Home / Inovasi / Trik Agar Anak Doyan Makan Sayuran

Trik Agar Anak Doyan Makan Sayuran

Nugget Sayuran

 

Meski memiliki kandungan gizi yang tinggi, sayuran bukan makanan yang disukai anak-anak. Namun, ketika sayuran “disulap” menjadi nugget, anak-anak pun langsung menyukainya

 

Usaha ini dapat dikembangkan dengan bahan baku yang lain, sesuai kreativitas masing-masing pelaku usaha

 

e-preneur.co. Makanan apa yang menjadi musuh bebuyutan anak-anak? Para Ibu rumah tangga tentu akan sepakat menjawab: sayuran! Padahal, sayur-mayur diketahui berperan besar bagi tumbuh kembang anak-anak.

Untuk mengatasi kondisi ini, para Ibu pun berupaya dengan berbagai macam cara. Salah satunya, membuat nugget sayuran. Seperti, yang telah dilakukan Anindita Damayanti.

Awalnya, Ibu dari Nikkei dan Kenichi ini melihat bahwa kedua jagoannya itu sangat pemilih dalam soal makanan. Apalagi, jika sudah menyangkut sayuran. Tapi, tidak demikian dengan nugget, yang merupakan makanan kegemaran mereka.

Selanjutnya, dengan bekal ilmu masak-memasak yang ditimbanya dari Food and Beverage Production, Bogor Hotel Institute, perempuan yang karib disapa Anin tersebut mencoba mengolah sayuran menjadi nugget. Meski, ia masih mencampurkan daging ayam di dalamnya, dengan komposisi 60% daging ayam dan 40% sayuran.

“Untuk sayurannya, aku menggunakan bayam merah, bayam hijau, wortel, dan brokoli yang semuanya merupakan sayuran organik. Sebab, keempat sayuran itu merupakan sayuran yang paling tidak disukai anak-anakku. Di sisi lain, wortel dan bayam hijau mengandung betakaroten yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas, brokoli mengandung nutrisi yang sangat baik bagi penderita penyakit jantung, dan bayam merah kaya akan antioksidan,” jelasnya, ketika ditemui di Taman Yasmin, Bogor, kediaman sekaligus home industry-nya.

Sementara alasan memilih sayur organik, ia melanjutkan, karena sayuran jenis ini tidak menggunakan pestisida, manfaat yang dapat diambil lebih banyak, kaya mineral, dan tidak cepat basi. “Buktinya, dalam kondisi beku dan belum dibuka, nugget buatanku mampu bertahan selama sebulan. Padahal, aku tidak menggunakan bahan pengawet,” imbuhnya. Sekadar informasi, masa kadaluarsa akan menyusut hingga tinggal dua minggu bila kemasan (dalam keadaan beku) sudah dibuka. Karena itu, harus segera dikonsumsi.

Jerih payah Anin terbayar lunas. Kedua buah hatinya menyukai nugget buatannya. Lantaran, setelah digoreng, rasa sayurannya samar dan warnanya tidak jauh beda dengan nugget pada umumnya. “Kecuali nugget bayam merah yang agak kemerahan warnanya. Tapi, pada intinya, tanpa disadari anak-anak sudah makan sayur,” ujarnya.

Lantas, kelahiran Jakarta, 13 Maret 1981 tersebut membagi pengalamannya kepada para Ibu di sekolah anaknya. “Anehnya, mereka tidak meminta resepnya tapi justru memesan nugget buatanku,” lanjutnya.

Akhirnya, Anin mulai membuatkan pesanan para Ibu tersebut. Dalam perjalanannya, jumlah pesanan semakin lama semakin banyak. Sehingga, akhirnya, pada tahun 2006, ia memutuskan untuk menjadikannya bisnis.

Bisnis tersebut, dibangun dengan modal awal sebesar Rp150 ribu yang dibelanjakan untuk bahan baku utama, cetakan, dan loyang. Selanjutnya, ia menyebarluaskan bisnis nuggetnya melalui situs pribadinya dengan menerapkan sistem penjualan melalui agen.

“Usaha ini kubangun dengan konsep made by order dan tidak diproduksi secara masal. Mengingat, statusku sebagai Ibu Rumah Tangga dan produk ini harus disimpan dalam freezer. Sehingga, tidak mungkin memproduksi sekadar sebagai persediaan,” ungkap Anin, yang juga memproduksi nugget keju.

Namun, tidak berarti Anin leha-leha menunggu pesanan. Sebab, sembilan agennya yang tersebar di Sidoarjo, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bandung, Depok, Bekasi I, dan Bekasi II secara teratur memesan nugget buatannya yang diberi label Nugget Mommy.

Untuk itu, setiap 1 atau 2 hari sekali, dengan dibantu dua asistennya, ia memproduksi sebanyak 50−100 bungkus Nugget Mommy. Selanjutnya, nugget-nugget yang dikemas dalam plastik berukuran 200 gr di mana setiap bungkusnya berisi 10 potong itu, dijual ke konsumen (melalui agen). “Pasar segera menyerapnya dalam tempo 1−2 minggu,” ujarnya.

Berbicara tentang prospek, ia melanjutkan, usaha ini terbilang prospektif. Karena, masih dapat dikembangkan dengan bahan baku yang lain. Misalnya, dengan mengganti daging ayam dengan daging-daging yang lain atau menggunakan sayuran lain di samping bayam hijau, bayam merah, brokoli, dan wortel. Tergantung kreativitas masing-masing.

“Ini usaha yang menyenangkan dan tidak semata-mata bisnis. Tapi, juga bisa memberi kemanfaatan pada semua pihak,” pungkas wanita cantik ini. Imbasnya, sejak beberapa waktu lalu, Nugget Mommy mempunyai banyak pengikut.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …