Home / Agro Bisnis / Rasanya Legit, Harganya Selangit

Rasanya Legit, Harganya Selangit

Durian Bawor

 

Musim durian hanya terjadi sekali dalam setahun. Tapi, itu dulu, ketika Durian Bawor belum hadir. Dikatakan begitu, sebab, Pohon Durian ini berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Sehingga, dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Sementara, harga buahnya minimal Rp50 ribu untuk setiap kilogramnya. Menggiurkan, bukan?

 

e-preneur.co. Apa ya yang akan terjadi jika beberapa varietas Pohon Durian unggulan yang “beredar” di Indonesia, baik durian lokal maupun impor, dijadikan satu pohon? Mungkinkah, Pohon Durian baru itu akan menghasilkan Buah Durian yang lain daripada yang lain? Mungkinkah akan dihasilkan Buah Durian yang lebih unggul ketimbang Buah-buah Durian unggulan, yang selama ini dikonsumsi baik dari bobot, rasa, maupun harganya?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dalam benak Sarno Ahmad Darsono, seorang guru Sekolah Dasar di Alasmalang, Kemranjen, Banyumas. Akhirnya, tahun 1996, pria yang sedari kecil sudah akrab dengan buah berduri itu menggabungkan 35 varietas Pohon Durian unggulan di Indonesia dan impor. Penggabungan tersebut, dilakukannya dengan cara okulasi di mana bagian atas pohon berasal dari Pohon Durian Monthong atau Durian Chanee (keduanya merupakan durian yang berasal dari Thailand, red.), sementara bagian bawah pohon berasal dari gabungan 35 varietas Pohon Durian lainnya.

Empat tahun kemudian, pohon baru itu tumbuh dan berbuah dengan sangat lebatnya. Sehingga, dapat dinikmati semua penduduk di kecamatan tersebut.

Bukan cuma itu, Buah Durian yang dihasilkan yang kemudian dinamai Durian Bhinneka Bawor (baca: Durian Bawor, red.) itu, juga memiliki daging buah yang tebal dan berwarna oranye, tapi bijinya kecil dan tipis. Sementara rasanya legit, agak sedikit pahit. Sedangkan bobot matangnya rata-rata 6−9 kg dan bobot maksimalnya mencapai 15 kg. Selain itu, semakin tua si pohon, semakin lebat buahnya.

“Sebuah Pohon Durian Bawor berumur tiga tahun mampu menghasilkan 30 buah. Sebuah Pohon Durian Bawor yang lain, yang telah berumur tujuh tahun, mampu menghasilkan sekitar 107 buah,” tutur Bambang Sugiatmoko, yang pernah menjual Bibit dan Buah Durian Bawor untuk pasar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Padahal, berdasarkan pengalaman, Pohon Durian Bawor mampu bertahan hingga berumur 15 tahun, seperti yang terlihat dari pohon indukannya.

Pohon Durian Bawor juga berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Sehingga, pohon yang dapat dipanen untuk pertama kalinya empat tahun setelah ditanam ini, dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Sedangkan Pohon-pohon Durian lain, cuma dapat dipanen setahun sekali. Sementara untuk memanennya pun tidak sulit. Karena, rata-rata tinggi Pohon Durian Bawor hanya dua meter.

Dari situlah, muncul kesepakatan dari masyarakat setempat untuk melakukan pembibitan secara beramai-ramai. Apalagi, proses pembibitannya sama sekali tidak ada kendala.

Dalam perjalanannya, di Alasmalang telah dihasilkan lebih dari 5.000 pohon anakannya yang juga dihasilkan dengan cara okulasi, sama dengan pohon indukannya. “Tapi, setelah okulasi terjadi, lalu kami modifikasi dengan menambahi 3−5 batang Pohon Durian yang lainnya lagi. Sehingga, terlihat seperti Pohon Durian berkaki,” ungkapnya. 

Kaki-kaki tersebut, Bambang melanjutkan, bukan hanya menjadikan Pohon Durian Bawor itu memiliki bentuk yang unik dan artistik, melainkan juga membuat si pohon berumur lebih panjang, tahan terhadap penyakit tanaman, lebih cepat berbuah, dan lebih banyak jumlah buahnya tanpa mempengaruhi rasanya, serta memperkuat struktur tanah. Di sisi lain, ketahanan pohon ini terhadap penyakit, kemungkinan juga karena ia berasal dari 35 varietas Pohon Durian unggulan.

Pohon Durian Bawor juga dapat ditanam di lahan sempit, minimal seluas 3 m² x 3 m². Sementara cara menanamnya, tidak langsung di dalam tanah. Tapi, diletakkan dalam semacam pot dari kayu yang alasnya tanah atau bolong.

Semakin tua Pohon Durian Bawor, semakin lebat buahnya. Sementara, bobot matangnya rata-rata 6−9 kg dan bobot maksimalnya mencapai 15 kg

Fungsi pot tersebut, sekadar (semacam) memagari. Dalam pertumbuhannya, akar-akar Pohon Durian Bawor akan menembus tanah, mencari ruang-ruang sendiri untuk memperkokoh pohonnya. Akar-akar itu tidak akan merusak tembok, lantai, atau teras rumah.

Namun, lahan sesempit itu, hanya dapat ditanami satu bibit Pohon Durian Bawor. Sementara harga bibit pohon, sangat tergantung pada umur dan kondisi fisiknya. Misalnya, untuk bibit pohon berumur enam bulan dijual dengan harga kurang lebih Rp100 ribu, untuk bibit pohon berumur dua tahun dijual dengan harga sekitar Rp2 juta, dan untuk bibit pohon yang sudah mengeluarkan kembang dijual dengan harga kira-kira Rp5 juta.

Sedangkan untuk buahnya, bila kala itu Durian Monthong dijual dengan harga sekitar Rp25 ribu/kg atau Rp30 ribu/kg untuk Durian Monthong Super, maka Durian Bawor dijual dengan harga minimal Rp50 ribu/kg. Dengan kondisi dan harga yang aduhai itu, bisa dimaklumi jika pemasaran durian ini masih sangat terbatas atau di kalangan orang-orang yang sudah mengetahui kehadiran dan kelezatannya saja.

“Saya berharap, Durian Bawor dapat menjadi buah nasional yang diproduksi secara besar-besaran. Sehingga, nantinya, menjadi buah asli Indonesia yang juga digemari masyarakat Indonesia. Sama halnya, mereka menyukai buah-buahan impor,” pungkas Bambang. Apalagi, Durian Bawor memang mempunyai prospek yang sangat bagus yang dibuktikan dengan fakta bahwa buah ini menjadi incaran para penggemar durian, baik di dalam negeri maupun mancanegara, seperti Suriname, Jepang, dan Jerman.

Harapan itu terwujud. Komunitas Petani Durian Bawor diundang ke Istana Presiden, untuk menerima penghargaan Satya Lencana Wira Karya 2004 sebagai Petani Penangkar Durian Unggul. Imbasnya, kabar tentang durian ini menyebar, terutama di kalangan pejabat negara maupun daerah yang berlanjut dengan dijadikannya Durian Bawor sebagai salah satu buah favorit mereka.

Namun, kepuasan kelompok tani tersebut belum berhenti sampai di situ. Mereka melakukan eksperimen lagi. Kali itu, dengan menyatukan 20 varietas Pohon Durian unggulan. Hasilnya, berupa Durian Bawor dengan daging buah berwarna kuning dan berasa manis.

 

Catatan
  • Untuk bisnis kecil-kecilan (skala rumah tangga), minimal luas lahan 10 m².
  • Dengan lahan seluas itu, hanya dibutuhkan 1−2 bibit pohon berumur enam bulan bagi yang sudah paham dunia tanam-menanam.
  • Dalam pertumbuhannya, Pohon Durian Bawor tidak memerlukan pupuk (kandang). Kecuali, jika ingin pertumbuhannya lebih cepat.
  • Penyiraman dapat dilakukan sesempatnya.
  • Dapat dikerjakan sendiri.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …