Busana Pengantin Muslimah
Prihatin dengan busana pengantin muslimah yang tetap tidak mampu menyembunyikan aurat mereka, Irna pun membuatkan busana pengantin muslimah yang tertutup dan simple tapi tetap membuat mereka bak ratu sehari. Selain itu, busana rancangannya yang berlabel Irna la Perle juga dapat dipakai sebagi gaun pesta. Tidak mengherankan, masyarakat mancanegara juga meminati
e-preneur.co. Ketika akan menikah, para muslimah—yang biasa menutup aurat mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki—seringkali terkendala oleh busana pengantin yang akan dikenakan. Hingga, mereka terpaksa memakai kebaya brokat yang dilapisi dengan manset (pakaian dalam untuk pakaian muslimah, red.). Meski, hal itu tetap tidak mampu menyembunyikan lekukan-lekukan di tubuh mereka.
Hal itu, ternyata menimbulkan keprihatinan Irna Mutiara. “Saya merasa itu kok tidak bagus ya. Lalu, muncullah ide saya untuk membuat busana pengantin muslimah yang notabene longgar, tidak perlu memakai manset, namun tetap berkesan mewah,” kata perancang busana muslimah yang sudah lama malang-melintang dalam dunia fashion ini.
Pada tahun 2007, Irna pun menekuni usaha pembuatan khusus busana pengantin muslimah dengan label Irna la Perle. Perle dalam Bahasa Prancis berarti mutiara di mana hal ini cocok dengan nama panjangnya yaitu Irna Mutiara.
Busana pengantin muslimah yang dibuat Irna tidak hanya dapat dipakai pada saat menikah, tapi juga untuk menghadiri pesta. Mengingat, modelnya sederhana dan tidak mengembang seperti busana pengantin pada umumnya. Untuk itu, sarjana tata busana dari IKIP Bandung (sekarang: Universitas Pendidikan Indonesia, red.) ini menggunakan kain-kain yang berkualitas. Termasuk, payetnya.
“Namun, kami tidak menyewakan, melainkan menjual. Kami juga menerima pesanan. Busana buatan kami semuanya handmade,” ujar kelahiran Bandung, 24 Januari 1970 ini.
Ada konsep Islami dalam busana ini
Untuk memperkenalkan dan mempromosikan Irna la Perle, ia membuat website. Dan, ternyata, langsung mendapat sambutan yang luar biasa. Lantaran konsep Islami yang Irna tanamkan di setiap produknya.
“Mereka melihat busana pengantin muslimah yang saya buat berbeda dengan yang sudah ada. Selain itu, juga karena tidak berkiblat ke busana pengantin internasional,” ungkap Irna, yang busana pengantin muslimahnya juga diminati masyarakat London, Paris, Amerika Serikat, Australia, Turki, dan Malaysia.
Selain website, Irna yang setiap bulan menerima setidaknya dua pesanan baju pengantin muslimah ini juga mempromosikan busana pengantin muslimahnya dengan getol mengikuti peragaan busana yang diselenggarakan pihak lain maupun yang ia selenggarakan sendiri. Ia juga menerbitkan buku khusus tentang berbagai rancangan busananya, tanpa kuatir rancangannya akan dicontek.
“Tidak masalah kalau ada yang mau mencontek. Karena, hasilnya pasti tidak akan sama dengan yang asli. Selain itu, konsumen pasti lebih bangga kalau memakai yang asli,” pungkas Irna, yang juga membuat hiasan kerundung pada busana pengantin muslimahnya secara handmade.