Home / Inovasi / Bahan Bakunya Tradisional, Tapi Kandungan Gizinya Tinggi

Bahan Bakunya Tradisional, Tapi Kandungan Gizinya Tinggi

Nugget Ubi Merah

Anak-anak sangat menyukai nugget. Tapi, tidak semua nugget yang beredar di pasar baik bagi kesehatan mereka. Dinar pun mencarikan jalan keluar dengan membuat nugget yang terbuat dari Ubi Merah, yang selain lebih terjangkau harganya, kandungan nutrisi di dalamnya juga baik bagi pertumbuhan mereka meski tanpa daging sama sekali. Sehingga, juga aman bagi anak-anak yang alergi daging

e-preneur.co. Makanan cepat saji (dalam hal ini yakni nugget, sosis, dan french fries, red.) sangat mudah dan praktis disajikan. Tapi, sayang, beberapa di antaranya ternyata mempunyai efek samping yang kurang baik bagi pertumbuhan anak-anak.

Untuk mengatasi kondisi ini, beberapa Ibu rumah tangga mencari makanan cepat saji yang sehat. Sementara beberapa Ibu rumah tangga yang lain, membuat sendiri makanan cepat saji dan lalu menjualnya.

Namun, kemudian, mereka terbentur pada harga daging sapi dan ayam yang turun naik. Ketika berupaya mengatasinya dengan menaikkan harga produk, konsumen mereka―yang notabene para Ibu rumah tangga―mengeluh.

“Saya mencoba mengatasi masalah harga daging, dengan membuat nugget tanpa daging sama sekali,” tutur Rizki Dinar Palupi, yang membangun usaha makanan cepat sajinya dengan modal awal Rp500 ribu pada tahun 2011.

Untuk itu, Dinar, sapaan akrabnya, menggunakan Ubi Merah sebagai bahan baku nugget-nya. Meski, ia mengetahui jika anak-anak zaman sekarang tidak menyukai makanan tradisional di mana dalam hal ini berbahan baku Ubi Merah.

Padahal, Ubi Merah mampu menambah asupan nutrisi dan aman bagi anak-anak yang alergi daging. “Ubi Merah memang hanya dianggap sebagai bahan baku makanan kampung dan anak-anak tidak menyukainya. Tapi, saya tetap mencoba memberi tahu mereka jika Ubi Merah banyak sekali kandungan gizinya,” lanjut perempuan kelahiran Malang, 21 Oktober 1990 ini

Namun, untuk memfasilitasi konsumen dari seluruh Indonesia yang menyukai campuran daging ayam dan sayuran, sarjana matematika dari Universitas Negeri Malang ini juga membuat nugget berbahan baku campuran ubi‒bayam, ayam‒jamur, ayam‒brokoli, ayam‒bayam, dan bayam. Selain itu, juga bakso ayam jamur, bakso ayam original, dan bakso sapi original.

Aman bagi anak-anak yang alergi daging

Tidak mengherankan, bila produk yag diberi nama Nyubit (= Nugget Jamur Ubi Menggigit) mampu merambah hampir ke seluruh Indonesia. Bahkan, seorang warga Negara Jepang juga pernah membeli. Karena, belum ada nugget dari Ubi Merah di negaranya.

Tapi, tidak berarti usaha ini berjalan mulus. Mengingat, tidak mudah mengenalkan Ubi Merah sebagai bahan baku makanan cepat saji. Di samping itu, juga semakin banyak pelaku usaha nugget dalam skala rumahan seperti dirinya.

Agar tidak terpuruk, Dinar segera membenahinya dengan melakukan inovasi dan memperbaiki manajemen. Seperti, memperbanyak jumlah sales dan sering melakukan meeting dengan semua divisi untuk memantau sejauh mana perkembangan usaha.

Dinar juga terus aktif memasarkan produknya, menjaga kestabilan rasa nugget-nya, dan meningkatkan kualitasnya. Di samping itu, ia juga selalu menjaga hubungan baik dengan para konsumennya, mendengarkan kritik dan saran mereka demi kemajuan usahanya.

Sementara untuk ke depannya, ia berencana mengembangkan usahanya yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, Klojen, Malang, itu. “Saya dan tim berencana membuat makanan cepat saji yang dapat langsung disantap, tanpa perlu digoreng dulu,” pungkasnya.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …