Home / Senggang / Jalan-Jalan / Curug “Perawan” nan Eksotis

Curug “Perawan” nan Eksotis

Curug Sindaro

 

Kesunyiannya masih sangat terasa, udaranya masih sejuk, dan lingkungan di sekitarnya pun masih asri. Itulah, Curug Sindaro si Curug “Perawan” yang dulu hanya disambangi penduduk setempat. Tapi, kini, sudah siap menerima wisatawan dari mana pun

 

e-preneur.co. Curug Sindaro adalah salah satu dari 15 air terjun atau curug di Kebumen, Jawa Tengah. Curug yang wajib dikunjungi ini terletak di Dusun Kalikencot, Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung.

Untuk menuju ke lokasi yang disebut juga Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung ini, jika Anda menaiki kendaraan bermotor, maka akan diarahkan ke Pemandian Air Panas Krakal menuju ke Desa Plumbon (di sini terdapat Curug Plumbon, red.). Lalu, ke Pasar Wadasmalang hingga sampailah di Dusun Kalikencot. Dari sini, Anda tinggal menitipkan kendaraan di tempat penitipan kendaraan.

Selanjutnya, Anda berjalan kaki di jalan yang berundak-undak, namun beraspal mulus. Agak melelahkan, tapi Anda akan terhibur dengan pemandangan indah di kanan-kiri jalan tersebut. Seperti, sawah terasering milik penduduk setempat dan deretan Pohon Pinus. Atau, Pohon Durian, Tanaman Kopi, dan sebagainya yang ditanam di sebagian lahan.

Lelah Anda akan segera terbayar kala mendengar dan melihat gemuruh air Curug Sindaro. Tapi, daya tarik air terjun dengan ketinggian sekitar 30 meter itu bukan cuma itu.

Curug Sindaro juga memiliki dua undakan air terjun dengan bentuk melebar. Terdapat sebuah pohon di antara kedua undakan itu. Sementara airnya yang mengalir deras itu jernih dan dingin, serta tidak akan pernah mengering meski musim kemarau. Hanya, debit air akan sedang atau kecil dan mengalir melalui celah-celah bebatuan.

Pesonanya sangat eksotis

Selain itu, dengan lokasi yang masih tersembunyi—sehingga hanya penduduk setempat yang mengunjunginya—Curug Sindaro kerap disebut sebagai air terjun “perawan”. Hal itu, sangat terasakan dari kesunyiannya, udaranya yang masih sejuk, dan lingkungan di sekitarnya yang masih asri.

e-preneur.co dan teman-teman tiba di sana menjelang sore. Setelah menuruni jalanan beraspal putih yang berundak-undak, sampailah kami di sebuah jembatan kecil dan langsung mendengar gemuruh air yang mengalir deras dari Curug Sindaro yang berukuran relatif kecil.

Suasananya benar-benar masih asli, meski sudah terjadi banyak perubahan dalam rangka berbenah sebagai tempat wisata. Seperti, adanya bendungan yang dibuat dengan memecahkan bebatuan di curug itu, pemangkasan beberapa pohon, penanaman beberapa pohon baru yang kurang matching, kehadiran beberapa warung kopi dan mie instan yang seadanya sehingga mengganggu pemandangan, dan sebagainya.

Namun, apa pun kondisinya saat itu, kami masih bisa berlama-lama memandangi “surga dunia” ini, menikmati kesunyiannya, dan mengambil banyak foto cantik di sini.

Check Also

Ketika Para Perantau Kangen dengan Kampung Halamannya

Bubur Samin Bubur Samin bukanlah makanan tradisional Solo, tapi menjadi menu takjil yang ikonik di …