Pasta Rumahan (Roemahkue)
Banyak yang tidak menyangka, jika pasta buatan rumah dapat dijadikan bisnis yang sangat menguntungkan. Di samping itu, juga masih sangat sedikit yang memasarkannnya by online. Tidak mengherankan, jika Tari (melalui Roemahkue) mampu meraih banyak konsumen dan membukukan omset yang menjanjikan
e-preneur.co. Sebagian perempuan yang bekerja kantoran, lebih menginginkan fokus menjadi Ibu rumah tangga setelah menikah. Tapi, mereka juga tetap ingin mempunyai penghasilan sendiri. Untuk itu, biasanya, mereka akan membangun bisnis sampingan yang dapat dikerjakan di rumah dan dalam pemasarannya dibantu internet.
Adalah Siti Lestari, mantan Personal Assistant to Managing Director Adidas Indonesia. Ia lebih memilih fokus menjadi Ibu rumah tangga dan lalu membangun bisnis di rumah ketimbang karir cemerlangnya.
Lantaran hobi membuat dan memakan pasta, khususnya lasagna, perempuan yang akrab disapa Tari ini pun membuka usaha pasta dengan sistem penjualan by online. Secara kebetulan, sebagian besar teman kantornya juga menyukai pasta buatannya.
Akhir tahun 2006, ia mulai memasarkan lasagna buatannya dari bazar yang satu ke bazar yang lain di berbagai perkantoran. Ternyata, responnya bagus. Dari situ, perempuan kelahiran 17 Juli 1973 ini mengembangkan produknya.
Ia juga menawarkan baked cheese macaroni dan risoles isi smoked beef. Selain itu, camilan seperti potato au gratin, pastel tutup, baked penne with cheese sauce, dan spaghetti.
Bukan cuma itu, Tari juga mengembangkan pemasaranya melalui jejaring sosial dan mailing list almamater-nya. “Sebab, anggotanya ribuan dan kebanyakan perempuan,” jelas alumnus Akademi Sekretaris LPK Tarakanita ini.
Menggunakan bahan-bahan berkualitas, serta tanpa MSG dan tambahan bahan pengawet
Dari situ, ia mulai mempunyai banyak pelanggan hingga setiap hari selalu ada pemesanan. Imbasnya, Ibu tiga anak ini mampu membukukan omset puluhan juta rupiah setiap bulannya.
“Dengan menyisihkan sebagian omset, saya mampu membeli satu oven gas, satu oven listrik, satu mixer, dua hand mixer, dan dua standing kompor gas. Semuanya dalam ukuran besar. Dengan berbagai peralatan itu, saya mampu membuat 100 loyang/hari,” beber Tari, yang menamai usahanya “Roemahkue”.
Tari menjual hasil karyanya dengan harga lebih mahal daripada harga pasaran. Karena, ia menggunakan bahan-bahan yang sangat berkualitas, seperti daging tanpa lemak dan keju berkualitas. Selain itu, juga tanpa MSG dan tambahan bahan pengawet.
Ia juga menerima pesanan untuk mereka yang vegetarian. “Semua pesanan bisa disesuaikan. Karena, kepuasan pelanggan adalah tujuan saya,” tegasnya.
Namun, tidak berarti usaha yang ia jalankan berjalan dengan mulus atau bisa dengan mudah diterima oleh konsumen. Apa lagi, jika dikaitkan dengan harga produknya yang mahal.
Untuk mengatasi hal ini, Tari memberi penjelasan kepada konsumennya. “Saya menjelaskan mengapa pasta buatan saya mahal. Saya juga membujuk mereka untuk mencoba dulu. Akhirnya, mereka mengerti dan lalu membeli lagi,” ujarnya.
Meski begitu, menurutnya, usaha pembuatan pasta ini sangat menguntungkan. Sebab, belum banyak yang memasarkannya secara online dan konsumennya tidak terbatas. Kendati, ia masih membatasi pengiriman pasta buatannya hanya di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Mengingat, selesai dimasak, makanan ini harus segera diantarkan.
“Alhamdulillah omset Roemahkue semakin hari semakin stabil,” pungkasnya. Oh ya, Roemahkue juga menerima pesanan dalam bentuk parsel untuk Idul Fitri, Natal, dan tahun baru.