Home / Senggang / Resto Area / Nasi Khas Cirebon yang Jadi Buruan Wisatawan

Nasi Khas Cirebon yang Jadi Buruan Wisatawan

Nasi Jamblang

 

Berporsi kecil, dibungkus Daun Jati, dan berlauk beragam. Itulah Nasi Jamblang, nasi khas Cirebon. Soal rasa tentu enak, sementara soal harga sangat terjangkau. Tidak heran, banyak wisatawan menyempatkan menyantap nasi ini ketika berkunjung atau melewati Cirebon

 

e-preneur.co. Menjelang lebaran lalu, Rusdian Lubis, kontributor eksklusif e-preneur.co, mudik dari Jakarta ke Surabaya. Selain mudik, Yan, sapaan akrabnya, juga melakukan wisata kuliner hampir di setiap tempat yang disinggahi.

e-preneur.co menuliskan kembali ulasannya secara acak. Jika di edisi lalu e-preneur.co menuliskan pengalaman Yan ketika menyantap Nasi Boran, kali ini tentang Sega Jamblang atau Nasi Jamblang, nasi khas Cirebon.

Nasi Jamblang, konon, berasal dari Desa Jamblang, Cirebon Barat. Nasi yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini, konon lagi, diciptakan oleh Tan Piaw Lung atau Mbah Pulung.

Ciri khasnya yakni porsinya kecil dan dibungkus Daun Jati (hampir mirip dengan Nasi Kucing Angkringan di Yogyakarta, pen.). Mengingat, dulu belum ada plastik, sementara Daun Jati sangat banyak. Selain itu, daun ini mempunyai aroma yang khas dan membuat makanan tidak cepat basi.

Lauk ikoniknya yaitu balakutak hideung atau Ikan Sotong yang dimasak bersama dengan tintanya. Warnanya hitam dan rasanya gurih, apalagi yang bertelur

Sementara dilihat dari lauknya, amat beragam. Mulai dari sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati, semur daging, semur ikan, sate kentang, telur dadar atau telur goreng, ikan asin hingga tahu dan tempe. “Lauk ikonik dari Nasi Jamblang yaitu balakutak hideung atau Ikan Sotong yang dimasak bersama dengan tintanya. Warnanya hitam dan rasanya gurih, apalagi yang bertelur,” ujar Yan.

Namun, meski lauknya beragam, harga makanan ini relatif murah. Mengingat, pada awalnya, nasi bungkus ini dibuat untuk diberikan secara gratis kepada para pekerja paksa yang sedang membangun Jalan Raya Daendels sepanjang Anyer hingga Panarukan, yang melewati Cirebon. Dalam perkembangannya (sebelum dibisniskan), juga pernah diperuntukkan bagi para pekerja/buruh kasar di pelabuhan dan kuli angkut.

Check Also

Ketika Para Perantau Kangen dengan Kampung Halamannya

Bubur Samin Bubur Samin bukanlah makanan tradisional Solo, tapi menjadi menu takjil yang ikonik di …