Home / Celah / Rent ‘n Play

Rent ‘n Play

Kalau Bisa Menyewa, Mengapa Harus Membeli?

Bak buah simalakama. Anak-anak membutuhkan mainan untuk mendampingi tumbuh kembang mereka. Tapi, di sisi lain, anak-anak cenderung mudah bosan terhadap mainan mereka. Padahal, harga mainan itu terbilang tidak murah. Nah, ketimbang nantinya cuma jadi sarang debu, lebih baik menyewakannya saja, bukan? Itulah yang dilakukan Anita melalui Rent ‘n Play dan ternyata usaha ini balik modalnya terbilang cepat

[su_pullquote align=”right”]Konsumen bisa menyewanya dalam jangka waktu satu minggu, dua minggu, hingga satu bulan. Bahkan, cuma sehari pun boleh [/su_pullquote]

e-preneur.co. Anak-anak identik dengan mainan. Melalui benda-benda berwarna-warni dan berbentuk lucu itulah mereka mengisi waktu, belajar tentang beberapa hal sederhana, dan merangsang syaraf-syaraf motorik.

Anak-anak juga identik dengan mudah bosan. Jadi, begitu perasaan itu muncul, mereka akan segera meninggalkan dolanan yang baru saja mereka beli atau mainkan. Hingga, pada akhirnya, mainan yang tidak murah harganya itu akan teronggok di sudut rumah atau bertumpuk begitu saja dalam keranjang mainan mereka.

sewa-mainan-4

Banyak orang tua mencoba mengatasi kemubaziran ini, dengan mengajak anak-anak mereka bermain di mal. Tapi, permainan-permainan yang tersedia di berbagai pusat perbelanjaan tersebut, tentu saja tidak dapat dijamin kebersihannya.

Kondisi yang sama dialami Anita Rachman. “Kalau dipikir-pikir, membeli mainan anak-anak atau perlengkapan bayi itu suatu pemborosan. Contoh, keranjang bayi hanya dipakai sampai si bayi berumur enam bulan dan sesudahnya cuma teronggok di gudang. Bahkan, saya memiliki prosotan turun-temurun dari keponakan ke anak-anak saya dan kondisinya sampai sekarang masih kuat. Dari sini, terpikir oleh saya untuk menyewakannya,” tutur Anita.

Tahun 2006, Ibu dari Michelle dan Valentio ini membuka usaha penyewaan mainan anak-anak yang dinamai Rent ‘n Play. Tapi, kendati yang bermain di usaha semacam ini saat itu masih dalam hitungan jari, ternyata baru Februari 2008, masyarakat memberikan tanggapan yang baik. Lalu, karena masih banyak yang harus dipersiapkan, baru empat bulan kemudian usaha ini resmi beroperasi.

“Berbagai mainan yang tersedia di sini, bukan mainan-mainan canggih yang menggunakan teknologi tertentu, melainkan mainan-mainan biasa yang juga dapat merangsang syaraf motorik anak. Misalnya, menyusun alfabet, prosotan, ayunan, dan lain-lain,” kata sarjana komputer akuntansi bisnis, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, ini.

Rent ‘n Play menyediakan setidaknya 110 item mainan (20% di antaranya “warisan” putri pertamanya, red.), yang dapat disewa dalam jangka waktu satu minggu, dua minggu, hingga satu bulan. “Satu hari pun boleh. Misalnya, untuk memeriahkan pesta perkawinan atau ulang tahun,” ujar Ardian Wirawan, yang turut membantu bisnis istrinya ini.

Setelah masa penyewaan berakhir, Ardian melanjutkan, konsumen dapat memperpanjang sampai batas yang tidak ditentukan. “Masa perpanjangan sewa, sebaiknya dilakukan sebelum masa sewa terdahulu berakhir. Demikian pula, jika ingin mengganti mainannya. Sehingga, konsumen tidak terkena lagi beban biaya pengantaran,” ucapnya. Sedangkan untuk tarifnya, tergantung pada lamanya menyewa dan jenis permainan yang disewa.

Namun, sebelum meminjam mainan-mainan itu, mengingat tidak membebankan uang jaminan, maka setiap keluarga harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti menyerahkan salinan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk. Selain itu, rumah yang ditinggali harus rumah milik sendiri.

“Suatu ketika, mainan kami disewa oleh sebuah keluarga yang ternyata rumahnya masih mengontrak. Ketika jatuh tempo masa sewa, kami mendatangi rumah mereka untuk mengambil mainan. Ternyata, mereka sudah pindah dan membawa serta mainan kami. Untungnya, tetangga keluarga itu memberi tahu kami ke mana mereka pindah. Lantas, kami mendatangi rumah kontrakan mereka yang baru sekadar untuk mengambil mainan kami,” kisahnya.

sewa-mainan-1

Selanjutnya, calon konsumen harus menandatangani semacam surat perjanjian sewa menyewa. Salah satu poin dari surat perjanjian tersebut menyatakan bahwa apabila setelah dikembalikan, ternyata mainan itu rusak atau cacat, maka konsumen harus menggantinya sesuai dengan harga barang tersebut saat dibeli. “Tapi, kalau kerusakan itu masih dapat diperbaiki, konsumen hanya diharuskan mengganti biaya perbaikan,” kata Anita.

Sesudah itu, mainan yang ditujukan bagi para bayi hingga anak-anak berumur tujuh tahun itu pun, diantar ke rumah konsumen. “Kami sengaja mengantarnya untuk sekaligus mensurvai rumah konsumen,” jelasnya.

Usai disewa dan dikembalikan lagi, mainan-mainan impor yang anti toxic dan aman bagi bocah-bocah penderita autis ini, segera dicuci bersih. Lantas di-packing dengan plastik kedap udara. Selanjutnya, dikontrol lagi jika akan disewakan lagi. “Kami sangat mengutamakan kebersihan dan pelayanan, mengingat penyewanya adalah para Ibu,” kata kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1980 ini.

Sedangkan untuk mengatasi persaingan dengan ‘para pengikut jejak’nya, Rent ‘n Play yang berlokasi di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ini hanya mengandalkan harga sewa yang bersaing dan jumlah mainan yang lebih banyak. “Untungnya, kami menjalin kerja sama dengan beberapa agen mainan impor. Ketika mainan-mainan tersebut masuk ke Indonesia, mereka akan menawarkannya terlebih dulu kepada kami, sebelum ‘melemparkannya’ ke pasar,” imbuh Ardian.

Seiring berjalannya waktu, Rent ‘n Play yang telah memiliki lebih dari 100 keluarga sebagai konsumennya, baik yang tersebar di Jakarta, Cibubur, maupun Bekasi, melihat bahwa prospek usaha ini semakin lama semakin bagus. Terbukti dengan modal awal sekitar Rp100 juta, yang hanya dibelanjakan untuk menambah jumlah mainan, setiap bulan dapat diraup omset puluhan juta rupiah pada “masa panen”. Sedangkan pada masa sepi, cukup setengahnya saja.

Untuk menambah omset, Rent ‘n Play juga merambah pesta ulang tahun anak-anak. Di samping itu juga event-event khusus, seperti natal, tahun baru, lebaran, valentine, dan berbagai acara untuk mengisi liburan sekolah.

“Begitu sebuah keluarga menyewa mainan-mainan kami, secara otomatis mereka menjadi member kami. Bagi member yang menyewa mainan-mainan kami untuk acara-acara tersebut di atas, kami memberi diskon. Selain itu, mereka juga akan memperoleh suvenir, voucher penyewaan, dan sebagainya,” ungkap sarjana komputer dari University of Southern Queensland, Australia, ini.

Sedangkan untuk perkembangan ke dalam, Rent ‘n Play yang kemudian berganti nama menjadi Michie’s Rent ‘n Play membentuk agen. Fungsinya, untuk mengatasi penyewa yang lokasi rumahnya terlalu jauh, yang notabene biaya pengantarannya pun menjadi lebih mahal.

“Nah, kalau ada agen kami di lokasi itu kan kendala yang kami hadapi saat ini akan teratasi. Sedangkan untuk permainannya, kami akan meminjamkannya kepada agen-agen tersebut,” pungkasnya.

Demikianlah cerahnya prospek bisnis sewa mainan anak-anak ini. Mengingat selama masih ada anak-anak, maka mainan mereka juga akan selalu ada dan dibutuhkan. Tidak mengherankan, bila ke depannya Anita juga akan mewaralabakan usaha yang sudah dipatenkan ini.

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *