e-preneur.co epreneurship online magazine
Related Articles
Bekaos
Dulu, memakai baju seragam hanya diwajibkan bagi Pegawai Negeri Sipil dan anak-anak sekolah sampai level Sekolah Menengah Atas. Dalam perkembangan, banyak pihak juga menerapkan kewajiban ini. Imbasnya, bermunculanlah usaha-usaha pembuatan uniform. Untuk mengatasi persaingan, berbagai strategi pun dijalankan. Misalnya, menonjolkan kreativitas dan keunikan produk seperti yang dilakukan Bekaos
Untuk menerjemahkan kemauan konsumen, Bekaos menerapkan strategi kecepatan waktu pengerjaan disertai kualitas yang bagus, term pembayaran yang menarik, serta tidak menarik DP (down payment)
e-preneur.co. Baju seragam bukan sekadar menyamakan identitas antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, dalam sebuah perusahaan. Pakaian yang seragam, juga bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan kebanggaan sebagai bagian dari sebuah perusahaan.
Dalam kadar tertentu, dapat pula untuk mengendalikan perilaku. Seorang karyawan tidak akan berperilaku sembarangan, ketika ia masih mengenakan baju seragam.
Perusahaan-perusahaan kecil sekali pun, membutuhkan baju seragam demi bonafiditas dan menghindari kemungkinan dimanfaatkan oleh karyawan “gadungan”. Di sisi lain, baju seragam juga bisa berfungsi sebagai branding perusahaan.
Itu artinya, rentang pengguna baju seragam hampir menyeluruh yakni dari perusahaan teri sampai perusahaan kakap. Dan, imbasnya, permintaan pembuatan baju seragam pun booming.
“65%−70% usaha saya memang pembuatan uniform. Sisanya, business promotion support,” ungkap Fauzi Iskak, owner Bekaos.
Ya, fenomena penggunaan uniform—yang dulu hanya diwajibkan bagi Pegawai Negeri Sipil dan anak-anak sekolah sampai level Sekolah Menengah Atas—memunculkan berkah tersendiri bagi para pengusaha seperti Fauzi. Pada awalnya, pria kelahiran Riau ini menggeluti bisnis promotion support. Tapi, ketika permintaan pembuatan pakaian seragam terus bertumbuh, ia tidak menyia-nyiakan peluang ini. Hingga, core business-nya sedikit bergeser ke arah pembuatan baju seragam.
“Bagi bisnis semacam ini, krisis tidak terlalu berpengaruh. Momok terbesarnya justru fluktuasi harga. Sekali pun harga tinggi tapi kalau stabil, tidak terlalu merisaukan. Namun, kalau harga naik−turun itu baru masalah. Misalnya, hari ini harganya Rp100,-, besok menjadi Rp200,” jelasnya.
Selain itu, masalah bermunculannya pemain-pemain baru. Menurut Fauzi, jumlah pemain di bisnis ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. “Kini, bisnis ini sudah ‘menjamur’,” katanya.
Untuk mengatasi persaingan, Fauzi menambahkan, kreativitas dan keunikan produk, serta pelayanan terhadap konsumen bisa dijadikan pembeda. “Kalau dari sisi harga, semuanya nyaris sama. Lagi pula, tidak semua perusahaan mencari produk berharga murah. Itu artinya, harga tidak bisa dijadikan keunggulan di bisnis ini,” ujarnya.
Untuk menerjemahkan kemauan konsumen, Bekaos juga menerapkan beberapa strategi pembeda dengan perusahaan sejenis yakni kecepatan waktu pengerjaan disertai kualitas yang bagus, serta term pembayaran yang menarik. Di samping itu, tidak menarik DP (down payment) untuk pengerjaan order.
Ada dua keuntungan yang ingin dibidik Bekaos dengan tidak adanya DP. Pertama, masalah bonafiditas perusahaan. Secara tidak langsung, menunjukkan betapa sehat keuangan perusahaan. Sehingga, tanpa memungut DP sekali pun sanggup mengerjakan order besar. Kedua, dengan tidak adanya DP, Bekaos menjadi harus lebih berhati-hati dalam pengerjaannya. Karena, konsumen yang kecewa bisa meninggalkannya begitu saja.
Strategi pembeda ini, ternyata sangat ampuh. Di tengah merebaknya persaingan, sejumlah perusahaan swasta nasional, BUMN, maupun multinasional tetap menjadi konsumen setia Bekaos.
Selain itu, sebagai bentuk komitmen terhadap konsumen, Bekaos tidak segan membuat baju seragam dalam partai kecil. “Misalnya, sebuah perusahaan memesan 5.000 pieces. Tapi, kemudian, ternyata kurang lima pieces. Maka, Bekaos tetap mengerjakan tambahannya. Kadang, hal ini tertuang dalam kontrak, kadang pula tidak, namun tetap dikerjakan sebagai bentuk komitmen Bekaos terhadap kepuasan pelanggan,” tegasnya.
Imbasnya, Bekaos pun dijadikan langganan oleh sejumlah perusahaan besar, di antaranya Telkomsel, Medco, Trakindo, Jasa Raharja, Elnusa, Adaro, dan Darma Henwa. Selain itu, juga dipercaya oleh institusi kepolisian untuk membuat rompi polisi dan rompi untuk para petugas Busway Transjakarta. “Bisnis ini masih prospektif, meski banyak pemainnya. Yang penting unik dan kreatif,” pungkas Fauzi.
