Home / Inovasi / Unik dan Lebih Enak

Unik dan Lebih Enak

Brownies Singkong (Hanah Cake)

Ketika usaha jalan di tempat, melakukan inovasi produk mungkin lebih efektif untuk mengatasinya ketimbang mencari celah usaha baru. Dan, Sri yang semula membuat brownies dari Tepung Terigu beralih ke Tepung Singkong. Hasilnya, pemesanan meningkat hingga 20%

e-preneur.co. Pada tahun 2003, Sri Murtiningsih membangun usaha pembuatan brownies. Tapi, karena para pelaku usaha di produk yang sama sangat banyak, maka usahanya pun maju tidak, mundur enggak juga.

Untuk mengatasi kondisi itu, sarjana komputer dari Universitas Gunadharma, Jakarta, ini menerima tawaran untuk mengikuti pelatihan membuat makanan dari Tepung Singkong atau yang biasa disebut mocaf (modified cassava flour). Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh sebuah lembaga bekerja sama dengan PT Sentrafood, perusahaan distributor tepung singkong.

Tiga tahun kemudian, ia beralih dari Tepung Terigu ke Tepung Singkong. Menurut Ibu dua anak ini, dari segi biaya produksi, tidak terjadi pengurangan yang signifikan. Sebab, ia menggunakan bahan baku tambahan yang berkualitas nomor satu.

“Tapi, karena hampir semua makanan dibuat dari tepung terigu, maka makanan yang dibuat dari Tepung Singkong menjadi unik, selain rasanya lebih enak. Sehingga, memicu peningkatan permintaan terhadap brownies saya hingga 20%,” ujar Sri, sapaan akrabnya.

Rasa itu, juga yang menjadi pembeda antara Hanah Cake (label Brownies Singkong buatan Sri, red.) dengan produk sejenis. “Dengan rasa seperti inilah, pembeli yang semula sekadar mencicipi, keesokannya akan membeli tanpa ragu lagi,” lanjut perempuan, yang juga membuat cookies (lebaran) dari Tepung Singkong.

Ya, pada rasa itulah terletak mutu produknya. Sehingga, konsumen tidak peduli lagi dengan harganya. “Melalui rasa ini pulalah, saya ingin menciptakan pasar, tidak lagi mengikuti pasar,” tegasnya.

Sri yang sekarang ditugasi sebagai konsultan pembuatan makanan berbahan Tepung Singkong ini, membuat dua jenis brownies yaitu kukus dan panggang. Keduanya, dibuat dalam tiga ukuran yakni 10 cm x 12 cm, 10 cm x 20 cm, dan 24 cm x 24 cm.

Selain itu, setiap brownies memiliki topping yang berbeda-beda, tergantung permintaan konsumen. Misalnya, keju parut, cokelat putih, cokelat blog, atau cokelat chips. “Dengan cuma melayani pemesanan, saya bermaksud memberikan brownies yang fresh from the oven,” ujar Sri, yang mengalami peningkatan pemesan hingga empat kali lipat setiap menjelang lebaran.

Perempuan yang membangun usahanya di Jalan Citayam Raya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, ini juga memilih memasarkan Brownies Singkong-nya melalui berbagai bazar atau pameran daripada menitipkan ke kantin-kantin. Sebab, hasilnya lebih efektif.

Tepung Singkong lebih murah daripada Tepung Terigu, tapi tidak murahan

Selain itu, ia juga berpromosi melalui sosial media. Imbasnya, Hanah Cake pun tersebar ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, serta Surabaya.

Apa sih kelebihan Tepung Singkong dibandingkan Tepung Terigu? “Dilihat dari teksturnya, Tepung Singkong lebih padat. Sehingga, dalam penggunaannya lebih irit. Misalnya, untuk membuat satu adonan kue dibutuhkan 200 gr Tepung Terigu. Sedangkan dengan Tepung Singkong, hanya diperlukan 150 gr,” jelasnya.

Di samping itu, ia menambahkan, Tepung Singkong mempunyai kadar air lebih sedikit. Sehingga, brownies cepat matang saat dikukus.

Kadar gulanya pun lebih tinggi. Sehingga, irit penggunaan gula. Sementara rasanya netral. Sehingga, gampang menyerap penambah rasa apa pun. Dan, harganya lebih murah.

Sedangkan dilihat dari daya tahannya, Tepung Singkong dapat disimpan hingga setahun. Berbeda dengan Tepung Terigu, yang baru sebulan disimpan sudah kutuan.

Setelah diolah menjadi brownies, Brownies Singkong mampu bertahan 12 hari di luar lemari es, sementara Browines Terigu hanya selama seminggu. Tapi, di dalam kulkas, baik Brownies Singkong maupun Brownies Terigu, mampu bertahan selama sebulan.

Namun, dari segi ketersediaan, Tepung Singkong belum sebanyak tepung terigu. Maklum, pabrik pengolahannya belum banyak. Selain itu, sebagian besar Tepung Singkong yang dihasilkan, lebih banyak digunakan untuk memenuhi pasokan berbagai industri makanan di luar Pulau Jawa. Meski begitu, sampai sejauh ini, Sri tidak pernah kesulitan pasokan.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …