SamWon House
Dalam bisnis yang mengusung konsep franchise, jika bukan keunggulan produknya yang dikedepankan, maka strateginya yang ditonjolkan. Tapi, SamWon House tidak cuma sebatas itu, Restoran Korea dengan menu halal dan harga terjangkau ini juga mengelola sepenuhnya outlet franchisee
SamWon hanya bisa menjanjikan bahwa empat outlet yang telah dibuka dalam tempo tiga tahun, tidak ada satu pun yang minus cash flow dari bulan pertama beroperasi
e-preneur.co. Seperti kita ketahui bahwa sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini, para perempuan, terutama Ibu-ibu Rumah Tangga, dilanda “demam” Drama Korea. Belum juga “demam” itu mereda, K-Pop (Korean Pop) mengharu biru anak-anak muda di negara kita, pada sekitar tahun 2011 atau 2013. Dan, baru-baru ini, K-Food (Korean Food) mencoba peruntungan seperti “pendahulu-pendahulunya”.
Berkaitan dengan itu, tidak mengherankan jika ada yang bertanya apakah kehadiran SamWon House, restoran yang menyajikan Masakan Korea, karena dipicu oleh demam K-Pop. “Sepengetahuan saya, pada tahun 2010, K-Pop belum terdengar. Sementara, SamWon House berdiri pada Oktober 2010 dengan lokasi pertama di Setiabudi One, Kuningan, Jakarta Selatan, dan kedua di kawasan Wolter Mongisidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,” jelas Albet Amoro Victoria (Albert Sentosa), pemilik SamWon House.
SamWon House, Albert melanjutkan, hadir ketika ia sedang mencari peluang usaha. Berdasarkan apa yang ia lihat, bisnis makanan merupakan salah satu bisnis yang berkembang di Indonesia. Ia juga melihat bahwa makanan yang belum begitu populer di sini yaitu Makanan Korea, padahal mempunyai potensi untuk berkembang.
Berkaitan dengan itu, ia memutuskan membuka usaha Restoran Korea. Selain karena peluang, ia juga merasa citarasa Masakan Korea bisa diterima di lidah masyarakat Indonesia.
“Jumlah restoran yang paling banyak tersebar di Indonesia yaitu Restoran Cina, Indonesia, dan Jepang. Sedangkan Restoran Korea, berada di urutan yang kesekian. Sehingga, jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Hal ini terjadi, pertama, lebih kepada masalah harga (pricing),” ungkapnya.
Ya. Berbagai Restoran Korea yang ada saat itu, harganya terbilang tinggi. Rata-rata, setiap orang harus merogoh kocek sedalam Rp300 ribu–Rp500 ribu. Sedangkan di SamWon House, hanya sekitar Rp120 ribu–Rp150 ribu. Di samping itu, SamWon House tidak menggunakan daging babi dalam menu-menunya. “Mengingat, orang-orang Indonesia merupakan target market kami,” lanjutnya.
Kedua, menurut alumnus Macquarie University, Sidney, Australia, ini, kebanyakan owner-nya perseorangan dan Orang Korea, bukan perusahaan. “Kalau pemiliknya individu dan kemudian membuka restoran, maka hanya satu restoran saja yang mampu ia kelola. Berbeda dengan SamWon House, yang saya buat dengan sistem. Sehingga, dapat berkembang tanpa owner harus berada di restoran,” imbuhnya.
Berkaitan dengan itu, pada September 2013, SamWon House mengikuti pameran franchise dan menawarkan franchise baik untuk SamWon House maupun SamWon Express. Sekadar informasi, SamWon Express yang berdiri pada akhir 2011 menyediakan Makanan Korea siap saji di mana konsumen rata-rata hanya mengeluarkan uang Rp35 ribu. SamWon Express bisa ditemui di food court Puri Indah Mal dan Bandara Soekarno–Hatta Terminal 1, serta Mal Central Park dan Plaza Indonesia.
“Dalam franchise ini, franchisee ‘hanya’ sebagai investor/penyandang dana, sementara pengelolaannya tetap ada pada kami. Sebab, menurut saya, franchise yang berhasil yaitu franchise yang tidak memerlukan campur tangan franchisee, tapi campur tangan penuh dari franchisor,” tegasnya.
Sementara berbicara tentang royalty fee, baik SamWon House maupun SamWon Express “dibebani” royalty fee sebesar 8%. “Royalty fee ini, sebenarnya ‘cuma’ sarana penunjang supaya franchisee bisa beroperasi dengan maksimal. Ada yang mengatakan 8% itu cukup tinggi. Menurut saya, tidak. Karena, saya men-charge 8% itu untuk royalty fee saja, tidak ada biaya-biaya yang lain lagi,” kata kelahiran Jakarta, 12 Oktober 1986 ini.
Royalty fee, ia menambahkan, diambil begitu outlet beroperasi. Misalnya, outlet mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari, lalu omset dihitung pada akhir Januari dan royalty fee dibayarkan pada awal Februari.
Lalu, kapan modal franchisee kembali? “Untuk itu, kami buatkan simulasi dan kami katakan hal ini kepada mereka di mana angka yang dihasilkan bisa lebih baik atau lebih jelek. Tapi, yang bisa kami janjikan yaitu bahwa empat outlet yang telah kami buka dalam tempo tiga tahun, tidak ada satu pun yang minus cash flow dari bulan pertama beroperasi. Artinya, bisa menutupi biaya sewa tempat, gaji karyawan, dan sebagainya, serta masih ada sisanya,” jelasnya. Selain itu, dengan pemilihan lokasi yang tepat, franchisor menjanjikan BEP (Break Even Point) dalam tempo 6–10 bulan.
Untuk mengambil franchise-nya, SamWon (mengacu pada House dan Express, red.) mensyaratkan pertama, kesanggupan secara finansial/kemampuan dana siap. Kedua, kesepakatan lokasi.
“Mal merupakan prioritas utama kami. Tapi, tidak semua mal kami setujui. Karena, banyak juga mal yang sepi. Pemilihan mal ini, lebih kepada traffic-nya. Selain mal, juga eating destination, seperti ruko (rumah toko) yang ada di Pantai Indah Kapuk,” ujarnya. Sementara untuk luasnya, 12 m²–30 m² (idealnya 15 m²–20 m²) untuk SamWon Express dan minimum 150 m² untuk SamWon House (idealnya 180 m²−200 m²).
Sementara keuntungan menjadi franchisee SamWon yaitu pertama, bagi mereka yang mempunyai passion dalam usaha Masakan Korea, maka SamWon bisa menjadi opsi yang sangat baik. Kedua, citarasa Masakan SamWon cukup baik. Bahkan, bersaing dengan berbagai restoran yang dimiliki oleh Orang Korea.
“Ketiga, franchise SamWon tidak bisa saya katakan pasti berhasil, tapi success rate kami empat dari empat berhasil atau 100%. Empat outlet kami surplus,” ucapnya. Keempat, SamWon memberikan full support. “Kami juga memperbolehkan franchisee standby di outlet atau belajar pada kami,” pungkasnya.
Kesimpulannya, meski tetap tidak dapat sepesat pertumbuhan Restoran Jepang, Restoran Korea mulai tumbuh. Artinya, tetap prospektif. Terbukti, kini, Samwon telah memiliki sekitar 13 outlet baik dalam bentuk Samwon House, Samwon Express, maupun K-Drink yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Tangerang, Jambi, Lampung, Bengkulu, Cirebon, Lombok, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung.