Tepung Beras Alami
Kerepotan para Ibu rumah tangga dalam membuat makanan yang sehat bagi buah hati mereka, sekaligus mencari bahan makanan yang alami, pada sisi yang lain merupakan peluang usaha bagi mereka yang kreatif. Dan, Ika pun menawarkan Tepung Beras Alami kreasinya. Ternyata, bayi-bayi itu menyukainya. Apa lagi, Tepung Beras Alami ini juga dapat diolah menjadi camilan sehat/bahan olahan makanan keluarga
e-preneur.co. Memiliki bayi yang sehat merupakan keinginan setiap Ibu. Karena itu, ketika sang buah hati mulai memasuki fase makan, sebagian dari mereka mau berepot-repot membuat makanan sendiri yang dijamin lebih sehat.
Untuk membuat makanan bayi yang sehat, tentu membutuhkan bahan makanan yang alami. Dalam hal ini, beras yang bebas bahan kimia. Kondisi ini, menimbulkan kerepotan berganda: repot membuat makanan yang sehat plus repot mencari bahan makanan yang alami.

Kerepotan para Ibu rumah tangga tersebut—yang dimuat dalam mailing list (milis) yang diasuh seorang dokter—ditanggapi Ika Suryanawati, salah satu member milis tersebut sekaligus pemilik sawah di Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat. Ia menawarkan Tepung Beras Alami yang diolah dari padi-padi yang tumbuh di sawahnya.
“Pada Desember 2005, lima member milis tersebut menyambut tawaran saya. Saya buatkan mereka 5 kg Tepung Beras Alami, eh, ternyata bayi-bayi mereka merasa cocok dan menyukainya,” tutur Ika, yang lalu memproduksi Tepung Beras Alami sebanyak 100 kg.
Apa sih Tepung Beras Alami? “Sebenarnya, Tepung Beras Alami sama saja dengan Tepung Beras biasa. Kami menyebutnya alami sekadar untuk mempertegas bahwa Tepung Beras kami berasal dari beras yang mulai dari ditanam hingga diproses dilakukan secara alami. Dalam arti, tanpa tambahan bahan pengawet, zat pewarna, zat perasa, pewangi buatan, dan bahan-bahan kimia lain. Sehingga, rasanya pun seperti beras pada umumnya,” jelas sarjana pertanian dari Institut Pertanian Bogor ini.
Dibuat dari beras yang mulai dari ditanam hingga diproses dilakukan secara alami
Di samping itu, ia menambahkan, juga tidak ditambahi zat-zat bergizi, seperti DHA, probiotik, dan sebagainya, serta telah bersertifikat HACCP yang menunjukkan bahwa proses produksi telah memenuhi standar internasional untuk keamanan pangan. Bukan cuma itu, Tepung Beras yang masa pakainya bisa mencapai dua tahun (tapi sebaiknya digunakan sebelum tanggal kadaluarsa yang tertera di setiap kemasan, red.) ini, terbuat dari beras pecah kulit atau beras yang masih mengandung bekatul. Karena, berdasarkan penelitian, bekatul banyak mengandung gizi.
“Jika selama ini hanya dijadikan limbah, sangat disayangkan. Sebab, justru disitulah gizi tinggi itu berada. Dan, mengetahui kehebatan bekatul itulah, maka kami tidak membuangnya tapi justru menggilingnya sekalian dengan berasnya,” ungkapnya.
Dikemas dengan berat 250 gr, Tepung Beras Alami pada mulanya terbagi menjadi dua warna. Pertama, berwarna putih kecokelatan yang dibuat dari gabungan Beras Ciherang dengan Beras Pandan Wangi. Kedua, berwarna kemerahan yang dibuat dari campuran Beras Merah dengan Beras Beureum Seungit.
“Kami menggunakan Ciherang dan Beras Merah, sebab merupakan varietas padi yang enak rasanya. Sedangkan Pandan Wangi dan Beureum Seungit itu beras yang pulen dan wangi. Dengan demikian, di sini kami memadupadankan aroma dengan rasa,” imbuhnya. Sekadar informasi, Tepung Beras Alami juga dapat dibuat dari campuran beras jenis lain.
Dalam perkembangannya, Tepung Beras Alami yang kemudian diberi nama Tepung Gasol ini terbuat dari berbagai bahan dan rasa, seperti Tepung Beras Cokelat, Tepung Arrowroot, Tepung Merah Wangi, Tepung Ubi, Tepung Jagung, Tepung Pisang, Tepung Kacang Merah, Tepung Kacang Kedelai, Tepung Kacang Hijau, Tepung Beras Merah, dan Tepung Five Grains. Selain itu, juga dapat dijumpai di berbagai pasar swalayan dan reseller.
Tepung Gasol yang diperuntukkan bagi bayi-bayi berumur 6 bulan−9 bulan ini, biasanya dibuat bubur Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Setelah itu, tetap bisa diberikan untuk menu sarapan atau diolah menjadi camilan sehat/bahan olahan makanan keluarga.