Sego Boran
Racikan nasi khas Lamongan ini disukai bukan hanya oleh penduduk setempat, melainkan juga dari luar kota. Tidak mengherankan, bila Sego Boran akan dipatenkan oleh Pemkab setempat
e-preneur.co. Pagi itu, sekitar Alun-alun Lamongan dipenuhi penjual Sego Boran atau Sego Boranan (Nasi Boran). Hal ini tidak mengherankan, sebab sebagai racikan nasi khas Lamongan, Jawa Timur, Sego Boran memang dapat dijumpai hampir di setiap sudut kota ini.
Meski jumlahnya terbilang sangat banyak, tapi setiap penjual Sego Boran menawarkan kualitas dan cita rasa masing-masing. Keunggulan atau pembeda itu ada pada kualitas beras yang digunakan dan rasa sambalnya.
Boran, menurut salah seorang penjual Sego Boran, berarti wadah nasi yang terbuat dari anyaman bambu. Sementara Sego Boran itu sendiri serupa dengan nasi pecel sayur, yang kemudian ditambahi bumbu urapan, sambal, dan selanjutnya dilumuri bumbu kuah yang pedas.
Sementara lauknya berupa telur asin, jeroan ayam, ayam goreng, udang, tempe, tahu, telur ceplok, telur dadar, sate uritan (calon telur yang gagal berkembang, red.), Ikan Bandeng, Ikan Kutuk, pletuk (kacang dan remahan nasi aking yang digoreng, red.), Ikan Sili, empuk (tepung yang digoreng, red.), dan rempeyek kacang atau teri. Selanjutnya, Sego Boran disajikan dengan wadah beralaskan atau dibungkus daun pisang.

Harga per porsi Sego Boran ditentukan oleh lauk yang dipilih. Contoh, bila hanya berlaukkan telur dadar, maka harga per porsinya Rp5.000,- saja. Sedangkan jika yang dipilih Ikan Sili, maka harga per porsi bisa sampai Rp25.000,-! Harga itu, masih tergantung pada besar kecilnya ukuran ikan.
Harga per porsinya ditentukan oleh lauk yang dipilih
Mengingat, Ikan Sili merupakan ikan musiman alias susah didapat di pasar. “Ya, Ikan Sili yang legendaris itu tidak saya jumpai pagi ini di pasar ikan. Kalau pun ada, harganya mencapai Rp300.000,-/kg! Saya kuatir ikan ini mulai punah,” kata Yan Lubis, kontributor eksklusif e-preneur.co.
Sekadar info, Ikan Sili bisa dimanfaatkan baik sebagai ikan hias maupun ikan konsumsi. Sampai saat ini, ikan ini belum dapat dibudidayakan. Sebab itu, bisa dimaklumi bila ikan yang memiliki spesies beragam ini populasinya secara alamiah semakin terancam, selain juga karena adanya aktivitas antropogenik (pencemaran karena ulah manusia, red.).