Love Bird<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Love Bird bukan hanya dapat \u201cdinikmati\u201d keindahan warnanya, melainkan juga kemerduan kicauannya. Tidak mengherankan, jika peminatnya banyak dan harga jualnya tinggi. Sekalipun, masih anakan<\/em><\/p>\n\n\n\n

e-preneur.co.<\/strong> Love Bird. Burung ini tidak hanya dikenal setia dengan satu pasangan, tapi juga karena memiliki perpaduan warna biru, hijau, kuning, dan warna-warna cerah lain di bulu-bulu mereka. Hingga, mampu mencuri perhatian banyak orang.<\/p>\n\n\n\n

Tidak mengherankan, jika pecinta burung yang mempunyai tingkah lucu ini semakin lama semakin bertambah. Ya, pasar Love Bird kembali naik daun setelah sempat timbul tenggelam beberapa waktu lalu.<\/p>\n\n\n\n

<\/figure>\n\n\n\n

Heri Arifin, salah satu peternak Love Bird dari Bantul, Yogyakarta, mengaku kewalahan memenuhi pasar Love Bird di daerahnya saja. \u201cSaat ini, permintaan Love Bird kembali naik dan memelihara burung ini menjadi tren di tengah-tengah masyarakat,\u201d kata Heri.<\/p>\n\n\n\n

Love Bird, ia melanjutkan, memiliki daya tarik pada warna bulunya. Tapi, ternyata, bukan cuma itu yang membuat burung ini banyak dicari, melainkan juga kicauannya yang khas.<\/p>\n\n\n\n

Di samping itu, berbeda dengan burung-burung kicauan lain yang memerlukan perawatan rutin dan ribet<\/em>, perawatan Love Bird sangat mudah dan simpel. Meski begitu, tetap jangan menganggap remeh.<\/p>\n\n\n\n

<\/figure><\/div>\n\n\n\n

\u201cCukup bersihkan kandangnya setiap beberapa hari sekali. Lalu, diangin-anginkan di udara terbuka. Sementara untuk makanan dan airnya, harus selalu diganti tiap hari,\u201d ujarnya.<\/p>\n\n\n\n

Untuk makanannya, ia menambahkan, bisa menggunakan biji kenari, milat putih, jagung, dan kangkung. Sementara untuk warna bulunya, gunakan vitamin. \u201cBisa pula diberi makanan tambahan, seperti asinan dan tulang sotong untuk suplai kalsium. Dengan perawatan seperti ini, maka Love Bird bisa bertahan hidup hingga 10 tahun,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n

Tingkat keberhasilan menetas sekitar 99%<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Untuk kandangnya, idealnya terbuat dari kawat baik yang berbentuk kotak maupun bulat. Untuk kandang bulat, bisa menggunakan yang berdiameter 30 cm\u201340 cm. Sedangkan untuk kandang kotak, idealnya yang berukuran 25 cm x 35 cm x 40 cm.<\/p>\n\n\n\n

\u201cJangan menggunakan kandang yang terbuat dari kayu. Love Bird biasanya menggigit-gigit kandang yang terbuat dari kayu,\u201d ungkapnya.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan jika berbicara tentang harga jualnya, menurut Heri, harga sepasang anakan Love Bird mencapai Rp500 ribu\u2013Rp800 ribu. Untuk indukan siap bertelur, bisa menembus angka lebih dari Rp2 juta. Tapi, itu tergantung jenis Love Bird-nya.<\/p>\n\n\n\n

<\/figure>\n\n\n\n

Salah satu jenis Love Bird yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu Lutino. Ciri fisik jenis ini yaitu memiliki warna kuning di tubuh, sedangkan kepala dan mata berwarna merah. Selain Lutino, Love Bird lokal seperti Blorok, Kepala Merah, dan lain-lain juga memiliki banyak peminat.<\/p>\n\n\n\n

Dalam menjalankan usahanya, Heri menggunakan dua sistem yaitu pertama, membeli indukan yang berumur sekitar satu tahun. Kedua, membeli anakan yang masih berumur tiga bulan.<\/p>\n\n\n\n

<\/figure>\n\n\n\n

Indukan tersebut kemudian ia kembang biakkan. Dalam tempo tiga bulan, Induk Love Bird akan bertelur sebanyak 3\u20134 butir di mana sekitar 1\u20132 ekor di antaranya bisa menetas menjadi anakan.<\/p>\n\n\n\n

\u201cInduk Love Bird akan mengerami telurnya selama 21 hari. Bila tidak diganggu atau ada gangguan, tingkat keberhasilan menetas sekitar 99%,\u201d pungkasnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Love Bird Love Bird bukan hanya dapat \u201cdinikmati\u201d keindahan warnanya, melainkan juga kemerduan kicauannya. Tidak mengherankan, jika peminatnya banyak dan harga jualnya tinggi. Sekalipun, masih anakan e-preneur.co. Love Bird. Burung ini tidak hanya dikenal setia dengan satu pasangan, tapi juga karena memiliki perpaduan warna biru, hijau, kuning, dan warna-warna cerah lain di bulu-bulu mereka. Hingga, …<\/p>\n","protected":false},"author":122,"featured_media":9820,"comment_status":"closed","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[3,13],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9816"}],"collection":[{"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/users\/122"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=9816"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9816\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":9827,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9816\/revisions\/9827"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/media\/9820"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=9816"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=9816"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/e-preneur.co\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=9816"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}