1 Abad Kopi Kapal Api
Kopi Kapal Api telah berumur lebih dari 100 tahun dan mampu menguasai lebih dari 50% pangsa pasar kopi nasional. Sebuah perjalanan panjang dan penuh kegigihan yang mengagumkan hingga perlu diabadikan dalam sebuah museum
e-preneur.co. Kopi Kapal api. Jagoan kopinya Indonesia ini dikeluarkan oleh PT Santos Jaya Abadi, yang berkantor pusat di Sidoarjo, Jawa Timur.
“Perusahaan ini didirikan oleh dua bersaudara yakni Soedomo dan Indra, pada tahun 1979. Tepatnya, setelah Ayah mereka, Soe Goe Loet, pecah kongsi dengan kedua saudaranya,” tutur Etty Tjahyono, saat mengunjungi Pabrik Kopi Kapal Api.
Sementara ide menggunakan “merek” Kapal Api muncul dari Soe Goe Loet. Sebab, semula, sebagian besar pelanggan kopi tersebut yakni para pelaut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. “Melihat banyaknya kapal yang bersandar di pelabuhan itu, timbullah ide Soe Goe Loet untuk memberi nama ‘Kapal Api’ pada produk kopinya,” lanjut pengelola MULA Kota Tua itu.
Awalnya, Kopi Kapal Api mempunyai nama Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan yang dijual menggunakan pikulan kayu dan sepeda onthel. Sementara pemiliknya yaitu Soe Goe Loet, memiliki lima anak. Tiga di antaranya (Soedomo, Soetikno, dan Indra) meneruskan bisnis Ayah mereka.
Dimulai dari berjualan keliling menggunakan pikulan kayu dan sepeda onthel
Kini, Kopi Kapal Api telah berusia lebih dari 100 tahun dan berencana membuat Museum Kopi. Beberapa properti yang akan dipamerkan merupakan saksi sejarah perjalanan Kopi Kapal Api dari generasi pertama hingga generasi ketiga.
Kopi Kapal Api, tidak bisa dipungkiri jika memiliki keunggulan dalam kualitas. Imbasnya, kopi yang diracik dengan takaran yang pas ini memimpin pasar, dengan menguasai 50% pangsa pasar kopi nasional melalui beragam produknya.