Home / Agro Bisnis / Bisa Untuk Kurban, Bisa Untuk Akikah

Bisa Untuk Kurban, Bisa Untuk Akikah

Domba

 

Upacara-upacara keagamaan dalam Islam banyak melibatkan kambing. Padahal, di samping kambing, ada domba yang juga halal dan sah digunakan, serta memiliki banyak keunggulan 

 

e-preneur.co. Berbicara tentang domba (Inggris: sheep, red.) tidak akan mungkin dilepaskan dari pembicaraan tentang kambing (Inggris: goat, red.). Mengingat, secara fisik, keduanya sangat mirip. Meski, sebenarnya, telinga kambing lebih panjang daripada domba.

Sementara dari segi pengembangbiakkanya, kambing (Latin: capra aegagrus hircus, red.), khususnya Kambing Jawa, tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan ringkih. Sedangkan domba (Latin: ovis aries, red.), memiliki daya tahan tubuh yang kuat, adaptif, dan pertumbuhan atau pertambahan bobot tubuhnya lebih cepat. Apalagi, untuk Domba Gibas dan Domba Ekor Gemuk. Dari segi pakan pun, domba tidak pilih-pilih.

Namun, karena mindset masyarakat “mengatakan” jika kambing lebih baik dan sah digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dalam Islam, maka harga domba pun lebih murah Rp100 ribu−Rp150 ribu untuk setiap ekornya dibandingkan dengan kambing, dengan bobot yang sama.

Di luar itu, sama halnya dengan kambing, domba pun sudah layak kawin pada umur delapan bulan. Lalu, selama dua tahun, domba betina akan bunting dan melahirkan sampai tiga kali, dengan rata-rata setiap kelahiran dua anak. Sesudah itu, biasanya masa hidupnya harus diakhiri dengan menjadi santapan di meja makan. Karena, ia sudah tidak mungkin lagi dijadikan indukan.

Berbeda dengan nasib domba jantan yang menjadi pejantan. Sebab, ia harus “bertanggung jawab” atas 10 domba betina. Dengan demikian, ia masih akan dibiarkan hidup sampai masa hidupnya benar-benar berakhir pada umur lima tahun.

Dari segi harga pun, domba pejantan lebih mahal dibandingkan domba betina siap kawin. Tapi, domba betina siap kawin tetap lebih mahal ketimbang bakalan/anakan siap jual (umur enam bulan, red.).

“Meski anak-anak domba sudah disapih pada umur dua bulan, tapi mereka baru layak jual pada umur enam bulan. Sebab, umur 0−4 bulan merupakan masa pembentukan rangka, di samping masih ringkih untuk dipindah-pindahkan. Jadi, sebaiknya masih tetap berada di tangan peternaknya. Sementara setelah berumur 4−6 bulan, badan sudah terbentuk dan rangka sudah optimal. Sehingga, tinggal penggemukan saja,” kata Syahrizal, peternak domba dari Bogor.

Dari segi pemanfaatannya, domba bukan hanya dapat “diambil” dagingnya, melainkan juga kulitnya (bukan bulunya, red.). Selain itu, kotorannya dapat dijadikan pupuk kandang. Nantinya, urinnya pun akan diolah menjadi pupuk cair (masih dalam penelitian, red.). Untuk tanduknya, beberapa peternak domba dalam skala besar juga sudah memanfaatkannya untuk produk kerajinan tangan.

Di samping sebagai hewan kurban, domba pun dapat digunakan dalam perayaan akikah

Di samping sebagai hewan kurban, pemilik Domba Ekor Tipis, Domba Ekor Gemuk, dan Kambing Jawa ini melanjutkan, domba pun dapat digunakan dalam perayaan akikah. Seperti yang ditawarkan Ikhlas Aqiqah, usaha yang didirikannya pada Agustus 2010.

Setiap bulan, sekitar 30 ekor domba Ikhlas Aqiqah diserap pasar untuk akikah. Untuk meningkatkan serapan, pemilik peternakan seluas 250 m² ini, akan menjalin kerja sama dengan berbagai rumah sakit bersalin. Sehingga, bisa meraih target penjualan sebanyak 50 ekor domba/bulan. Sementara untuk jangkauan usahanya, meliputi Tangerang, Depok, Bogor, Pondok Aren, Bintaro, dan Jakarta Selatan.

Di samping itu, Ikhlas Aqiqah juga menempatkan diri sebagai mitra non resmi, Maksudnya, ketika para peternak kehabisan persediaan domba, mereka dapat “mengambil” di peternakannya. “Jadi, boleh dikata, Ikhlas Aqiqah ini peternak sekaligus pemasok domba,” ungkap kelahiran Banda Aceh, 28 Juli 1979 ini.

Berbicara tentang prospek bisnis beternak domba, menurut sarjana telekomunikasi dari Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung, ini, sangat baik. “Sebab, di kalangan masyarakat muncul kesadaran yang meningkat dalam berakikah. Di sisi lain, banyak rumah makan yang menyerap domba dalam jumlah besar. Sementara ketersediaan domba dijamin dan harganya masih bisa ditekan,” pungkasnya, optimis. Jadi, yuk beralih dari kambing ke domba.

 

Catatan

Bila lokasi peternakan di dekat perkotaan, Syahrizal menyarakan agar memilih penggemukan daripada pembibitan. Mengingat, bau kotoran dan air kencing domba sangat menyengat, di samping biaya operasional dapat ditekan dan perputaran modalnya lebih cepat. Untuk itu:

  • Gunakan kandang yang bagus di mana ada jarak 1 m antara kandang dengan tanah. Sehingga, air kencing dan kotoran yang jatuh akan diserap dengan baik oleh tanah. Imbasnya, gas amoniak yang keluar dari urin dan kotoran tidak akan langsung dihirup oleh paru-paru domba.
  • Risiko kematian 2%−3%.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …