

e-preneur.co. Ibu-ibu, berapa tas yang Anda harus bawa bila ingin mengisi waktu luang dengan berjalan-jalan di mal dengan bayi Anda? Setidaknya dua tas ya di mana satu tas berisi perlengkapan si baby, sedangkan satu tas yang lain berisi perlengkapan Anda.

Kondisi yang terkesan repot dan ribet ini, menarik perhatian Febie Samatha Sakapurnama dan memunculkan ide untuk membangun bisnis diaper bag. “Saya ingin para ibu nyaman menjadi orang tua, mandiri (tidak menggantungkan diri pada jasa pengasuh bayi), dan percaya diri tapi tetap gaya,” kata pemilik sekaligus desainer diaper bag bermerek Cocopop Craft ini.

Sementara untuk para bapak, ia membuatkan daddy’s bag yaitu tas kerja yang memiliki ruang untuk menyimpan laptop sekaligus kantung rahasia untuk menyimpan botol susu si buah hati. “Intinya, agar para orang tua ini tidak perlu lagi membawa-bawa banyak tas atau mengajak pengasuh bayi untuk sekadar jalan-jalan,” tegasnya.

Cocopop Craftpada dasarnya hanyalah tas bayi. Tapi, Febie mendesainnya sedikit berbeda dengan tas bayi pada umumnya yaitu mengandung unsur multifungsi.

Dikatakan begitu, sebab tas bayi pada umumnya bersifat sekali pakai. Sehingga, ketika si bayi beranjak besar, maka tas itu tidak dapat digunakan lagi dan biasanya cuma akan diberikan kepada orang lain yang sedang memiliki bayi, disimpan di gudang, atau bahkan dibuang.

Multifungsi

“Sementara Cocopop Craft, saya harapkan dapat dipakai seterusnya. Untuk itulah, saya membuatnya dalam bentuk seperti tas pada umumnya baik tas wanita dengan tali di bahu maupun tas ransel untuk pria, tapi di dalamnya terdapat kantung-katung kecil untuk menyimpan popok, tisu basah, botol susu, minyak kayu putih atau minyak telon, baju dan celana bayi, dan sebagainya,” jelas ibu tiga putra ini.

Selanjutnya, ketika fungsinya beralih, maka kantung-kantung kecil tersebut dapat digunakan untuk menyimpan piranti make up, uang receh, handphone, botol minuman, peralatan tulis, dan lain-lain. “Mirip bag organizer lah,” imbuhnya.

Di samping multifungsi, ia melanjutkan, Cocopop Craft juga terkesan stylish, serta memiliki beragam desain dan motif. Sehingga, konsumen akan memiliki banyak pilihan.

Sementara, dari segi bahan terbuat dari katun Jepang dan kulit sintetik. Sedangkan untuk ketahanannya bila dikaitkan dengan perubahan fungsi, Febie menjamin cukup kuat.

“Ide bisnis ini muncul tahun 2007. Setahun sebelum produk diluncurkan, saya melakukan trial and error berkali-kali untuk mengukur ketahanannya. Dan, sejauh ini, meski diisi barang dalam jumlah relatif banyak, tas ini tidak akan sobek,” ungkap kelahiran Jakarta, 19 Februari 1979 ini.

Tapi, untuk berjaga-jaga terhadap munculnya complain konsumen, Cocopop Craft juga menyediakan pelayanan purna jual yang berlaku seumur hidup tas tersebut dan tanpa dipungut biaya.

Dalam pemasarannya, Cocopop Craft hanya dapat dipesan by online dan melalui sebuah jejaring pertemanan. Dari 80−100 pieces yang diproduksi per bulannya di workshop yang berlokasi di Pondok Gede, Jakarta Timur, sekitar 80%−90% untuk memenuhi pesanan konsumen. Sedangkan sisanya, selain untuk mengisi showroom-nya yang berlokasi di Depok atau berbagai bazar, juga untuk dititipkan di Nenen Baby Shop dan sebuah gift shop di Brawijaya Hospital.

Meski pemasarannya masih bersifat online, ia menambahkan, bisnis ini dibangun dengan konsep yang kuat. Dalam arti, bukan sekadar menjual produk. Apalagi, di pasar lokal, produk ini terbilang masih jarang ditemui.

Lebih daripada itu, Febie sangat menekankan pada branding. Karena itulah, reseller produknya diharuskan tetap menggunakan brand Cocopop Craft dan menjualnya dengan harga yang sama.

“Konsumen Indonesia, pada umumnya, masih brand minded (baca: merek impor, red.). Nanti, kalau Cocopop Craft sudah tertanam dalam ingatan konsumen, baru saya akan membuka outlet,” katanya. Sekadar informasi, Cocopop Craft sudah merambah hampir semua wilayah di Indonesia dan akan menembus pasar Malaysia.

Prospeknya? “Bagus. Bukan cuma karena adanya kebutuhan berkaitan dengan fungsinya, melainkan juga karena adanya misi psikologis yang saya bangun dengan konsumen saya yaitu agar para ibu merasa lebih nyaman, mandiri, dan tetap bergaya. Sesuai dengan tagline produk saya: Enjoy Motherhood,” pungkas sarjana psikologi dari Universitas Indonesia, Jakarta, ini.

Check Also

Bukan Sekadar Rekam Jejak Sebuah Perjalanan Cinta

Animasi Wedding Lebih hemat biaya dan waktu, serta tingkat kemiripan wajah dengan aslinya mencapai 85%. …