Home / Celah / Unggul dalam Desain dan Keamanan

Unggul dalam Desain dan Keamanan

Akuarium Akrilik

 

Selain tidak mudah pecah, akuarium akrilik juga memiliki standar kejernihan yang mendekati kejernihan air. Dibalik keunikan bentuknya, harga yang sedikit lebih mahal ikut mempengaruhi tingkat penjualan akuarium unik ini

 

[su_pullquote]Akuarium akrilik populer di mancanegara[/su_pullquote]

e-preneur.co. Kita tentu sudah terbiasa melihat bentuk akuarium kaca. Tapi, bagaimana dengan akuarium akrilik? Jangankan melihat, mungkin sebagian dari kita mendengar namanya pun belum pernah.

Padahal, jika sedikit cermat, kita pernah melihat “tempat tinggal” ikan-ikan hias tersebut di ruang tunggu berbagai hotel atau gedung-gedung megah. Dikatakan begitu, lantaran akuarium akrilik mempunyai aneka bentuk yang menarik dan berbeda (tidak sekadar kotak atau persegi panjang, red.), serta membuat tampilan air tampak lebih jernih.

Hal itu dapat terjadi, karena akrilik merupakan turunan atau salah satu jenis plastik. Sehingga, polimer sintetis ini memiliki sifat dasar laiknya plastik yaitu jika dipanaskan akan melebur dan jika dibakar akan meleleh, serta lentur. Dengan demikian, ia mudah dibentuk atau didesain.

Selain itu, ia setengah kali lipat lebih ringan daripada kaca, dengan volume yang sama. Sehingga, memudahkan dan mengurangi beban akuarium. Akrilik juga memiliki standar kejernihan mendekati kejernihan air dan lebih aman atau tidak mudah pecah, sekali pun mengalami benturan yang sama kerasnya dengan kaca.

Namun, seiring dengan segala keunggulan yang dimilikinya, sebagai bahan baku akuarium, harga akrilik lebih mahal ketimbang kaca. Karena, dihitung dengan dolar. Dengan demikian, setelah menjadi akuarium, harganya 3−4 kali lipat lebih mahal daripada akuarium kaca.

“Mahalnya harga akuarium akrilik juga ditunjang oleh proses pembuatannya yang lebih sulit, detil, dan lama, untuk menghindari munculnya kebocoran di waktu mendatang. Di samping itu, akrilik juga mudah tergores. Sehingga, agak mengurangi keindahannya,” jelas Agung Ariawan, perintis pembuatan akuarium akrilik di Indonesia.

Dikatakan perintis, sebab saat Agung memulai usaha pembuatan akuarium akrilik sekitar tahun 2003 (tapi baru dipasarkan setahun kemudian, red.), masih sangat sedikit sekali orang-orang yang mengetahui apa itu akrilik. Apalagi, menggunakannya sebagai bahan baku akuarium. Di samping itu, untuk merekatkan akrilik dibutuhkan lem khusus yang sampai saat ini belum ada. Sehubungan dengan itu, sarjana biologi dari Universitas Nasional, Jakarta, itu pun membuatnya sendiri (selanjutnya, lem ini dijual terpisah, red.).

“Namun, sekarang, sepengetahuan saya, kalau sekadar membuat akuarium akrilik sudah banyak yang membuatnya. Tapi, yang dilengkapi dengan konsep dan sistem seperti yang saya buat belum ada. Dalam arti, bukan sekadar akuarium, melainkan yang juga cocok atau pas ditempati oleh ikan-ikan hias tertentu atau biota lainnya baik tawar maupun laut, berikut peralatan penunjangnya (filtrasi, red.),” kata mantan Kepala Unit Departemen Curatorial Sea World Indonesia ini.

Berkaitan dengan itu, tidak mengherankan bila Agung menjual hasil karyanya dengan harga minimal Rp1 juta. Imbasnya, bukan hanya konsumen yang merasa tidak mampu membeli, melainkan juga membuat para penjual ikan hias di kawasan Barito (kini, Radio Dalam, red.), Jakarta Selatan, terkaget-kaget.

Karena itulah, dalam pemasarannya masih tersendat-sendat dan akibatnya omset pun fluktuatif. Untuk mengatasi hal ini, Agung cenderung cuma berproduksi jika ada pesanan yang biasanya datang dari para penjual ikan, kalangan hobiis, dan melalui forum dalam lingkup Jakarta dan Bandung.

“Sebenarnya, dalam pemasarannya memungkinkan untuk dipasarkan seperti halnya akuarium kaca. Masalahnya, saya mempunyai ukuran dan desain yang sangat banyak yang notabene membutuhkan bahan baku yang banyak pula. Padahal, harga akrilik mahal. Sehingga, akan menyerap dana yang sangat banyak. Sementara, pemasukannya lambat,” ujar Agung, yang juga memproduksi filtrasi untuk akuarium laut ini.

Sebagai contoh, ia melanjutkan, ia pernah membuat dua unit akuarium akrilik dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan akuarium kaca. Dalam tempo dua minggu, keduanya terjual. Lantas, ia membuatnya lagi. Ternyata, baru empat bulan kemudian keduanya terjual.

Hal ini, berbanding terbalik dengan yang terjadi di mancanegara di mana akuarium akrilik sedang populer. Karena, dinilai lebih aman dan mudah di-handle daripada akuarium kaca. Selain itu, mengingat mudah dibentuk menjadi berbagai bentuk, seperti vertikal, bulat, silinder, setengah lingkaran, sangat kecil, sangat besar, dan sebagainya, maka akuarium dari bahan yang dikembangkan pada tahun 1928 di berbagai laboratorium dan dibawa ke pasaran oleh Rohm and Haas Company pada tahun 1933 ini pun, mudah disesuaikan dengan luas dan bentuk ruangan rumah. Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut di atas, Agung menjadikan masyarakat menengah ke atas sebagai target marketnya yang notabene memiliki dana cukup, serta lebih mementingkan desain dan keamanan.

Di samping itu, Agung juga rutin berproduksi sebanyak 2−4 unit ukuran standar tapi eye catcher, sebagai persediaan dan contoh. Produksi yang dijalankan di home industry-nya yang berlokasi kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini mempekerjakan dua karyawan.

“Meski dalam proses pembuatannya juga menggunakan mesin, tapi lebih banyak dikerjakan secara manual,” ucap kelahiran Jakarta 23 April 1966, yang mengaku modal utama dalam bisnis ini yaitu keahlian. Selain itu, sejak tahun 2011, Agung mulai menyewakan akuarium akriliknya ke berbagai perkantoran dengan harga sewa minimal Rp600 ribu/bulan dan dengan masa sewa minimal 1 tahun.

Sementara, jika berbicara tentang prospek, ia melanjutkan, usaha ini terbilang prospektif meski lambat. Karena, masih harus bersaing dengan akuarium kaca, harga yang termasuk mahal, dan kekurangtahuan masyarakat akan akuarium akrilik. Di sisi lain, melalui hasil karyanya yang diberi label Interium (Interior Design Aquarium) ini, Agung juga ingin memberitahukan bahwa akuarium tidak semata-mata dapat dibuat dari kaca, tapi juga dari akrilik, bahkan dari PVC dan polikarbonat. Sebuah celah bisnis yang layak dicoba, bukan?

 

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …