Home / Agro Bisnis / Menjanjikan Omset dan Prospek Seindah Surga

Menjanjikan Omset dan Prospek Seindah Surga

Nila Nirwana

 

Sejak diperkenalkan kepada masyarakat sekitar tahun 1970, nila terus berkembang dan semakin populer. Bahkan, ikan ini mampu mengalahkan “ketenaran” beberapa ikan lain. Tapi, sepertinya nila belum puas unjuk keunggulan. Terbukti dengan hadirnya Nila Nirwana, yang bisa lebih cepat besar. Imbasnya, omset menggiurkan pun menanti

 

[su_pullquote]Prospek budidaya nila masih sangat cerah. Terbukti, kebutuhan ekspor ikan ini ke berbagai negara di Asia maupun Eropa terus meningkat[/su_pullquote]

e-preneur.co. Sejak diperkenalkan pada tahun 1970, Ikan Nila (baca: nila, red.) terus berkembang dan semakin populer di tengah-tengah masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, ikan ini mampu mengalahkan “ketenaran” beberapa ikan lain. Penyebabnya, daging nila selain berwarna putih, juga tebal, padat, dan tidak berduri.

“Di luar itu, bagi para pemancing, memancing nila memiliki keasyikan tersendiri. Hingga, saya menyediakan kolam khusus untuk mereka,” kata Budi, Petani Ikan Nila Nirwana (baca: Nila Nirwana, red.).

Sementara Nila Nirwana itu sendiri, petani ikan dari Desa Mangunrejo, Gorang-Gareng, Magetan. Jawa Timur, ini melanjutkan, merupakan hasil persilangan antara Nila Gift dan Nila Get dari Filipina. Keunggulan nila ini yakni lebih cepat besar. Kurang dari enam bulan, beratnya bisa mencapai 1 kg. Hal inilah, yang membuat ikan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Meski begitu, Budi menambahkan, dalam memelihara nila pada umumnya dan Nila Nirwana khususnya, perlu memperhatikan beberapa aspek yaitu pertama kebersihan kolam. Agar terhindar dari hama atau penyakit, kolam harus selalu dibersihkan. Menurutnya, kebersihan kolam merupakan hal terpenting dalam menjaga kualitas nila.

Kedua, media atau air harus selalu tersedia. Untuk itu, Budi menyarankan supaya air dalam kolam merupakan air yang mengalir. “Rasa daging nila juga tergantung pada tempatnya (kolam). Dulu, saya pernah kurang begitu bagus dalam perawatan kolam. Sehingga, air menjadi kotor dan keruh. Menurut konsumen saya, rasa nila menjadi agak apak dan kurang gurih. Hal ini, berbeda jika kondisi kolam terawat dan bersih. Rasa ikan akan lebih gurih,” ungkapnya.

Ketiga, pemberian pakan. Selama masa pembesaran, nila diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 3%–5% dari biomassa dengan frekuensi tiga kali dalam sehari. Selain itu, Budi juga kerap membuat pakan sendiri yang kemudian menjadi semacam “jamu” bagi ikan-ikannya, agar tidak mudah terserang hama penyakit.

“Makanan yang saya buat sendiri itu berupa campuran karak (nasi yang dikeringkan, red.) yang disiram air panas, bekatul, dan empon-empon (bahan-bahan jamu, red.). Lalu, dijemur di bawah sinar matahari,” jelasnya.

Untuk pembesaran, Budi menggunakan empat kolam besar yang dimilikinya. Setelah nila-nila itu mencapai berat rata-rata 200 gr, dipindahkan ke tempat khusus dan siap dijual dalam keadaan segar atau dimasukkan ke kolam pemancingannya.

Sementara untuk pemanenan, Budi yang mengambil benih Nila Nirwana-nya dari Semarang tidak berpatokan pada waktu panen pada umumnya yakni 3 bulan–4 bulan sekali. Ia memilah dan memilih saja nila mana yang sudah siap panen. Lantas, nila yang sudah siap dipasarkan akan diletakkan di kolam khusus. Dengan begitu, ia memanen nilanya kapan pun.

Dalam penjualannya, menurut Budi, nila terbilang mudah. Biasanya, tengkulak akan datang ke tempatnya untuk mengambil ikan-ikan itu. “Mereka datang setelah saya telepon atau sms agen yang mau ngambil ikan-ikan saya,” ujarnya.

Budi yakin, prospek budidaya nila masih sangat cerah. Sebab, kebutuhan ekspor ikan ini ke berbagai negara di Asia maupun Eropa terus meningkat. Artinya, permintaannya terus ada. Tidakkah Anda tertarik untuk terjun ke agrobisnis ini?

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …