Sewa Mainan
Apa kabar mainan anak-anak Anda? Masihkah dipakai oleh mereka atau hanya teronggok di gudang dan menjadi sarang debu? Sementara di luar sana, banyak anak-anak yang membutuhkan mainan, sedangkan orangtua mereka tidak sanggup membelikan. Cobalah disewakan, seperti yang dilakukan Anita melalui Michie’s Rent ‘n Play. Usaha ini balik modalnya terbilang cepat lho
e-preneur.co. Dengan mainan, anak-anak mengisi waktu, belajar tentang beberapa hal sederhana, dan merangsang syaraf-syaraf motorik. Tapi, benda-benda lucu dalam berbagai bentuk dan warna itu akan segera ditinggalkan, ketika mereka sudah merasa bosan. Hingga, pada akhirnya, dolanan yang tidak murah harganya itu teronggok di sudut rumah atau bertumpuk begitu saja dalam keranjang mainan mereka.
Kondisi itu, juga dialami Anita Rachman. Menurutnya, membeli mainan anak-anak atau perlengkapan bayi itu suatu pemborosan. Contoh, keranjang bayi hanya bisa dipakai sampai si bayi berumur enam bulan dan sesudahnya cuma teronggok di gudang.
“Bahkan, saya memiliki prosotan turun-temurun dari keponakan ke anak-anak saya dan kondisinya sampai sekarang masih kuat. Dari sini, terpikir oleh saya untuk menyewakannya,” tutur Ibu dari Michelle dan Valentio ini.
Tahun 2006, ia membuka usaha penyewaan mainan anak-anak yang dinamai Rent ‘n Play. Tapi, baru Februari 2008, masyarakat memberikan tanggapan yang baik.
“Berbagai mainan yang tersedia di sini bukan mainan-mainan canggih yang menggunakan teknologi tertentu, melainkan mainan-mainan biasa yang juga dapat merangsang syaraf motorik anak. Misalnya, menyusun alfabet, prosotan, ayunan, dan lain-lain,” kata sarjana komputer akuntansi bisnis, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, ini.
Rent ‘n Play menyediakan setidaknya 110 item mainan (20% di antaranya “warisan” putri pertamanya, red.), yang dapat disewa dalam jangka waktu satu minggu, dua minggu, hingga satu bulan. “Satu hari pun boleh. Misalnya, untuk memeriahkan pesta perkawinan atau ulang tahun,” ujar Ardian Wirawan, yang turut membantu bisnis istrinya ini.
Setelah masa penyewaan berakhir, Ardian melanjutkan, konsumen dapat memperpanjang sampai batas yang tidak ditentukan. “Masa perpanjangan sewa, sebaiknya dilakukan sebelum masa sewa terdahulu berakhir. Demikian pula, jika ingin mengganti mainannya. Sehingga, konsumen tidak terkena lagi beban biaya pengantaran,” ucapnya. Sedangkan untuk tarifnya, tergantung pada lamanya menyewa dan jenis permainan yang disewa.
Disewa cuma sehari pun boleh
Namun, sebelum meminjam mainan-mainan itu, mengingat tidak membebankan uang jaminan, maka setiap keluarga harus memenuhi beberapa persyaratan. Seperti, menyerahkan salinan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk. Selain itu, rumah yang ditinggali harus rumah milik sendiri.
“Suatu ketika, mainan kami disewa oleh sebuah keluarga yang ternyata rumahnya masih mengontrak. Ketika jatuh tempo masa sewa, kami mendatangi rumah mereka untuk mengambil mainan. Ternyata, mereka sudah pindah dan membawa serta mainan kami. Untunglah, tetangga keluarga itu memberi tahu kami ke mana mereka pindah. Lantas, kami mendatangi rumah kontrakan mereka yang baru sekadar untuk mengambil mainan kami,” kisahnya.
Selanjutnya, calon konsumen harus menandatangani semacam surat perjanjian sewa menyewa. Salah satu poin dari surat perjanjian tersebut menyatakan bahwa apabila setelah dikembalikan ternyata mainan itu rusak atau cacat, maka konsumen harus menggantinya sesuai dengan harga barang tersebut saat dibeli. “Tapi, kalau kerusakan itu masih dapat diperbaiki, konsumen hanya diharuskan mengganti biaya perbaikan,” kata Anita.
Sesudah itu, mainan yang ditujukan bagi para bayi hingga anak-anak berumur tujuh tahun itu pun diantar ke rumah konsumen. “Kami sengaja mengantarnya untuk sekaligus men-survey rumah konsumen,” jelasnya.
Usai disewa dan dikembalikan lagi, mainan-mainan impor yang anti toxic dan aman bagi bocah-bocah penderita autis ini, segera dicuci bersih. Lantas di-packing dengan plastik kedap udara. Selanjutnya, dikontrol lagi jika akan disewakan lagi.
“Kami sangat mengutamakan kebersihan dan pelayanan. Mengingat, penyewanya adalah para Ibu,” kata kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1980 ini.
Sedangkan untuk mengatasi persaingan dengan para pengikut “jejaknya”, Rent ‘n Play yang berlokasi di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ini hanya mengandalkan harga sewa yang bersaing dan jumlah mainan yang lebih banyak. “Untunglah, kami menjalin kerja sama dengan beberapa agen mainan impor. Ketika mainan-mainan tersebut masuk ke Indonesia, mereka akan menawarkannya terlebih dulu kepada kami, sebelum ‘melemparkannya’ ke pasar,” imbuh Ardian.
Seiring berjalannya waktu, Rent ‘n Play yang telah memiliki ratusan keluarga sebagai konsumennya baik yang tersebar di Jakarta, Cibubur, maupun Bekasi, melihat bahwa prospek usaha ini semakin lama semakin bagus. Terbukti dengan modal awal sekitar Rp100 juta yang hanya dibelanjakan untuk menambah jumlah mainan, setiap bulan dapat diraup omset puluhan juta rupiah pada “masa panen”. Sedangkan pada masa sepi, cukup setengahnya saja.
Untuk menambah omset, Rent ‘n Play juga merambah pesta ulang tahun anak-anak. Di samping itu, juga event-event khusus, seperti natal, tahun baru, lebaran, valentine, dan berbagai acara untuk mengisi liburan sekolah.
“Begitu sebuah keluarga menyewa mainan-mainan kami, secara otomatis mereka menjadi member kami. Bagi member yang menyewa mainan-mainan kami untuk acara-acara tersebut di atas, kami memberi diskon. Selain itu, mereka juga akan memperoleh suvenir, voucher penyewaan, dan sebagainya,” ungkap sarjana komputer dari University of Southern Queensland, Australia, ini.
Sedangkan untuk perkembangan ke dalam, Rent ‘n Play yang kemudian berganti nama menjadi Michie’s Rent ‘n Play membentuk agen. Fungsinya, untuk mengatasi penyewa yang lokasi rumahnya terlalu jauh, yang notabene biaya pengantarannya pun menjadi lebih mahal.
“Kalau ada agen kami di lokasi itu, kendala yang kami hadapi saat ini akan teratasi. Sedangkan untuk permainannya, kami akan meminjamkannya kepada agen-agen tersebut,” pungkas Anita, yang ke depannya akan mewaralabakan usaha yang sudah dipatenkan ini.