Home / Kiat / “Buatlah Konsumen Menyukai dan Puas dengan Produk Kita. Sehingga, Mereka Tidak Akan Pernah Berhenti Membeli”

“Buatlah Konsumen Menyukai dan Puas dengan Produk Kita. Sehingga, Mereka Tidak Akan Pernah Berhenti Membeli”

Perhiasan dari Batu Alam

Perempuan adalah makhluk yang “gila” belanja. Karena itu, mereka menjadi sasaran empuk dunia bisnis. Terutama, bisnis perhiasan seperti yang digagas Vesty di mana terbuat dari campuran perak dan timah putih, serta berhiaskan batu alam. Meski begitu, dipasarkan dengan harga terjangkau demi menyenangkan konsumennya

e-preneur.co. All that Glitters is not gold. Pepatah barat ini bisa juga diartikan bahwa semua (perhiasan) yang indah tidak selalu berasal dari emas. Tidak percaya? Tengoklah koleksi perhiasan wanita di Vesty Collection.

Di sini, Anda dapat menjumpai liontin, giwang atau anting-anting, bros, gelang, dan cincin yang terbuat dari campuran perak dan timah putih dengan hiasan batu alam seperti jade dari Korea, black onyx, kristal, lemonade, mosaic, amethyst dari Brasil, marroon dari Portugis, phyrus dari Iran, dan sebagainya.

“75% batu-batu alam yang saya gunakan, diambil dari fosil batu-batuan yang dijual di Brasil. Sebab, batu-batu alam di Indonesia sebagian besar bersifat masakan atau terbentuk karena campur tangan manusia. Sehingga, saya masih agak ragu menggunakannya,” kata Vestiana Purwanti, pemilik Vesty Collection. Sementara untuk variasi koleksinya, ia menggunakan mosaic dari Sukabumi dan sejenis phyrus dari Kalimantan.

Semua perhiasan di Vesty Collection, didesain sendiri oleh perempuan yang akrab disapa Vesty itu. Untuk bentuknya, ia mengambil berbagai unsur etnis di Indonesia seperti bentuk gunungan atau mahkota raja dalam cerita pewayangan Jawa, layang-layang, wajik (makanan ringan  yang terbuat dari campuran ketan dan gula merah, red.), lampu teras dalam rumah adat Betawi, dan sebagainya.

Untuk ornamennya, perhiasan-perhiasan ini sebagian dihiasi dengan ukiran. “Karena, Indonesia ‘kan terkenal dengan ukirannya. Jadi, nggak ada salahnya kalau saya menonjolkan unsur ini,” jelasnya. Untuk melengkapi karyanya, Vesty juga membuat produk dengan desain kontemporer.

Untuk pembuatannya, Vesty dibantu lima karyawan. Di dalam bengkel yang berlokasi di Pisangan Lama, Jakarta Timur, ini setiap bulan dibuat minimal 100 pasang giwang atau anting-anting dan liontin, serta 50 jenis aksesori lain.

Semuanya bersifat limited edition, dalam arti, satu batu alam dan satu warna batu untuk satu model. “Kalau diproduksi lagi, bisa saja modelnya sama tapi batu alam dan warna batunya berbeda. Maklum, wanita kan nggak pernah mau dikembarin,” katanya.

Selain itu, Vesty juga menerima pesanan dan membuat produk masal. “Produk masal harganya lebih murah daripada yang limited edition. Sebab, batu alam yang digunakan dapat dipecah-pecah sesuai dengan ukuran modelnya dan sisanya bisa digunakan untuk model lain. Lain dengan yang limited edition di mana model disesuaikan dengan ukuran batu alamnya. Sehingga, sisanya tidak dapat dipakai untuk model lain. Karena, biasanya sudah hancur atau tergores,” ujarnya.

Vesty yang mempelajari seni batu alam ini di Brasil, menyebarkan produknya ke Yogyakarta dan Bali, serta memiliki pelanggan tetap di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya (sekarang: Kementerian  Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, red.), dan Gedung Bidakara. Selain itu, secara teratur mengirimkan produknya ke Norwegia, Belanda, dan Helsinski.

Laiknya sebuah bisnis, bila diminati pasar, maka para penirunya pasti akan segera muncul. “Ya. Memang ada yang meniru kreasi saya. Biarkan sajalah, karena saya yakin dengan keunggulan produk saya,” ucap perempuan, yang membangun bisnisnya pada tahun 2000 dengan modal Rp15 juta.

Harga akan turun, bila konsumen tidak sanggup membeli dengan harga yang telah ditetapkan

Keunggulan tersebut yaitu lebih murah dari segi harga. Contoh, Vesty menjual produknya dengan harga 25% lebih murah daripada harga yang dibandrol para pengrajin perak. Meski, modelnya sama dan dijamin tidak akan luntur. Bukan hanya itu, ia juga memberi bonus berupa kalung dari perak atau tali kepada pembeli produknya.

Di samping itu, aksesori di Vesty Collection menggunakan cairan kimia tertentu yang ilmunya dipelajari Vesty di Korea. Dengan cairan kimia ini, produk-produk Vesty Collection mengandung zat anti-alergi.

“Produk saya juga tidak akan berubah warna, meski tercampur dengan keringat atau parfum. Bahkan, makin mengkilap jika digosok dengan aseton. Berbeda dengan produk lain yang akan menjadi hitam. Demikian pula dengan kalungnya, yang akan makin berkilau dan tidak berkurang karatnya bila dicuci dengan sabun cuci,” ungkapnya.

Sementara dalam menjalankan bisnisnya, Vesty mengaku tidak mau ngoyo. “Saya cenderung lebih ingin menyenangkan hati konsumen. Saya senang melihat mereka menyukai dan puas dengan produk saya. Sebab, ternyata kepuasan itu membuat mereka tidak pernah berhenti membeli produk saya,”ujarnya.

Berkaitan dengan itu, Vesty bisa menurunkan harga bila beranggapan konsumen yang menyukai produknya tidak sanggup membeli dengan harga yang telah ditetapkan. “Pada dasarnya, saya ingin meraih konsumen dari semua kalangan. Sebab, apa pun kelas sosialnya, mereka tetaplah wanita, makhluk yang gemar benda-benda cantik,” ucapnya.

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …