Waduk Malahayu
Panorama pegunungan dan perbukitan yang dikelilingi hutan jati yang sangat luas itu begitu indah. Sementara di tengah-tengah Waduk Malahayu itu, terdapat pulau-pulau kecil dan Gunung Lio yang dulu merupakan medan perang gerilya Jendral Sudirman. Selain itu, peninggalan Belanda yang kokoh ini masih berfungsi hingga saat ini
e-preneur.co. Waduk Malahayu merupakan salah satu peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda, yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Bahkan, bangunan ini masih dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Dibangun pada tahun 1934−1937 dan diresmikan pada 19 Mei 1938. Sesuai dengan fungsinya, waduk yang terletak di Desa Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah, ini digunakan sebagai sarana irigasi lahan pertanian, pengendali banjir, dan pembangkit tenaga listrik.
Dalam perkembangannya, pemerintah daerah setempat juga menjadikan waduk terbesar di Brebes ini sebagai obyek wisata. Mengingat, Waduk Malahayu memiliki panorama pegunungan dan perbukitan yang indah, yang dikelilingi hutan jati yang sangat luas. Bukan cuma itu, di tengah-tengah waduk ini terdapat pulau-pulau kecil dan Gunung Lio, yang dulu merupakan medan perang gerilya Jendral Sudirman.
Ada Gunung Lio yang dulu merupakan medan perang gerilya Jendral Sudirman
Selain itu, juga disediakan fasilitas-fasilitas pendudukung, seperti kolam renang untuk anak, berbagai permainan untuk anak, becak air, dan sebagainya. Bahkan, penduduk setempat menyediakan perahu compreng untuk mengantar wisatawan mengelilingi waduk. Sementara beberapa warung makan, menyediakan ikan mujair goreng dengan harga terjangkau.
Namun, dalam perjalanannya, beberapa fasilitas itu sudah tidak ada lagi atau dalam kondisi rusak. Ditambah lagi, ketika e-preneur.co berkunjung, sebagian jalan menuju ke lokasi dalam kondisi rusak.
Imbasnya, Waduk Malahayu terkesan kurang terawat. Sehingga, perlahan namun pasti, waduk yang oleh penduduk setempat disebut turn ini pun memudar kecantikannya.