Hidayat Sumbodo (Pemilik Fresh Land Organic)
Manusia berencana, Tuhan menentukan. Day berencana menjadi “petani” saat berumur 50 tahun, tapi Tuhan menentukan kala ia berumur 41 tahun. Dan, ia bersyukur, sebab ketika itu ia telah memiliki keberanian yang terukur, kesabaran ekstra, dan fisik yang masih baik. Sehingga, kini, ia telah memiliki beberapa bidang usaha sebelum usianya benar-benar tua dan masih mampu membagi “ilmunya” ke banyak pihak
e-preneur.co. Jenuh dapat bisa dialami siapa pun dan karena berbagai sebab. Termasuk oleh Hidayat Sumbodo, yang jenuh hidup di Jakarta.
Akhirnya, Day, begitu ia akrab disapa, membulatkan tekad meninggalkan usahanya di bidang general contractor, interior, & furniture designer yang berlokasi di Jakarta, pada tahun 2003. Lalu, ia menjatuhkan pilihan hidup menjadi “petani”, seperti yang pernah ia impikan.
“Saya bermimpi ingin hidup di desa dan bertani di saat usia saya 50 tahun. Dan, mimpi saya terwujud dibarengi dengan masalah yang timbul pada tahun 2003. Jadi, ini bukan usaha yang dipersiapkan sebelumnya. Tapi, usaha yang saya sendiri tidak bisa menjawab mengapa saya berada di usaha ini,” tuturnya.
Namun, Day telah mempunyai bekal yang ada dalam dirinya sendiri yaitu keberanian yang terukur, kemauan, dan kecintaan terhadap usaha yang ia jalankan dan tekuni. Meski begitu, ia tetap menyadari jika terjun ke dunia yang ia cintai ini memerlukan kesabaran ekstra yang sebelumnya belum pernah ia alami, juga ketekunan dan fisik yang baik.

“Akhirnya, saya pun sadar kalau saya tidak boleh protes kepada Tuhan mengapa saya menjadi petani saat umur saya 41 tahun. Kok tidak nanti saja. Menunggu kalau usia saya sudah 50 tahun atau lebih,” kisah kelahiran Malang, 26 Maret 1962 ini.
Kemudian, ia membayangkan bila terjun ke dunia pertanian organik selepas pensiun, pasti akan terkendala keterbatasan waktu dan tenaga. “Pada gilirannya, saya hanya mampu menyuruh orang lain dan tidak mampu memberikan pelatihan budidaya organik murni dengan keluar masuk desa baik kepada petani, kelompok tani, maupun institusi lainnya,” lanjutnya.
Day menggeluti usaha di bidang pertanian organik dengan bendera Fresh Land Organic di Yogyakarta dan membuka gerai sehat dengan nama Huma Organic di Solo. Secara umum, usaha ini bergerak di aneka budidaya organik mulai dari tanaman pangan (aneka sayur mayur dan sedikit buah musiman) seperti Pepaya California, semangka, melon, jambu kristal, serta tanaman palawija seperti kedele lokal, kacang tanah, kacang hijau, wijen, dan chia seed. Selanjutnya, membuat kebun buah tahunan yang berbasis budidaya organik murni.
Berikutnya, dengan bendera CV Komunika Karya Anteronusa, sarjana ekonomi dari Universitas Sebelas Maret, Solo, ini juga membuat aneka fermentor untuk bahan proses pembuatan kompos (composting) pupuk organik cair bio teknologi dengan brand ATM Kompos Premium. Selain itu, juga pupuk organik cair dengan brand ATM Liquid, ATM Liquid plus Boron, dan ATM Liquid Super KS.
Persiapan utamanya yakni keberanian yang terukur dan kemauan untuk bertindak
Untuk usahanya ini, Day hanya mengeluarkan Rp22 juta yang digunakan untuk membuka lahan seluas 3.500 m². Dari situ, ia menggulirkan pertanian organik yang berkelanjutan.
“Artinya, dengan lahan itu, saya harus mampu merotasi terus-menerus sepanjang tahun dengan aneka tanaman hortikultura, sebagai lahan produksi yang tidak terputus. Lahan harus terus tercukupi unsur haranya yang diambil tanaman dan lahan harus digantikan/dikembalikan lagi unsur haranya,” jelasnya.
Siklus tersebut ia lakukan sampai ia merasa lahan tersebut tidak lagi cukup menampung daya gerak. “Dan, saya pun melakukan penanaman jenis lainnya yaitu tanaman pangan atau padi organik murni,” tambahnya.
Berbicara tentang omsetnya, pada awal berbudidaya organik (tahun 2003), omset naik turun dan diputar ulang untuk melakukan riset lapangan lagi. Seperti, untuk mengukur efektivitas pupuk kompos premium, pupuk organik cair, pestisida dan fungisida nabati, serta produktivitas dan kualitas hasil.
Jadi, masih sulit untuk menghitung omset, di samping pasar belum terbentuk secara pasti. Tahun 2005, barulah hasil produksi usaha ini masuk ke beberapa pasar moderen di Yogyakarta.
Sementara berbicara tentang masalah, menurut Day, pasti ada di mana pun dan pada apa pun yang dikerjakan. Seperti yang ia ungkapkan di atas bahwa pertanian organik belum merupakan pertanian, yang mempunyai “jamaah” yang banyak.
Ia sangat berharap, di usianya saat ini, akan muncul banyak kaum muda di sub sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang sadar dan gigih memproduksi secara benar dengan moralitas tinggi. “Yakinlah bahwa pasar dengan konsumen cerdasnya sudah berpihak pada produk-produk sehat. Sementara harga yang sesuai dengan harapan mereka akan tercapai, bila konsumen cerdas semakin banyak dan semakin menuntut produk berkualitas baik sekaligus sehat,” pungkas Day, yang berharap masih diberi kesempatan untuk hidup bermanfaat oleh Tuhan.
Catatan Hidayat Sumbodo
- Pada dasarnya, semua kembali kepada pilihan apa yang akan kita tentukan. Persiapan utama yakni apa yang ada pada diri kita, seperti keberanian yang terukur dan kemauan untuk bertindak.
- Untuk usia saya, tentu ada pedoman untuk menentukan langkah langkah yang akan saya jalani dengan membuat tiga rencana kerja:
- Rencana kerja jangka pendek (maksimal tiga bulan) di mana detil teknisnya menyesuaikan bidang apa yang akan dilakukan.
- Rencana kerja jangka menengah (sampai 12 bulan).
- Rencana kerja jangka panjang (maksimal 36 bulan).
- Lakukan evaluasi setiap bagian rencana kerja berakhir.