Home / Celah / Nyaman Tidurnya, “Nyaman” Omsetnya

Nyaman Tidurnya, “Nyaman” Omsetnya

Balmut

Selama manusia masih ingin mengistirahatkan tubuh dan pikiran mereka melalui tidur yang nyaman, maka sprei, bantal, guling, dan selimut (serta bed cover) masih dibutuhkan. Sehingga, usaha yang berkaitan dengan perangkat tidur tersebut masih akan terus ada penjualannya. Apalagi, bila para pelaku usahanya terus melakukan inovasi

e-preneur.co. Membeli tempat tidur itu mudah, tapi tidak untuk tidurnya. Seiring berjalannya waktu, ungkapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, tidur yang berkualitas baik dilihat dari lamanya tidur maupun posisi tidurnya tapi tanpa didukung perangkat tidur yang memadai, tentu tidak akan menghasilkan badan dan pikiran yang lebih fit setelah bangun dari tidur.

Kondisi itu, memacu para pembuat perangkat tidur berlomba-lomba menghasilkan temuan baru di bidang ini. Salah satu dari mereka yaitu Linda.

Pemilik Bale-Bale, usaha di bidang sprei, bed cover/selimut, bantal, dan guling, ini memulai usahanya karena merasa kesulitan ketika akan menyimpan bed cover yang pada umumnya memang berukuran besar dan tebal. Sehingga, memakan banyak tempat dan merepotkan bila akan dibawa ke mana-mana.

Lalu, dengan sedikit sentuhan, ia membuat bantal sekaligus selimut atau yang populer disingkat balmut. “Bentuknya bantal dengan resleting di sekelilingnya. Ketika resleting dibuka, akan terbentang selimut atau bed cover,” jelasnya.

Balmut two in one yang cocok untuk traveling ini, terbagi menjadi dua ukuran yaitu 1 meter dan 1,5 meter. Selain itu, ia juga membuat balmut three in one dengan ukuran 3 meter di mana setelah resleting dibuka, bantal akan berubah menjadi selimut atau bed cover sekaligus kantung tidur (sleeping bag).

Cocok untuk traveling

Perangkat tidur yang mudah dan ringan ditenteng ini, berkembang lagi variannya ketika Linda juga membuat gulmut atau guling selimut dengan konsep yang sama dengan balmut.

Merunut ke belakang, Bale-Bale dibangun pada tahun 2005 dengan modal awal Rp30 juta. Selain unik produknya, juga unik pemasarannya. Sebab, usaha yang pada mulanya membangun home industry di Pangkalan Jati, Jakarta Timur, ini juga memberi garansi kepada setiap konsumen yang membeli produk Bale-Bale maupun Famili (second class, red.).

“Jika produk yang dibeli, setelah dicuci akan mengeluarkan bulu atau luntur warnanya, silahkan kembalikan ke sini. Nanti, kami ganti dengan produk sejenis yang baru,” tegasnya.

Selain itu, produk yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia ini menggunakan para Ibu rumah tangga sebagai marketer. “Mereka harus membeli putus dari kami, tapi mereka boleh mengembalikan lagi produk yang tidak terjual. Nanti, kami ganti dengan uang sejumlah produk yang dikembalikan, tanpa potongan apa pun,” jelasnya.

 Dengan demikian, mereka tidak akan menanggung risiko apa pun bila jualan tidak laku. “Kami juga nothing to loose. Karena, dapat menjual lagi produk tersebut,” lanjutnya.

Menggunakan para Ibu rumah tangga sebagai marketer, menurutnya lebih potensial daripada perempuan-perempuan muda. “Pada umumnya, mereka memahami karakter bahan. Sehingga, bisa dengan cepat menjual produk kami. Di sisi lain, pada umumnya, mereka memiliki link lebih banyak dan produk ini terbilang spesifik,” ungkap Linda, yang juga menjual produknya by online.

Meski begitu, ia mengakui jika dagangan ini berisiko. Dalam arti, jika tidak laku, tentu tidak akan mungkin dipakai sendiri. Apalagi, modalnya terhitung besar.

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …