Home / Kiat / Menggurita Karena Kelezatannya

Menggurita Karena Kelezatannya

Pecel Ponorogo Bu Tari

Memang hanya pecel (sayuran), tapi jika memiliki kelezatan tersendiri, tentu banyak konsumennya. Bahkan, sampai menjadi konsumen yang loyal. Dan, itulah yang terjadi pada Pecel Ponorogo Bu Tari (PPBT). Hingga, akhirnya, dikembangkan dengan konsep waralaba. Dalam tempo setahun, PPBT pun memiliki delapan gerai

e-preneur.co. Pecel Sayuran, begitu Penduduk Jakarta menyebutnya, adalah makanan yang terdiri dari rebusan bayam, tauge, Kacang Panjang, dan beberapa sayuran lain yang dihidangkan dengan siraman sambel pecel atau bumbu kacang, menurut istilah Orang-orang Jakarta. Sementara sambel pecelnya, dibuat dari Kacang Tanah dan Cabe Rawit, yang dicampur dengan Daun Jeruk Purut, Bawang Merah, Asam Jawa, merica, serta garam yang lalu ditumbuk atau dihaluskan.

Biasanya, makanan sehat dan bebas vetsin ini disajikan dengan Nasi Putih hangat dan peyek/rempeyek. Demikian pula, dengan Pecel Ponorogo Bu Tari (PPBT) yang didirikan pasangan suami istri Sukadi dan Lestari Mujiasih, di Surabaya.

PPBT didirikan pada Agustus 2003 dalam bentuk warung tenda. Tujuan awalnya, hanya untuk mengurangi pengangguran sebagai imbas PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan untuk mengatasi dampak krisis ekonomi. Dalam perjalanannya, juga bertujuan untuk mengangkat pamor makanan tradisional Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur ini, dengan cara masuk ke pasar atau kalangan eksekutif. 

Lantaran memiliki rasa sambel pecel yang khas, rempeyek yang renyah dan higienis, pelayanan yang ramah, serta desain outlet yang menarik, PPBT pun semakin digemari konsumen. Terbukti, dari jumlah konsumen yang dari waktu ke waktu semakin bertambah banyak dan dari berbagai kalangan.

Imbasnya, usaha yang dibangun dengan modal awal Rp20 ribu itu, mampu membukukan omset mencapai Rp60 juta/bulan atau setara dengan 300 porsi. “Melihat animo masyarakat yang terbilang luar biasa itu, pada awal tahun 2009, kami memutuskan untuk mewaralabakan PPBT,” kata Lestari Mujiasih.

Akan mendapatkan laba yang pantas

Ada empat tipe konsep waralaba yang disediakan PPBT yaitu tipe gerobak, booth, food court, dan resto. Keempat tipe ini sudah disertai peralatan lengkap.

Di samping itu, franchisee juga memperoleh training karyawan, Standard Operating Procedure, survai lokasi, paket bahan baku awal, jaminan supply bahan, pendampingan pasca opening, dan quality control. “Bahan baku utama di-supply dari pusat, sedangkan untuk bahan yang lain bisa dibeli di sekitar outlet sesuai standar,” ujar perempuan, yang akrab disapa Bu Tari itu.

Untuk masing-masing tipe, kelahiran Blitar, Jawa Timur, itu melanjutkan, berlaku kerja sama selama lima tahun, dengan royalty fee sebesar 5% dari omset per bulan. Sementara, Break Even Point dapat dicapai dalam kurun waktu 12–16 bulan.

Sementara untuk menjadi franchisee-nya, PPBT mensyaratkan agar yang bersangkutan, pertama, memiliki kejujuran, semangat, optimis, dan tidak mudah putus asa. Kedua, mematuhi standarisasi dan peraturan yang telah ditetapkan pusat. Ketiga, memiliki investasi dana yang cukup. Keempat, lulus seleksi franchisee.

“Dengan menjadi franchisee PPBT, yang bersangkutan akan memiliki ilmu dan pengalaman di bisnis makanan, tidak perlu memulai bisnis dari nol, memperoleh komitmen dan support dari pusat, dan mendapatkan laba yang sesuai,” pungkasnya.

PPBT memiliki outlet di Jalan Nginden Intan Barat dan Jalan Rungkut Mapan di mana keduanya berlokasi di Surabaya, serta di Jalan Raya Caman, Jatibening, Bekasi. Setahun setelah diwaralabakan, PPBT berkembang menjadi lima outlet lagi yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gresik, dan Medan.

Selanjutnya, PPBT siap bersaing dengan produk mancanegara. Sebab, brand PPBT sudah lebih dikenal luas oleh masyarakat.

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …