Home / Frontline / Hobi Pembawa Berkah

Hobi Pembawa Berkah

Cupid Hamster 

(Muhammad Fadlan)

Tak kenal, maka tak sayang. Begitulah gambaran awal pertemuan Fadlan dengan hamster. Sampai akhirnya, dia menyadari bahwa binatang omnivora ini bisa dijadikan ladang bisnis, yang memberi pemasukan yang sangat menggiurkan untuk kapasitasnya sebagai mahasiswa

TOSHIBA CAMCORDER

e-preneur.co. Berawal dari sepasang hamster pemberian pamannya, Muhammad Fadlan mulai menyukai binatang kecil berbulu ini. Lalu, dari sekadar suka, dia melengkapi koleksinya dengan membeli beberapa ekor hamster lagi, dengan niat menjadikan hewan ini sebagai hobi pembawa berkah. Berselang setahun, Fadlan yang kala itu masih berstatus mahasiswa semester VIII Sekolah Tinggi Teknik Harapan, Medan,sudah mampu membuka usaha jual beli hamster.

“Paman saya mempunyai hamster dan dia memberi saya sepasang. Saya mencoba memelihara dan akhirnya menyukai. Kemudian, saya membeli hamster jenis lain,” tuturnya, saat ditemui di pengembangbiakkan hamsternya di Jalan Karya Wisata Ujung, Komplek Tenera, Medan.

Di tempat ini, iamenempatkan hamster-hamsternya dalam kotak tembus pandang yang disusun dengan rapi dan memisahkan mereka sesuai dengan jenisnya. Dengan sangat antusias, ia menunjukkan koleksinya yang sangat aktif itu. Bahkan, ada juga yang sedang menyusui bayi-bayinya yang masih merah seperti bayi tikus.

Fadlan memulai usahanya dengan modal Rp2,5 juta yang digunakan untuk membeli 15 ekor hamster, perlengkapan, dan pakannya. Setelah itu, dengan pengetahuan yang kian bertambah, dia mulai mengembangbiakkan ke-15 hamster itu hingga menjadi jadi 30 ekor.

Hal ini, membuat kelahiran Medan, 11 Desember 1989 ini mulai penasaran dengan masalah genetik hamster. Lantas, belajarlah dia secara otodidak dengan perpaduan warna bayi hamster saat indukan dikawinkan menjadi fokusnya.

[su_pullquote align=”right”] Hanya butuh waktu dua bulan untuk balik modal, terhitung dari awal membangun usaha ini[/su_pullquote]

Tahun 2011, Fadlan pelan-pelan belajar tentang hamster dari dokumen di facebook dan Komunitas All About Hamster Indonesia. Dia juga membuat Komunitas Medan Hamster Lovers. Dan, melihat geliat pecinta hamster, dia memutuskan membuat usaha dengan nama Cupid Hamster Medan.

Selanjutnya, Fadlan mulai memasarkan hamsternya by online mulai dari facebook-nya dengan akun Fadlan Veadl Graft, kaskus, hingga Toko Bagus (sebuah toko online, red.) dengan nama Cupid Hamster. “Bisa dibilang 90% konsumen merupakan teman-teman komunitas saya dan rata-rata masih muda,” katanya.

Di sisi lain, saking sayangnya Fadlan dengan binatang pengerat ini, dia ingin tetap menjaga kualitas makhluk omnivora ini dengan tidak sembarang menjualnya. Buah hati pasangan Mushshin dan Yusfa ini, sangat selektif dengan calon pembeli dan memastikan konsumen bisa menjaga dengan baik hamsternya.

“Untuk menjaga populasi hamster, saya sangat jeli dengan konsumen,” tegas Fadlan, yang menjual hamster anakan (umur dua bulan, red.) dengan harga Rp25 ribu–Rp700 ribu per ekor.

Nina-Fadlan-Cupid Hamster Medan (12)Hal itu, dilakukannya bukan tanpa alasan. Dia ingin menjaga reputasi Indonesia yang sudah masuk daftar hitam soal hamster, dalam lima tahun terakhir ini.

“Perkembangan hamster di Indonesia memang pesat. Tapi, Indonesia masuk blacklist. Karena, hamster tidak dijaga dari sisi perawatan dan secara genetik sangat berserakan. Misalnya, ada satu jenis yang dilarang digabung eh ini malah dikawinkan,” jelasnya.

Selain menjual hamster, Fadlan mengembangkan usahanya dengan menjual perlengkapan hamster mulai dari pakan hingga kandang dan asesorisnya. Dia juga membuat kandang secara handmade yang dibanderol dengan harga Rp150 ribu dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Sedangkan asesorisnya, seperti botol minuman dan pasir mandi, dijual dengan harga Rp15 ribu–Rp20 ribu.

“Awalnya, saya tidak kepikiran untuk menjadikan usaha hamster ini komplit sampai ke perlengkapannya. Tapi, setelah merasakan uangnya, saya melihat peluang dan respon pasar sangat bagus,” lanjutnya.

Dalam sebulan, rata-rata 20 ekor hamster terjual. Bahkan, kalau sedang banyak pesanan, bisa mencapai 50 pasang. Untuk itu, paling sedikit, Fadlan bisa mendapatkan omset Rp3 juta–Rp4 juta.Di samping itu, dia juga sering ikut pameran dari kampus ke kampus di mana di sini dia bisa memperoleh Rp1 juta/hari.

Fadlan mengaku bahwa dia hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk balik modal, terhitung dari awal membangun usaha ini. Tidak banyak biaya operasional yang harus dikeluarkannya, selain untuk pakan hamster. Lantaran, dia mengerjakannya sendiri dan memasarkannya via online. “Meskiby online, kadangkala ada yang datang langsung ke sini,” ujarnya.

Untuk pengiriman ke luar daerah, Aceh misalnya, Fadlan memanfaatkan jasa bus dan supirnya. Untuk itu, ia berkoordinasi dengan supir bus, agar menjaga hamsternya. Contoh, jika si hamster lemas, maka supir bus diminta memberinya madu. Sementara untuk konsumen, dibebani ongkos kirim Rp50 ribu.

Saat ini, masih ada 200-an hamster yang disimpan di peternakan kecilnya.Fadlan mengaku jika tidak memiliki kendala dalam memelihara hamsternya. “Karena disenangi, jadi seperti tidak ada kendala. Cuma membersihkan serta memberi makan dan minum,” ucapnya.

Dalam menjaga kebersihan, ia menggunakan pasir penghilang aroma.Sehingga, air kencingnya tidak tercium ke seluruh ruangan. Hal ini pula, yang membuat ruangan di area peternakannya ramah aroma.Meski, isinya hewan pengerat semua.

Kendala yang ada bersifat alamiah, Fadlan melanjutkan, yaitu penyakit. Ada beberapa jenis penyakit yang menyerang hamster, seperti jantung, tumor, dan heat stroke. Untuk itulah, ia memberikan campuran quaker oat pada pakannya. Sedangkan untuk minumannya, hanya air putih matang.

“Hamster yang terkena heat stroke, harus dihindarkan dari matahari. Kalau lemas, langsung dimasukkan ke dalam kulkas, tapi pintu jangan ditutup atau langsung dikasih madu,” jelasnya.

Karena beranjak dari hobi, Fadlan mengungkapkan, tidak menjadikan profit di urutan teratas dalam usahanya. Melihat hamster-hamsternya bergerak riang saja sudah membuat harinya indah. Tapi, dia tetap mempunyai target di mana ke depan ingin menjadi eksportir hamster. Niatnya ini, didasari keinginan untuk menaikkan citra Indonesia yang sudah terlanjur buruk di mata pecinta hamster dunia. “Target berikutnya baru profit,” pungkasnya.

Check Also

Melon Eksotik Berharga Fantastik

Melon Sakata Selama ini, kita hanya mengenal dan mengonsumsi melon berdaging buah putih. Padahal, ada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *