Home / Waralaba / Konsepnya Waralabanya Ringan

Konsepnya Waralabanya Ringan

Twister Chips

 

Dalam bisnis yang mengusung konsep franchise, jika bukan keunggulan produknya yang dikedepankan, maka strateginya yang ditonjolkan. Tapi, dalam Twister Chips, itu semua menjadi daya jual

 

[su_pullquote]Twister Chips sama sekali tidak meminta keuntungan dari hasil penjualan di outlet franchisee[/su_pullquote]

e-preneur.co. Mengembangkan usaha dengan sistem waralaba kagak ade matinye. Sebab, dari pihak franchisor tidak perlu mengeluarkan modal banyak, untuk membuat usaha mereka menggurita. Sementara dari pihak franchisee, tidak perlu harus mulai dari bawah untuk bisa menjadi pengusaha.

Bidang usaha yang diwaralabakan juga beragam, seperti makanan, jasa, pendidikan, dan lain-lain. Tapi, ternyata, franchise makanan yang paling diminati.

Salah satunya yakni Twister Chips, camilan yang memilik rasa gurih dan renyah, serta berbentuk seperti spiral yang melingkar di atas batang bambu. Bukan cuma itu, makanan ringan ini juga aman dimakan oleh anak-anak. Karena, bumbunya aman dari MSG.

Awalnya, Marketing Twisters Chips menuturkan, pada tahun 2007, Willy jalan-jalan ke Korea. Lalu, Franchisor Twisters Chips tersebut melihat makanan ringan yang unik dan menarik, yang sedang dikerumuni pembeli. Dikatakan begitu, sebab camilan yang terbuat dari kentang goreng itu bebentuk seperti spiral.

Setelah pulang ke Jakarta, Willy langsung membuat camilan tersebut yang kemudian diberinya nama Twister Chips dan menjualnya di kawasan Mangga besar, Jakarta Barat. Sambutan pembeli begitu besar.

Setelah dua tahun usahanya berjalan, banyak pembeli yang ingin membuka usaha sejenis melalui sistem waralaba. Tapi, Willy tidak mau dengan gampangnya membuka franchise. Dia ingin management-nya sudah teratur dan rapi terlebih dulu. “Karena itu, kami menyewa konsultan franchise. Dan, setelah semuanya fix, barulah kami menawarkan franchise pada tahun 2009,” bebernya.

Launching franchise Twister Chips dilakukan ketika mengikuti sebuah pameran di Surabaya dan sambutannya begitu dahsyat. Hingga, ada seorang pembeli yang langsung mengambil master franchise, dengan memonopoli satu kota. Setelah itu, Twister Chips diperkenalkan ke Jakarta, Bandung, Samarinda, Balikpapan, dan lain-lain.

Untuk bisa menjadi franchisee Twister Chips tidak sulit. Twister Chips menawarkan paket outdoor dan paket indoor mall. Dari nilai investasi yang dibebankan, calon franchisee akan mendapatkan seragam, banner, sticker, mesin potong, bumbu-bumbu, saos, dan lain-lain. Bila saos dan bumbu-bumbu sudah habis, franchisee bisa membeli lagi tanpa mininal order.

Namun, jika dalam paket outdoor, calon franchisee mendapatkan gerobak biasa, maka untuk paket indoor mall, calon franchisee akan mendapatkan gerobak dari bahan yang lebih eksklusif standar mal. Sedangkan untuk paket yang lebih besar lagi nilai investasinya, calon franchisee akan mendapatkan gerobak berukuran lebih besar pula (2 m x 2 m) dan bahan-bahan yang dua kali lipat lebih banyak.

Selain itu, juga diberikan training tentang cara membuat menu-menu Twister Chips kepada karyawan franchisee. Bila franchisee yang di luar kota tidak bisa mengikuti training, franchisor memberikan DVD-nya. Sementara kepada si pengusaha (franchisee), Twister Chips mengajarkan bagaimana mengelola usaha ini dengan baik agar tidak dibohongi karyawan mereka.

“Kami mengajarkan bagaimana berjualan yang baik. Karena, kami tidak mau ada pihak yang dirugikan. Seperti, menghitung berapa kentang yang sudah dipotong dan tidak membawa mesin potong pada saat berjualan, agar karyawan tidak membeli kentang sendiri dari luar dan menjualnya,” ujarnya.

Masa kerja sama yang berlangsung selama lima tahun ini, menjanjikan ROI (Return On Investment) kurang lebih lima bulan. Setelah masa kerja sama berakhir, bisa diperpanjang untuk lima tahun ke depan dengan tambahan biaya tertentu.

Di samping itu, Twister Chips tidak menerapkan sistem pembagian keuntungan. “Kami tidak meminta keuntungan dari hasil penjualan. Bagi kami, itu hak franchisee. Sistem kami hanya membeli paketan yang kami jual,” ungkapnya. Franchisor juga tidak mematok harga penjualan produk. Karena, semua sudah ada hitungannya. “Biasanya, hanya selisih Rp1.000,- hingga Rp1.500,- dari harga yang kami sarankan,” lanjutnya.

Twister Chips mempunyai 13 rasa, seperti barbeque, balado, keju bakar, keju pedas manis, rumput laut, sapi panggang, jagung bakar, ayam panggang, pizza, sambel jeruk, saos keju, saos barbeque, dan saos mangga. Di sini, juga tersedia menu tambahan, seperti fried cassava, potato nugget, original fries, sosis balls, crispy tofu, dan crispy mushroom.

“Kami mempunyai pabrik bumbu sendiri. Karena itu, bumbu kami tidak sama dengan yang lain dan tidak bisa diperoleh sembarangan. Dalam arti, kalau tidak menjadi franchisee, tidak bisa mendapat bumbu kami,” jelasnya.

Kini, Twister Chips sudah mempunyai ratusan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar outlet tersebut berhasil dijalankan. Hingga, ada beberapa franchisee yang memiliki lebih dari dua outlet.

“Yang gagal hanya 5%. Itu pun setelah dua tahun berjualan. Biasanya, kemudian, outlet mereka dijual ke pihak ketiga dengan sepengetahuan kami. Karena, nanti, kami membuatkan surat perjanjian yang baru,” pungkasnya.

 

Check Also

Menunya Ciamik, Tawaran Franchise-nya Menarik

SamWon House   Dalam bisnis yang mengusung konsep franchise, jika bukan keunggulan produknya yang dikedepankan, …