Home / Liputan Utama / Sekolah Inklusi Berlandaskan Ajaran-ajaran Islam

Sekolah Inklusi Berlandaskan Ajaran-ajaran Islam

Lazuardi−GIS

Selama ini, ketika sudah memasuki usia sekolah, anak-anak special need selalu dimasukkan ke Sekolah Luar Biasa. Padahal, sama dengan anak-anak “normal”, mereka juga berhak memperoleh lingkungan pergaulan yang sama. Atas dasar itulah, Haidar menghadirkan Lazuardi−GIS, sebuah sekolah inklusi

[su_pullquote align=”right”]Lazuardi−GIS menempatkan anak-anak “normal” dengan yang special need dalam satu kelas[/su_pullquote]

 e-preneur.co.Tahukan Anda, bila dalam setiap 150 kelahiran, salah satunya adalah bayi pengidap autis? Jumlah ini, tidak termasuk bayi-bayi yang dilahirkan dengan membawa “kelainan-kelainan” lain, seperti hiperaktif, AD/HD, learning differences/difficulties, down syndrome, dan sebagainya (termasuk juga tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, dan lain-lain). Jadi, dapat Anda bayangkan berapa banyak jumlah mereka.

sekolah inklusi-2Lalu, setelah mereka memasuki usia sekolah, ke mana mereka menimba ilmu? Tentu saja,ke apa yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa di mana mereka akan bergaul dengan teman-teman “senasib”.

Padahal, berbagai penelitian menunjukkan bahwa mereka yang dulu disebut sebagai anak cacat ini (untuk menghindari konotasi negatif, kini mereka disebut sebagai special need atau yang membutuhkan perlakuan khusus, red.), berhak berada di lingkungan pergaulan yang lebih riil. Karena, pertama, di dunia kerja yang akan mereka jalani, mereka tidak hanya berkumpul dengan orang-orang yang special need. Kedua, mereka terbukti jauh lebih mampu mengembangkan potensi, jika bergaul dengan anak-anak “normal”.

“Berdasarkan alasan ini, orang mulai berpikir tentang sekolah inklusi,” kata Haidar Bagir, pendiri dan pemilik sekolah inklusi Lazuardi−GIS (Global Islamic School). Sekadar informasi, GIS merujuk pada sifat sekolah ini yaitu sekolah yang berorentasi global dan berlandaskan Islam, tapi terbuka untuk umum.Sedangkan nama sekolahnya adalah Lazuardi. “Untuk menghindari kerancuan dengan sekolah-sekolah global lain, kami lebih suka menyebutnya GIS,” jelasnya.

Di Indonesia, Haidar melanjutkan, sekolah inklusi masih dapat dihitung dengan jari. “Dan, sekolah kami salah satunya. Bahkan, boleh dikatakan, Lazuardi−GIS yang paling serius menangani pendidikan anak-anak special need. Misalnya, kami memiliki 25 terapis yang dididik secara khusus. Kami juga memiliki 100 guru alumni berbagai universitas di Indonesia, yang mempunyai pengetahuan tentang anak-anak special need. Di luar itu, Lazuardi−GIS juga memiliki pusat terapi khusus,” ujarnya.

Sebagai sekolah inklusi, Lazuardi−GIS yang berdiri sejak tahun 2000 di atas lahan seluas hampir 3 ha di Jalan Garuda Ujung, Limo, Cinere ini, menempatkan anak-anak “normal” dengan yang special need dalam satu kelas. Khusus untuk anak-anak yang memiliki special need cukup besar, disediakan terapis.

Karena itu, di setiap kelas (1 sampai dengan 6) terdapat dua guru dan seorang terapis, yang bertanggung jawab di bawah kordinasi sang guru untuk memberi perlakuan khusus kepada anak-anak special need.Sehingga, mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

“Tentu saja, porsi belajar anak-anak special need lebih kecil daripada yang ‘normal’. Bukan membatasi, melainkan kebutuhan akan terapi. Pada waktu-waktu tertentu, bila perlu, anak-anak itu akan ‘ditarik’ dari kelas reguler dan dibawa ke Ruang Pelangi yaitu ruang kelas untuk terapi wicara dan terapi-terapi lain. Kalau masih diperlukan lagi, di luar jam sekolah, mereka dikirim ke pusat terapi khusus. Karena itu, dalam satu kelas hanya ditempatkan dua anak special need,” katanya.

sekolah inklusi-3Namun, ia melanjutkan, tidak lagi menjadi special need setelah menjalani pendidikan di sekolah inklusi, jarang terjadi. Sebab, tujuannya yaitu menjadikan mereka bisa hidup mandiri, bergaul, dan diterima masyarakat. “Untuk yang semacam itu, Insya Allah bisa kami lakukan. Yang jelas, orang tua mereka mengakui bahwa kemampuan buah hati mereka meningkat sangat pesat,” ucapnya.

Selain itu, special need beraneka macam dan memiliki tingkatan dari ringan hingga berat. “Jadi, tergantung pada itulah apakah nantinya mereka mampu atau tidak mampu melanjutkan ke SMP biasa usai lulus dari SD sekolah inklusi. Beberapa contoh kasus menunjukkan bahwa semakin mereka dewasa, mereka hampir tidak lagi memiliki handicap untuk bersekolah seperti anak-anak ‘normal’. Tapi, itu bila mereka terus-menerus mendapatkan terapi intensif baik di dalam maupun di luar sekolah. Jadi, semuanya tergantung pada banyak faktor, apakah mereka dapat langsung dilepas dan menjadi mandiri sepenuhnya atau mempunyai tingkat kemandirian tertentu dan masih memerlukan bantuan,” imbuhnya.

Sekolah yang menggunakan dua bahasa dan mempadupadankan kurikulum nasional dengan kurikulum berbagai negara ini, juga menerima anak special need berasal dari keluarga tak mampu. Karena, sekolah terakreditasi yang dibangun dengan total modal Rp17 milyar–Rp20 milyar ini, memiliki program beasiswa.

“Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi murid Lazuardi−GIS. Tidak ada tes. Prinsip kami first in first serve sesuai dengan paradigma yang kami yakini bahwa semua anak cerdas dan tugas sekolah untuk mengembangkan potensi mereka. Kami hanya memiliki sistem observasi agar kami memiliki informasi yang cukup tentang setiap siswa kami. Sehingga, kami dapat memberikan pelayanan maksimal,” ujarnya.

Ke depannya, ia menambahkan, ingin mengembangkan Lazuardi−GIS sampai college (saat inibaru menyediakan fasilitas untuk Pra TK, TK, SD, SMP, SMK, dan SMA, red.). Selain itu, akan mengembangkan franchise dengan tujuan agar secara finansial makin kokoh dan bisa memberikan sumbangan pendidikan bagi negeri ini.

Saat ini, Lazuardi−GIS telah memiliki cabang di Jakarta Barat (Lazuardi−GIS Cordova), Lampung (Lazuardi−GIS Haura), dan Depok (Bina Qair, binaan), serta Depok (SMA Lazuardi−GIS), Jakarta Timur (Lazuardi−GIS Karima), Depok (Lazuardi−GIS Al−Falah), Bekasi (Lazuardi−GIS Al−Kaffah), Solo (Lazuardi−GIS Kamila), Klaten (Lazuardi−GIS Al−Falah), Makassar (Lazuardi−GIS Athallah), Yogyakarta (Lazuardi−GIS Fawwaz), dan Banyuwangi (Lazuardi−GIS Tursina).

Check Also

Harus Pandai Membaca Karakter Orang

Fairuz (Redline Bags)   Membangun bisnis di dalam bisnis dan satu sama lain berhubungan itu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *