Home / Agro Bisnis / Semakin Keriput, Semakin Lezat, Semakin Laku

Semakin Keriput, Semakin Lezat, Semakin Laku

Jeruk Nambangan

Jeruk, apa pun itu jenisnya, memiliki nilai ekonomi dan mengandung gizi yang cukup tinggi, serta dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan. Termasuk, Jeruk Nambangan yang mulai langka. Tidakkah Anda tertarik untuk menjadikannya bisnis?

jeruk nambangan-4e-preneur.co. Bila Anda berkunjung ke Surabaya, cobalah sempatkan untuk mampir ke supermarketnya atau memperhatikan dagangan yang dijajakan di sepanjang trotoar Kota Buaya itu. Dipastikan, di sana, Anda akan menemukan Jeruk Nambangan.

Bahkan, saking ngetopnya jeruk itu, varitas lain dengan beraninya menempeli diri mereka dengan “brand” Jeruk Nambangan “asli” Magetan (dan Madiun), hanya agar cepat laku terjual. Padahal, Nambangan merupakan nama suatu wilayah di Jawa Timur, sedangkan jeruk ini dapat ditanam di wilayah mana pun.

Namun, apa sebenarnya jeruk Nambangan?Nambangan itu sendiri merupakan nama suatu desa di Madiun. Tapi, dalam penelusuran ke wilayah itu, Eko Sulistiyono, petani Jeruk Nambangan dari Desa Baron, Magetan, Jawa Timur, tidak menemukan satu pun petani atau lahan yang khusus ditanami pohon jeruk yang termasuk bagian dari jeruk besar (Citrus maxima Herr.), seperti Jeruk Bali, Jeruk Pamelo, dan sebagainya ini.

[su_pullquote align=”right”]Lantaran kandungan gizi dan vitaminnya lebih baik, serta citarasanya khas, jika sedang musim panen, Jeruk Nambangan cepat sekali terjual[/su_pullquote]

Konon, jeruk yang termasuk jenis unggul ini, makin merosot jumlahnya akibat perluasan kota. Kini, sentra produksi (yang dikenal dengan nama Adas Nambangan, red.) jeruk yang warna daging buahnya merah muda dan menjadi merah hingga kejingga-jinggaan setelah tua ini, mulai bergeser ke Desa Sukomoro, Desa Tamanan, dan Desa Tambak Mas yang merupakan desa-desa di Magetan. Di samping itu, pohon jeruk ini juga dapat dijumpai di Ngawi dan Malang (Jawa Timur), serta Bali.

“Untuk menanam Jeruk Nambangan, yang penting daerahnya harus bersuhu sedang dan berada di lereng pegunungan. Lalu, bijinya disemaikan di tanah yang telah dipupuk sebelumnya. Jarak tanam masing-masing 4 m. Kemudian, disiram dengan air secukupnya, ditambahi pupuk kandang, dan sedikit pupuk kimia,” kata Eko. Untuk bijinya, dapat dibeli di toko atau outlet pertanian atau pembibitan di kota mana pun. Sedangkan untuk perawatannya, sama seperti merawat tanaman jeruk pada umumnya.

Waktu panennya, tergantung pada bagaimana cara menanamnya. “Dengan sistem cangkok, bisa dipanen pada umur satu tahun.Tapi, cara ini membuat usia pohon tidak tahan lama. Dengan sistem stek, bisa dipanen pada umur 4–5 tahun,” ujarnya.

Untuk satu pohon berumur lebih dari lima tahun, rata-rata dapat dipanen 20–25 buah dengan grade A–B dan 30–40 buah untuk all grade. “Jeruk Nambangan dapat bertahan hingga umur 30–40 tahun,” lanjutnya.

Namun, seperti umumnya orang bercocok tanam, akan selalu dihadapkan pada berbagai kendala. “Bila musim panen bersamaan waktunya dengan musim hujan, rasa buah tidak seberapa manis dan daya tahannya pun tidak lama. Tapi, sejauh ini, kendala yang kami hadapi belum seberapa,” katanya.

Jeruk Nambangan, secara kasat mata, tidak berbeda dari jeruk-jeruk besar lainya. Tapi, setelah dikupas, akan terlihat perbedaan tajam antara jeruk ini dengan “saudara-saudaranya” yaitu kulit yang lebih tipis, warna bagian dalam tidak semerah Jeruk Bali, dan rasanya manis asam tapi tidak getir.

Di samping itu, jeruk yang mampu bertahan hingga tiga bulan ini, rasanya justru semakin enak dan segar bila kulitnya mulai agak keriput. Tapi, dengan catatan, disimpan pada suhu ruang dan tidak tepercik air, apalagi dicuci. Karena, kondisi itu dapat membuat daya tahan buah berkurang hingga tinggal 7–10 hari.

Eko dan keluarga besarnya menanam Jeruk Nambangan, selain ingin memanfaatkan lahan, juga melihat bahwa dibandingkan dengan jeruk-jeruk lain, Jeruk Nambangan memiliki kandungan gizi dan vitamin yang lebih baik, serta citarasa yang khas.

“Buktinya, jika musim panen jeruk Nambangan, dengan cepat sekali ia terjual,” ucapnya. Lalu, pada tahun 1998, di atas lahan seluas satu hektar yang terbagi menjadi enam petak, ditanamlah 605 pohon Jeruk Nambangan.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *