Home / Waralaba / Ketahanan Bisnisnya Sudah Teruji

Ketahanan Bisnisnya Sudah Teruji

Bakmi Naga

 

Salah satu syarat sebuah perusahaan sudah layak diwaralabakan yaitu ketahanan bisnisnya sudah teruji. Dan, itu dimiliki oleh Restoran Bakmi Naga yang telah hadir sejak tahun 1979. Bukan cuma itu, melainkan juga sudah mempunyai puluhan gerai dan pelanggan yang loyal. Nah, tunggu apa lagi wahai calon franchisee?

 

[su_pullquote]Bakmi Naga telah memiliki puluhan gerai dan animo pelanggannya tidak kalah besarnya[/su_pullquote]

e-preneur.co. Hingga kini, perusahaan-perusahaan yang menawarkan franchise masih menjadi primadona bagi mereka yang ingin berbisnis. Hal ini, terlihat dari animo masyarakat yang begitu tinggi dalam setiap pameran franchise, yang digelar di sejumlah kota.

Dari sisi pembeli, bisnis yang dikembangkan dengan konsep franchise dianggap memiliki risiko lebih kecil ketimbang membangun usaha sendiri dari nol. Sedangkan dari sisi pemilik, franchise menjadi salah strategi dalam upaya ekspansi bisnis tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

Imbasnya, banyak pebisnis yang begitu saja menawarkan franchise, tanpa memperhatikan syarat-syarat yang seharusnya dipenuhi. Seperti, yang dilakukan beberapa perusahaan yang baru seumur jagung.

Padahal, sangat jelas jika dari sisi ketahanan bisnis belum teruji. Dalam arti, apakah bisa bertahan atau justru tumbang dalam waktu yang tidak begitu lama.

Kondisi ini, sangat kontras jika dibandingkan dengan Restoran Bakmi Naga (baca: Bakmi Naga, red.) yang justru baru memutuskan menawarkan franchise, setelah bisnisnya berjalan selama 31 tahun. Padahal, dalam kurun waktu tersebut, Bakmi Naga yang didirikan oleh Ny. Liong ini telah mampu menghadirkan resep masakan, yang sesuai dengan lidah para pelanggan. Sehingga, tidak mengherankan jika gerainya sudah mencapai 20 buah yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.

“Sebelumnya, kami sempat tidak berminat mewaralabakan. Tapi, berdasarkan rembug keluarga besar, akhirnya kami memutuskan untuk memfranchisekan. Resminya, waktu pameran franchise baru-baru ini,” ungkap Susanty Widjaya, cucu Ny. Liong sekaligus penerus usaha ini.

Bakmi Naga, Susanty melanjutkan, sudah sangat layak untuk difranchisekan. Karena, selain telah memiliki puluhan gerai, animo pelanggan terhadap Bakmi Naga juga tidak kalah besarnya.

“Sebelum kami franchisekan pun sudah banyak orang yang meminta untuk menjadi franchisee Bakmi Naga,” ujarnya. Dan, ketika tahun 2010 difranchisekan, respon calon franchisee sangat besar. Kurang lebih 200 aplikasi yang masuk.

Tingginya minat sejumlah pihak untuk menjalin kerja sama, tentu tidak terlepas dari track record Bakmi Naga yang konsistensi dalam pemakaian bahan baku yang bebas dari bahan berbahaya, sejak tahun 979. Menurut Susanty, bakminya bagus untuk kesehatan, selain teksturnya terasa garing dan renyah, serta citarasanya berbeda dengan bakmi yang umumnya ada di pasaran.

“Bila menyantap bakmi ini, gurihnya terasa sampai gigitan terakhir. Dan, yang tidak kalah penting yaitu bakmi kami tidak mengadung tambahan bahan pewarna dan pengawet. Sehingga, para penderita sakit maag maupun balita bisa makan bakmi ini,” jelasnya.

Bakmi Naga menawarkan dua tipe franchise yakni tipe resto dan tipe express. “Untuk kedua tipe ini, ada keharusan membayar franchise fee yang berlaku untuk masa kontrak lima tahun,” katanya. Di samping itu, franchisee juga wajib membayar royalty fee dan marketing fee setiap bulannya.

Nilai investasi yang telah ditetapkan itu, ia menambahkan, tidak mencakup biaya sewa tempat dan renovasi. Calon franchiseelah yang harus menanggung semua biaya tersebut, sesuai dengan konsep yang dipilih.

“Kalau tipe resto berarti konsepnya rumah makan. Untuk itu, yang bersangkutan harus mempunyai ruko (rumah toko), rukan (rumah kantor), atau gedung dan berlokasi di tempat-tempat strategis seperti rumah sakit, guest station, atau rest area. Sedangkan tipe express, lebih kepada food court,” jelasnya.

Sementara berbicara tentang perkiraan balik modal, untuk tipe resto akan dicapai dalam waktu 18−24 bulan. Sedangkan untuk tipe express, diperkirakan dalam tempo 10 bulan.

Maintenance, ia melanjutkan, yang akan diberikan kepada para franchisee berupa pelatihan awal untuk operator resto dan karyawan, pengembangan produk yang berkesinambungan, hingga observasi dan audit standarisasi dalam menjaga citarasa khas.

“Kami akan melakukan kunjungan dadakan untuk melihat pelayanannya, sama atau tidak citarasanya, dan sebagainya. Kami juga memberi buku panduan, baik tentang eksterior maupun interior. Di samping itu, juga ada buku panduan lain tentang layanan, kitchen, peralatan yang dibutuhkan, dan lain-lain,” pungkasnya.

 

Check Also

Menunya Ciamik, Tawaran Franchise-nya Menarik

SamWon House   Dalam bisnis yang mengusung konsep franchise, jika bukan keunggulan produknya yang dikedepankan, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *