Anggur Prabu Bestari
Anggur Merah impor sangat digemari konsumen Indonesia, khususnya. Namun harganya terbilang tidak murah. Untuk mengatasi masalah ini, Tim Anggur Balitjestro memperkenalkan Anggur Prabu Bestari—yang notabene rekayasa genetika dari Anggur Merah impor—yang dipasarkan dengan harga jauh lebih murah. Imbasnya, pasar pun menerimanya dengan baik
e-preneur.co. Dilihat dari potensi yang dimiliki Indonesia, kita mempunyai plasma nutfah (sumber daya genetika, red.) anggur merah yang dikoleksi oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Tepatnya, di Kebun Percobaan Banjarsari, Probolinggo, Jawa Timur. Varietas anggur merah tersebut dinamai Prabu Bestari oleh Walikota Probolinggo kala itu.
Prabu Bestari (nama aslinya Red Prince, salah satu varietas anggur dari Australia, red.) diperkenalkan pada tahun 1986. Lima tahun kemudian, anngur ini dikoleksi oleh Kebun Percobaan Banjarsari. Lantas, pada tahun 2002, Prabu Bestari menyemarakkan pasar buah pada umumnya dan pasar anggur khususnya di Probolinggo dan sekitarnya.
Tidak cuma itu, Prabu Bestari yang bibitnya dapat diperoleh di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Citrus (Balitjestro) ini juga telah dilepas sebagai varietas unggul pada tahun 2007, berdasarkan Surat Keputusan Menteri. Selain itu, anggur ini telah pula didaftarkan di Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, Departemen (sekarang: Kementerian, red.) Pertanian, pada tahun 2008.
“Pertimbangannya, Prabu Bestari mempunyai kualitas buah yang bagus, yang dapat menyaingi anggur impor yang banyak beredar di pasaran. Anggur ini memiliki warna kulit merah, ukuran per butir buah dengan tinggi 17 mm–29 mm dan diameter 9,4 mm–24,5 mm, serta berbentuk bulat agak lonjong dengan rasa manis segar. Hasil analisa kimia menunjukkan bahwa Prabu Bestari memiliki kandungan gula anggur 20°Brix, kadar asam 1,9%, kadar juice 47,77%, dan kandungan vitamin C 23,23 mg/100 gr,” jelas Emi Budiyati, Peneliti dari Balitjestro.
Dibandingkan dengan varietas anggur lain, Emi melanjutkan, Prabu Bestari yang dapat diolah menjadi jus ini memiliki tandan lebih besar, ukuran butiran buah juga relatif lebih besar, warna kulit buah yang lebih menarik, dan kapasitas produksi yang lebih banyak. “Mencapai 5 ton–15 ton per hektare are!” kata Penanggung Jawab Kegiatan Koleksi Anggur ini. Sementara berbicara tentang harga jualnya di tingkat petani, hampir dua kali lipat lebih mahal ketimbang anggur-anggur lokal yang lain.
Pesaing anggur impor
Prabu Bestari juga dapat ditanam di mana saja. Dalam arti, tidak hanya di Probolinggo. “Karena pada awalnya varietas anggur ini diintroduksi dan dikoleksi di Probolinggo, maka buah ini lebih banyak berkembang di daerah tersebut. Di samping itu, Probolinggo mempunyai agroklimat yang sesuai untuk penanaman anggur,” ungkap insinyur kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini.
Berkaitan dengan itu, Prabu Bestari harus ditanam di daerah dengan iklim E (iklim kategori agak kering, berdasarkan klasifikasi iklim yang dibuat oleh ilmuwan Schmidt dan Ferguson, red.), dengan sekurang-kurangnya 3 bulan–4 bulan kering/tahun, curah hujan yang optimum yaitu 800 mm/tahun, dan dengan sinar matahari sebanyak-banyaknya dari pagi hingga sore. Tinggi tempat penanaman anggur yang optimum yaitu 0–300 mdpl dan dengan tanah yang berstruktur lempung berpasir (porous).
Selanjutnya, Emi menambahkan, yang harus juga dilakukan dalam penanaman Prabu Bestari yaitu harus mengenali pasar, mencari lahan yang sesuai, menggunakan bibit yang sehat, menyiapkan para-para, dan mengetahui cara penanaman secara tepat. “Sebab, meski anggur ini diminati pasar dan mampu berproduksi tinggi, tapi pada musim hujan ia mudah terserang penyakit. Sehingga, dapat menurunkan kualitas buah. Karena itu, sebaiknya tidak dipangkas menjelang musim hujan atau pada musim hujan dilakukan penaungan plastik,” katanya, menyarankan.
Namun, ia menambahkan, dilihat dalam pasar anggur, Prabu Bestari masih dipasarkan secara lokal di daerah sentra produksinya yaitu Probolinggo dan sekitarnya. Dengan kata lain, belum bisa memenuhi permintaan pasar di luar daerah tersebut.
“Karena itu, Prabu Bestari berpotensi untuk dikembangkan di luar daerah sentra,” pungkasnya. Sekadar informasi, Prabu Bestari dapat diperbanyak dengan stek―cara paling mudah untuk membudidayakan anggur ini―di samping cangkok, grafting, dan kultur jaringan.