Home / Agro Bisnis / Mini Buahnya, Maksi Harga Jualnya

Mini Buahnya, Maksi Harga Jualnya

Pepaya California

Ada permintaan, ada pasokan. Itulah fakta yang sedang terjadi pada Pepaya California. Tapi, karena petani baru mampu memenuhi 30% dari keseluruhan permintaan, maka Agro Tani Putra Gemilang Farm juga menawarkan kemitraan

[su_pullquote align=”right”]Pepaya California memiliki harga jual yang relatif stabil baik di tingkat petani maupun di pasar[/su_pullquote]

e-preneur.co.Apakah Anda sudah pernah mengonsumsi IPB9? Belum? Bagaimana kalau Pepaya California? Mungkin sudah, ya? Atau, setidaknya pernah mendengarnya.

Padahal, sebenarnya, baik IPB9 maupun Pepaya California adalah buah yang sama. Dalam arti, pepaya ini merupakan hasil pemuliaan tanaman yang dilakukan oleh Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, Institut Pertanian Bogor (PKBT−IPB). Karena itulah, dinamakan IPB9.

Di sisi lain, embel-embel California yang menempel pada buah ini sekadar nama komersial agar ia lebih laku dijual. Tapi, sebuah sumber lain menyatakan bahwa pepaya ini berasal dari Amerika Tengah dan Karibia.

pepaya california-2Namun, apa pun itu, yang jelas salah satu varian pepaya unggul ini saat ini tengah menjadi incaran banyak orang. Dengan demikian, ia telah mempunyai pangsa pasar tersendiri yang lebih menjanjikan ketimbang jenis-jenis pepaya lain.

Hal ini terjadi, sebab secara fisik, Pepaya California memiliki bentuk silindris dan pangkal buah yang agak menjorok ke dalam. Sementara dagingnya berwarna merah jingga, bertekstur keras dan lebih tebal daripada pepaya-pepaya lain, serta rasanya cukup manis dengan tingkat kemanisan 10−11 brix.

Di samping itu, buah dengan berat rata-rata 1,4 kg dan bisa mencapai berat maksimal 2,3 kg ini juga tahan simpan. Sehingga, memudahkan pengiriman jarak jauh. Lebih daripada itu semua, nilai jualnya juga terbilang tinggi untuk harga per kilogramnya (di tingkat petani).Bahkan, jauh lebih tinggi daripadaPepaya Bangkok. Padahal, ukuran rata-rata Pepaya California cuma separuh dari pepaya pada umumnya.

Untuk budidayanya, pepaya yang sudah dapat dipanen tujuh bulan setelah ditanam (dengan tinggi sekitar 1 meter, red.) ini, sama saja dengan jenis-jenis pepaya lain yaitu di lahan kering atau perkebunan. Dan, masih sama dengan pepaya-pepaya lain, Pepaya California yang mampu berbuah hingga berumur tiga tahun ini juga berbuah sepanjang tahun di mana rata-rata setiap pohonnya mampu menghasilkan 60 buah atau setara dengan 84 kg.

“Pola tanam yang paling bagus yaitu dengan sistem intensif. Karena, dengan pengolahan yang bagus dan benar-benar diperhatikan, baik perawatan, irigasi, kebersihan lingkungan tanaman sampai pemupukan yang benar dan berimbang, akan menghasilkan panen yang sangat tinggi baik kualitas maupun kuantitas,” kata Nurul Furqon, pemilik dan pengelola Agro Tani Putra Gemilang Farm (ATPGF).

Sementara ATPGF itu sendiri berdiri pada tahun 1994. Awalnya, perkebunan ini bergerak dalam bidang budidaya melon dan semangka, dengan lokasi Madiun dan Kediri. Lalu, mulai tahun 1998, beralih dengan mengembangkan Pepaya Bangkok.

Akhirnya, pada tahun 2003 hingga sekarang, beralih lagi pada pembudidayaan Pepaya California di Bogor, Subang, Cilacap, Kebumen, serta Magelang dan sekitarnya. Sementara mitra plasmanya yang terbesar berada di Subang, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Purworejo, Temanggung, Yogyakarta, dan sekitarnya.

Saat wawancara ini dilakukan, ATPGF telah memiliki lahan seluas 40 ha yang nantinya akan bertambah luas lagi. Di sini, ditanam 70 ribu pohon pepaya di mana 50% di antaranya berupa Pepaya California, sedangkan sisanya berupa Pepaya Bangkok, Pepaya Golden Zene (IPB4), Pepaya Hawaii, dan Pepaya Red Lady.

pepaya california-3

“Jumlah pohon Pepaya California lebih banyak ketimbang yang lain. Sebab, permintaan pasar akan Pepaya California cenderung stabil daripada pepaya-pepaya lain. Selain itu, cara budidayanya tidak ribet dan hasilnya sangat menguntungkan,” kata Nurul, yang pernah memanen 15 ton Pepaya California dalam sekali petik.

Dengan kata lain, pepaya yang dapat diolah menjadi manisan, kripik, selai, koktil, jeli, sirup, saus, tepung papain (= tepung getah pepaya, red.), dan dodol pepaya ini, mempunyai prospek yang sangat bagus. Sebab, di samping seperti yang sudah dikatakan di atas, juga memiliki harga jual yang relatif stabil baik di tingkat petani maupun di pasar.

Pepaya-pepaya tersebut dijualnya ke berbagai pasar swalayan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, serta berbagai pasar induk buah. “Saat ini, kebutuhan pasar lokal akan Pepaya California sebanyak 100−150 ton/hari. Tapi, para petani baru mampu memenuhi 30%-nya, meski sebenarnya tidak ada kendala yang berarti baik di ketersediaan benih, cara budidaya, maupun pemasarannya,” ujar lulusan SMA Darul Ulum I, Jombang ini.

Untuk mengatasi kondisi ini atau setidaknya barang selalu tersedia, ia menawarkan kemitraan pada tahun 2006. Hal ini, juga dilakukan agar para petani pemilik lahan mau menanam pepaya jenis baru ini. “Karena itulah, saya iming-imingi mereka dengan embel-embel kemitraan,” ucap kelahiran Gresik, 24 Februari 1969 ini.

Pada awalnya, ia hanya “memberikan” bibit dan pupuk. Dalam perkembangannya, ia juga bertanggung jawab dalam pemasarannya. “Sebab, kelemahan petani yaitu jika tidak dijamin pemasarannya, mereka tidak akan mau menanam,” imbuhnya.

Sementara keuntungan menjadi mitra yaitu pertama, petani pemilik lahan tinggal menyediakan lahan dan tenaga kerja. Sedangkan untuk pengelolaannya didampingi oleh ATPGF. Kedua, petani tidak perlu mengeluarkan modal sama sekali, kecuali untuk membayar tenaga kerja dan membeli pupuk kandang.

Ketiga, adanya jaminan harga di mana harga tersebut merupakan harga kontrak. Dalam arti, harga yang ditetapkan oleh ATPGF tidak terpengaruh oleh naik turunnya harga Pepaya California di pasaran. Keempat, pengembalian pembayaran bibit dan pupuk bersifat fleksibel. Maksudnya, dapat dilakukan setelah panen pertama sampai pohon Pepaya California itu tidak berbuah lagi atau dalam jangka waktu 7 bulan−3 tahun.

Kemitraan ini berlangsung selama tiga tahun atau sampai si pohon pepaya itu tidak berbuah lagi. Jika petani pemilik lahan atau mitra tidak ingin lagi meneruskan kemitraan, maka yang bersangkutan harus melunasi terlebih dulu segala pembiayaan.

Di sisi lain, selama masih dalam ikatan kemitraan, mitra tidak diperbolehkan menjual sendiri hasil kebunnya. Sebab, sesuai dengan kontrak, maka hasil kebun petani dibeli secara putus oleh ATPGF. Sekadar informasi, saat ini mitra ATPGF sudah tersebar di Bojonegoro, Klaten, Magelang, Purworejo, Kebumen, Cilacap, Wangon, Karawang, dan Jakarta.

Sedangkan untuk bisa memperoleh benihnya, dapat membelinya di PKBT−IPB. Benih yang dijual di sini sudah bersertifikat dan terjamin kualitasnya. “Sementara untuk bibit yang siap tanam, dapat membelinya di ATPGF,” pungkasnya. Tidakkah Anda tertarik?

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *