Nila Nirwana
Di samping mempunyai daging berwarna putih, tebal, padat, dan tidak berduri, Nila Nirwana lebih cepat besar ketimbang “saudara-saudaranya”. Kurang dari enam bulan sejak “diternakkan”, ikan ini bisa mencapai bobot 1 kg. Tidak mengherankan, bila Nila Nirwana memiliki nilai ekonomi yang tinggi
e-preneur.co. Ikan Nila (baca: nila, red.) mempunyai daging berwarna putih, tebal, padat, dan tidak berduri. Tidak mengheran, bila ikan yang telah diperkenalkan sejak tahun 1970 itu semakin populer di tengah-tengah masyarakat baik di dalam maupun luar negeri.
Sementara Nila Nirwana adalah ikan hasil persilangan antara Nila Gift dan Nila Get dari Filipina. Keunggulan nila ini di samping keunggulan tersebut di atas, juga lebih cepat besar ketimbang “saudara-saudaranya”. Kurang dari enam bulan, beratnya bisa mencapai 1 kg.
Menurut Budi, petani Nila Nirwana, dalam memelihara nila pada umumnya dan Nila Nirwana khususnya, perlu memperhatikan beberapa aspek. Pertama, kebersihan kolam. Agar terhindar dari hama atau penyakit, kolam harus selalu dibersihkan. Sebab, kebersihan kolam berkaitan dengan kualitas nila.
Kedua, media atau air harus selalu tersedia. Untuk itu, petani ikan dari Desa Mangunrejo, Gorang-Gareng, Magetan. Jawa Timur, itu menyarankan supaya air dalam kolam merupakan air yang mengalir. Karena, rasa daging nila juga tergantung pada airnya.
“Dulu, saya pernah kurang bagus merawat kolam. Sehingga, air menjadi kotor dan keruh. Menurut konsumen, rasa nila saya menjadi agak apak dan kurang gurih. Sebaliknya, ketika air kolam bersih di mana rasa ikan lebih gurih,” paparnya.
Ketiga, pemberian pakan. Selama masa pembesaran, nila diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 3%–5% dari biomassa dengan frekuensi tiga kali dalam sehari. Selain itu, Budi juga membuat pakan sendiri yang kemudian menjadi semacam “jamu” bagi ikan-ikannya, agar tidak mudah terserang hama/penyakit.
“Makanan yang saya buat sendiri itu berupa campuran karak (nasi yang dikeringkan, red.) yang disiram air panas, bekatul, dan empon-empon (bahan-bahan jamu, red.). Lalu, dijemur di bawah sinar matahari,” jelasnya.
Menjanjikan omset seindah nirwana
Untuk pembesaran, Budi menggunakan empat kolam besar yang dimilikinya. Setelah nila-nila itu mencapai berat rata-rata 200 gr, dipindahkan ke tempat khusus dan siap dijual dalam keadaan segar atau dimasukkan ke kolam pemancingan miliknya.
Untuk pemanenan, Budi yang mengambil benih Nila Nirwana-nya dari Semarang ini tidak berpatokan pada waktu panen pada umumnya yakni 3 bulan–4 bulan sekali. Ia memilah dan memilih saja nila mana yang sudah siap panen.
Lantas, nila yang sudah siap dipasarkan akan diletakkan di kolam khusus. Dengan begitu, ia memanen nilanya kapan pun.
Dalam penjualannya, nila terbilang mudah. Biasanya, tengkulak akan datang ke tempatnya untuk mengambil ikan-ikan itu. “Mereka datang setelah saya telepon atau mengirim SMS (Short Message Service) ke para agen yang mau mengambil ikan-ikan saya,” pungkasnya.
Tentang prospek bisnis budidaya nila, Budi yakin masih sangat cerah. Sebab, kebutuhan ekspor ikan ini ke berbagai negara di Asia maupun Eropa terus meningkat. Artinya, permintaannya terus ada.