Daging Bekicot
Dikenal sebagai hama bagi para petani. Padahal, hewan berlendir ini juga dapat dijadikan usaha yang menjanjikan. Permintaan dagingnya dalam kondisi mentah maupun matang terus mengalir. Namun, sayang, belum mampu dipenuhi. Lantaran, bekicot tidak dapat diternakkan
e-preneur.co. Bekicot, selama ini hanya dianggap hama oleh petani. Padahal, sebenarnya, daging hewan berlendir ini merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Mengingat, di dalamnya terkandung asam amino esensial yang sangat lengkap, yang notabene sangat baik bagi tumbuh kembang anak-anak.
Sementara di mata Rebi dan Slamet, sang suami, daging bekicot bisa diolah menjadi beragam masakan yang lezat. Misalnya, sate bekicot, keripik bekicot, rempeyek bekicot, rica-rica bekicot, dan sebagainya.
Imbasnya, permintaan daging bekicot mentah sangat tinggi. Bahkan, di Kediri, terdapat pabrik yang mau menampung bekicot sebanyak-banyaknya. Sayang, ketersediaan bekicot terbatas.
“Beberapa kali saya mencoba menternakkannya, tapi hasilnya kurang memuaskan. Demikian pula, dengan beberapa teman di desa kami,” ujar Rebi, saat ditemui di rumahnya yang terletak di Desa Keras, Ngawi, Jawa Timur.
Akhirnya, Rebi dan suaminya yang memulai usaha mereka saat krisis moneter 1998 ini hanya berani menerima permintaan berapa pun banyaknya saat musim hujan. Sebab, pada musim itu, bekicot melimpah ruah.
“Karena, jika sudah memasuki musim kemarau, bekicot sangat susah ditemukan. Selain itu, bekicot gampang mati,” ungkap Rebi, yang bekerja sama dengan para pencari bekicot.
Dapat dijadikan lauk yang lezat
Kemudian, bekicot-bekicot tersebut ditampung sementara dalam sebuah kandang khusus. Selanjutnya, diproses menjadi daging bekicot kering dan diolah lagi menjadi aneka masakan yang lezat.
Namun, memproses bekicot bukan perkara mudah. Diperlukan waktu yang lumayan panjang. Dimulai dari merebus bekicot bersama cangkang-cangkangnya di dalam drum besar, agar tidak cepat kopong (kondisi bekicot mati dan tinggal cangkangnya, red.).
Setelah dua jam atau sampai lendir di air menghilang, bekicot-bekicot itu pun diangkat. Lalu, satu per satu daging bekicot dicongkel secara manual dari dalam cangkang.
“Sebenarnya, lebih praktis jika mengambil daging bekicot menggunakan mesin. Tapi, risikonya yakni daging akan hancur atau ukurannya menjadi lebih kecil. Berbeda jika dicongkel secara manual, akan tetap utuh atau tidak terpotong-potong,” ungkap Slamet.
Daging bekicot yang sudah dilepas dari cangkang, tidak bisa langsung diolah menjadi makanan. Daging tersebut harus direbus sekali lagi. Dan, agar daging lebih empuk dan mengembang, dalam perebusan kedua ini bisa dicampurkan puli. Selain itu, juga bisa ditambahkan jeruk nipis untuk mengharumkan daging sekaligus mengawetkannya secara alamiah.
“Lantas, daging bekicot dijemur di bawah sinar matahari selama 3–5 hari, tergantung cuaca. Setelah benar-benar kering, kemudian daging bekicot diangkat dan diangin-anginkan sebentar di dalam rumah. Daging yang sudah kering inilah, yang kemudian diolah menjadi aneka makanan,” ujarnya.
Rebi juga membuat daging bekicot mentah kering sebanyak-banyaknya pada musim penghujan, untuk mengatasi kelangkaan bekicot pada musim kemarau. Karena, ia kerap mendapat pesanan daging bekicot mentah kering hingga ke luar Jawa. Di samping itu, ia juga mengolah daging bekicot mentah kering menjadi rica-rica bekicot dan keripik bekicot.
Rica-rica bekicot dan keripik bekicot ini laris manis di warung-warung. Hal inilah, yang membuat mereka tidak terlalu pusing dalam segi pemasaran. “Setiap hari, ada saja sales yang mengambil langsung olahan daging bekicot di rumah kami,” pungkas Rebi, yang mampu memproduksi keripik bekicot dan rica-rica bekicot hingga 800 kemasan kecil tiap harinya.