Teri Bajak Medan
Teri Medan sudah dikenal di mana-mana dan banyak orang menyukainya. Tapi, ternyata, hampir tidak ada pelaku usaha yang meliriknya. Dan, Windi pun menangkap celah gurih ini, dengan melahirkan produk olahan Teri Medan berlabel Teri Bajak Medan. Hasilnya, ia meraup omset berlipat-lipat dari modal yang ditanamkan
Tidak terlalu sulit menjual Teri Bajak Medan. Mengingat, Teri Medan memang enak dan sudah dikenal, selain sambalnya juga spesial dan nama produknya unik
e-preneur.co. Teri, ternyata, masuk dalam daftar oleh-oleh ketika para pelancong menginjakkan kaki di Medan. Mengingat, ikan berukuran kecil dan berasa asin ini memang telah dikenal sebagai ikon ibukota Provinsi Sumatra Utara itu.
Namun, tidak banyak pebisnis yang menjadikan Teri Medan, begitu nama kerennya, sebagai produk usaha mereka. Sebab, biasanya ikan ini dibeli dan dijajakan dalam kondisi masih mentah.
Adalah Windi Septia Dewi, yang melihat adanya celah usaha kuliner pada Teri Medan dengan “menghiasinya” dengan bumbu sambal yang menggugah selera. Lalu, ia mengemasnya dengan apik. Selanjutnya, produk yang dinamai Teri Bajak Medan ini ia pasarkan pada 17 Juni 2013.
Kelahiran 29 September 1991 ini, mewujudkan usahanya saat sedang menjadi master of ceremony (MC) dalam sebuah acara dan bertemu dengan teman-temannya dari luar Medan. Mereka bertanya padanya di mana lokasi membeli Teri Medan.
“Teman-teman EO (Event Organizer) dari Jakarta sering bertanya tentang Teri Medan. Lalu, saya kepikiran, kenapa enggak jualan Teri Medan saja. Apalagi, Teri Medan sudah dikenal banyak orang, meski belum ada yang mengangkatnya ke permukaan sebagai makanan,” kisahnya.
Sebagai langkah awal, Windi mengeluarkan modal Rp500 ribu untuk berbelanja bahan baku (Teri Medan dan bumbu-bumbu, red.). Berikutnya, ia meminta bantuan sang Bunda (Masrukiah Simanjuntak, red.) yang memang pintar memasak. Perempuan Batak itu memang lihai meramu sambal yahud, yang kemudian menjadi keunggulan produk ini.
“Untuk menguatkan rasa, kami menggunakan daun bawang Batak. Sehingga, sambal terinya lebih khas. Selain itu, produk ini sehat. Karena, kami tidak menggunakan bahan pengawet tambahan,” tuturnya.
Dikemas dalam bungkus plastik berlogo sedap dipandang mata dan menggugah selera, Teri Bajak Medan menawarkan empat varian yaitu Teri Medan Sambal Merah/Rawit, Teri Medan Kacang Sambal Merah/Rawit, Teri Belah Sambal Merah/Rawit, dan Teri Belah Kacang Sambal Merah/Rawit. Masing-masing berbobot 150 gr dan dibanderol dengan harga Rp50 ribu.
Untuk pemasarannya, semula, Teri Bajak Medan yang tahan sampai satu bulan ini hanya mengandalkan online (twitter, instagram, line, BBM, blog). Tapi, seiring dengan waktu berjalan, produk ini juga bisa ditemukan di toko oleh-oleh Aroma Bakery di Jalan SM Raja Medan dan pusat oleh-oleh Nusantara di Jalan T. Amir Hamzah. Bahkan, kini, Teri Bajak Medan telah memiliki outlet yang eye catching di Jalan Balaikota, Kesawan, Medan Bar.
Menurut Windi, tidak terlalu sulit menjual Teri Bajak Medan. Mengingat, selain Teri Medan memang enak dan sudah dikenal, juga karena sambalnya spesial, serta nama produknya unik. Sehingga, memantik rasa ingin tahu pembeli. Terbukti, Teri Bajak Medan sudah dinikmati oleh konsumen dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Papua, serta konsumen dari luar negeri (Australia, Mekah, dan Paris).
“Saya ingin terus memperkenalkan Teri Bajak Medan sebagai oleh-oleh khas Medan, agar setiap orang yang berkunjung ke Medan selalu ingat,” pungkas Windi, yang dalam perjalanannya menggandeng Vanessa Harahap sebagai mitra bisnisnya dan mengeluarkan produk-produk lain berbasis Teri Medan.