Home / Agro Bisnis / Hasilnya Berlipat Ganda

Hasilnya Berlipat Ganda

PATI (Budidaya Padi, Azolla, Tiktok, dan Ikan)

 

Teknologinya sederhana dan modalnya relatif kecil. Namun, hasilnya berlipat ganda, sekaligus membuat kita kembali ke alam dan bebas dari insektisida. Itulah PATI, sebuah “teknologi” yang ditemukan Falinus Simajuntak yang merupakan budidaya gabungan antara padi, azolla, tiktok, dan ikan

e-preneur.co. Ibarat sambil menyelam, minum air, mandi, keramas, mencuci baju, dan sebagainya. Begitulah teknik membudidayakan padi, azolla (sumber nitrogren alternatif, red.), tiktok (anak hasil kawin suntik antara itik dengan entok, red.), dan ikan yang disingkat PATI ini.

Sebab, dengan sistem PATI, seorang petani yang memiliki tanah (baca: sawah, red.)—misalnya seluas 1 ha—cukup mengeluarkan modal Rp15 juta untuk membeli bibit padi dan membiayai pengolahannya. “Tidak perlu membeli pupuk dan obat pemberantas hama,” kata Falinus Simanjuntak, mantan Direktur Kebun Binatang Ragunan.

Selanjutnya, petani tersebut mengeluarkan biaya lagi sebesar Rp7 juta (normalnya Rp10 juta, red.) untuk membeli tiktok dan ikan. Hasilnya?

“Berlipat ganda, sekaligus membuat kita kembali ke alam dan bebas dari insektisida. Padahal, teknologinya sederhana dan modalnya relatif kecil,” jelas pria, yang menemukan “teknologi” PATI ini pada tahun 2006.

Caranya yakni dengan memasukkan tiktok yang telah berumur dua minggu ke sawah yang sudah ditanami padi. “Tiktok seumur itu sudah mampu mencari makan sendiri dan mereka akan memakan serangga apa pun yang terdapat di situ,” ujar dokter hewan lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor itu.

Mereka, pencetus istilah Tiktok ini melanjutkan, juga akan matun (Jawa: membersihkan segala tanaman liar yang tumbuh di sawah, red.). Selain itu, kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk oleh sang padi.

Teknologinya sederhana dan modalnya relatif kecil

Setelah itu, masukkan azolla yang berfungsi menyuburkan tanah. Sehingga, begitu padi selesai dipanen, sawah dapat segera ditanami kembali.

“Imbasnya, kita memiliki tiga kali musim tanam dan panen dalam setahun (normalnya dua kali musim tanam dan panen dalam setahun, red.). Di sisi lain, azolla yang merupakan tumbuhan paku air mini ini juga dapat dijadikan makanan tiktok,” tambahnya.

Terakhir, masukkan ikan yang akan memakan jentik-jentik di sawah. Sedangkan kotorannya dapat dimanfaatkan untuk memperkaya unsur hara dalam tanah.

“Hasil yang diperoleh petani meski tidak secara bersamaan—karena masing-masing memiliki masa panen yang berbeda—yaitu padi organik dengan hasil melimpah dan bagus, ikan-ikan yang tumbuh besar tanpa perlu diberi makan, dan tiktok yang telah siap dipotong. Sedangkan petaninya leyeh-leyeh (Jawa: santai, red.) saja,” pungkasnya. Menarik, bukan?

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …