Genteng Tanah Liat
Meski konvensional, genteng dari tanah liat relatif lebih aman, sehat, dan awet, serta terjangkau harganya dibandingkan genteng moderen. Tidak mengherankan, jika permintaannya terus ada
e-preneur.co. Meski saat ini mulai berkembang genteng moderen yang berbahan metal, seng, hingga asbes, tapi permintaan akan genteng konvensional atau yang terbuat dari tanah liat tidak pernah surut. Justru, permintaannya dari hari ke hari semakin meningkat.
“Dalam memilih genteng, calon pembuat rumah menyesuaikan dengan budget dan desain rumah. Untuk itu, kami membuat beberapa jenis genteng tanah liat, seperti karang pilang (genteng kodok), talang, mantili, dan magase,” kata Syamsuri.
Jika low budget, salah satu pengrajin genteng asal Desa Winong, Tulungagung, Jawa Timur, ini melanjutkan, masyarakat akan memilih karang pilang. Sebab, selisih harganya lebih rendah dan memiliki desain yang menarik, serta cocok dengan bangunan moderen.
Genteng tanah liat, dari segi bentuk memang sedikit tertinggal dari genteng moderen yang lebih eye catching. Tapi, genteng ini mempunyai beberapa kelebihan yang ternyata tidak ditemukan dalam genteng moderen.
Menggunakan genteng tanah liat, ia menambahkan, akan membuat rumah lebih dingin dan sehat, meski ruangan di dalam rumah tidak mendapat cahaya matahari. Dan, saat cuaca dingin pada malam hari, genteng tanah liat justru mampu memberikan kehangatan bagi penghuni rumah.
Berbeda dengan rumah yang menggunakan genteng berbahan metal di mana jika matahari sedang terik, akan membuat ruangan di dalam rumah terasa tidak nyaman. Sehingga, mengharuskan penghuni rumah menggunakan pendingin ruangan.
Selain itu, saat hujan atau angin kencang, genteng tanah liat juga tidak berisik. Sebaliknya, dengan genteng berbahan metal. Genteng tanah liat juga relatif lebih aman, sehat, dan awet.
Menurut Syamsuri, pembuatan genteng tanah liat yang berkualitas itu gampang-gampang susah. “Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan tanah sebagai bahan utama genteng. Setelah mendapatkan tanah yang bagus, proses selanjutnya yaitu membersihkan tanah dari material pengotor seperti batu, plastik, atau sampah. Setelah itu, tanah dicampur dengan air dan pasir secukupnya agar tidak terlalu lembek,” paparnya.
Lebih aman, sehat, awet, dan terjangkau harganya
Jika tanah sudah siap, proses selanjutnya yakni proses penggilingan untuk memperoleh tanah liat yang homogeny dengan partikel yang lebih halus dan merata. Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah (molen).
“Proses penggilingan berlangsung singkat. Agar hasil lebih bagus, proses penggilingan dilakukan dua kali. Hasilnya akan berupa tanah liat yang berbentuk kotak dan siap untuk dicetak. Kotak-kotak tanah liat ini dinamakan keweh,” tambahnya.
Setelah mendapatkan keweh, proses selanjutnya yaitu pencetakan genteng sesuai jenisnya. Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin press (mesin ulir). Tapi, sebelumnya, keweh dipukul-pukul dulu dengan sebatang kayu agar pipih dan padat.
Hasilnya berupa genteng basah yang masih belum rapi. Dalam pengepresan, agar genteng tidak gampang rusak dan retak, disarankan mencampur keweh dengan sedikit oli.
Tahap berikutnya yaitu pengeringan genteng di bawah sinar matahari. Ada tiga tahap pengeringan sebelum masuk tungku pembakaran. Pengeringan pertama, untuk menemukan genteng yang keras dan bebas retak. Pengeringan kedua, untuk merapikan dan menambal genteng.
Setelah pengeringan ketiga, genteng siap untuk dimasukkan ke dalam tungku pembakaran. “Proses pembakaran genteng membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam nonstop,” ujarnya.
Untuk menjaga kualitas genteng buatannya, dalam proses pembakaran, Syamsuri selalu menggunakan kayu-kayu keras, seperti meranti, jati, sono keling, dan lain-lain. Menurutnya, kayu yang paling bagus dan bisa menimbulkan warna merah cerah pada genteng yakni meranti dan sono keling.
Meski banyak sekali bermunculan genteng moderen yang berbahan ringan, tapi Syamsuri yakin genteng tanah liat masih memiliki prospek yang cerah. Karena, hingga saat ini, permintaan akan genteng tanah liat di kota-kota besar semakin meningkat. Selain itu, masyarakat juga semakin cerdas dalam memilih atap rumah yang kokoh dan awet, serta aman bagi kesehatan.