e-preneur.co. Ketika masih kecil, Ashley Dawn Loggins dibuang oleh orangtuanya yang merupakan pecandu narkoba. Dia dan kakak laki-lakinya kemudian tinggal dengan Neneknya dan hidup pas-pasan. Artinya, jangankan memakai pakaian yang layak, untuk mandi saja, dia harus berjalan jauh ke taman kota demi mendapatkan air gratis.
Penderitaan itu, semakin bertambah ketika teman-teman di sekolahnya bukannya membantu, tapi malah mengejeknya. Karena, dia selalu memakai pakaian yang sama saat ke sekolah. Imbasnya, tak jarang, dia pulang ke rumah sambil menangis.
Melihat kondisi itu, Robyn Putnam, salah seorang gurunya, tergerak hatinya untuk membantu Ashley. Tak hanya memberi sejumlah pakaian yang layak, dia juga menyarankan Ashley mengejar pelajaran yang ketinggalan secara online.
Ashley juga diberi pekerjaan sebagai petugas kebersihan, untuk membantu membiayai kebutuhannya sehari-hari. Sebagai petugas kebersihan, dia harus membersihkan semua ruangan kelas sebelum pelajaran dimulai.
Awalnya, Ashley merasa malu menjalani pekerjaan tersebut. Karena, teman-temannya tidak berhenti mengejek.
Namun, lama-kelamaan, dia terbiasa dan tidak terlalu mempedulikan hal itu. Apalagi, setelah ditolong oleh sang guru dan mendapat pekerjaan, kehidupannya menjadi lebih baik dan membuatnya semangat menempuh pendidikan.
Ashley tergolong murid yang pintar. Buktinya, semua hasil ujiannya mendapat nilai A.
Dengan nilai memuaskan yang diperolehnya, dia berhasil masuk ke Universitas Harvard, salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia. Di sini pun, Ashley mendapat beasiswa penuh dan tempat tinggal selama menempuh pendidikan.
Catatan
- Dari kisah kehidupan nyata Ashley ini, kita bisa belajar untuk tidak malu. Meski, pekerjaan yang kita lakukan mungkin dipandang rendah oleh orang lain.
- Memang, tidak mudah untuk menganggapnya sebagai angin lalu. Tapi, kita harus pandai memilah: mana omongan yang membangun dan mana yang menjatuhkan.
- Percayalah! Jika kita mempunyai keinginan yang kuat, semesta akan membantu mewujudkannya.
- Jangan mudah menyerah!