Home / Inovasi / Cara Efisien Menyusui di Tempat Umum

Cara Efisien Menyusui di Tempat Umum

Celemek Menyusui

(Mamita)

Menyusui bayi saat sedang beraktivitas di luar rumah adalah hal yang lumrah dilakukan para Ibu. Meski, sebagian dari mereka merasa hal ini sebenarnya kurang etis. Lala menangkap peluang ini dengan memodifikasi celemek pada umumnya menjadi celemek menyusui. Kelebihan Mamita dibandingkan follower-nya membuat 75% dari kapasitas produksinya diserap pasar

e-preneur.co. Salah satu “kerepotan” jika memiliki bayi yaitu ketika harus menyusui di tempat umum. Sebab, banyak Ibu merasa risih, dengan pandangan atau senyuman penuh arti dari orang-orang di sekitarnya. Terutama, untuk para perempuan yang baru menjadi Ibu. Sementara, tidak semua pusat perbelanjaan, khususnya, menyediakan nursing room (tempat untuk menyusui dan mengganti popok, red.).

Sebagian Ibu-ibu tersebut mengatasi kondisi itu dengan memompa ASI (Air Susu Ibu)-nya. Lantas, menuangkannya ke dalam botol. Ketika, bayi mereka merengek minta disusui, sementara mereka sedang jalan-jalan atau berada di luar rumah, maka disusuilah sang bayi melalui ASI dalam botol tersebut.

“Tapi, lama kelamaan kok saya merasa itu tidak etis,” tutur Lala Sirat, tentang pengalamannya menyusui bayinya pada awal tahun 2007 silam.

Hingga, suatu ketika, salah seorang temannya yang baru pulang dari luar negeri, mengoleh-olehinya celemek untuk menyusui yang biasa digunakan para Ibu di mancanegara. “Setelah saya mencobanya kok terasa efisien sekali. Saya tidak perlu lagi memakai pakaian khusus yang memudahkan saya menyusui,” kisahnya.

Dari situlah, terlintas dalam benaknya untuk membuat produk sejenis. Kemudian, celemek khusus untuk menyusui itu dipasarkannya dalam acara AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) yang dihadirinya. Tanggapan mereka sangat bagus. “Sebab, selama ini, produk semacam itu selalu buatan luar negeri yang tentu saja harganya mahal dalam mata uang rupiah,” kata anggota AIMI ini.

Tanggapan konsumen yang sangat manis itu, memacunya untuk berproduksi lebih banyak lagi dan melakukan beberapa pembaharuan. Khususnya, pada model dan kemasannya.

Sekadar informasi, celemek untuk menyusui (nursing apron) mempunyai bentuk seperti umumnya celemek. Tapi, celemek untuk menyusui lebih berfungsi untuk menutupi payudara si Ibu, ketika yang bersangkutan sedang menyusui bayinya atau memompa ASI di tempat umum.

Lala membuat celemek menyusui dalam dua model yaitu jaring buka (model A) dan jaring tutup (model B). Jaring buka biasanya digunakan oleh para wanita yang baru menjadi Ibu. Karena, biasanya mereka masih merasa kuatir dengan keadaan bayi mereka di dalam sana. Sehingga, mereka merasa perlu untuk sesekali mengintipnya, dengan cara membuka sedikit bagian atas celemek yang dilapisi bahan jaring yang tipis. Sementara jaring tutup, biasanya digunakan oleh mereka yang telah memiliki lebih dari satu bayi.

“Model celemek saya memang sederhana. Karena, yang utama produk ini harus juga gampang dibawa,” ujar perempuan, yang memberi “merek” Mamita pada celemek menyusui buatannya.

Berbeda dengan produk buatan pesaing, ia melanjutkan, yang modelnya lebih bervariasi seperti menggunakan kerudung, kawat, dan lain-lain. Tapi, ketika akan dibawa (dimasukkan ke dalam tas), ternyata tidak bisa ringkes.

“Di samping itu, dalam kondisi ‘darurat’, Mamita bisa juga difungsikan sebagai selimut, alas ganti popok, dan sebagainya. Jadi, multi fungsilah. Intinya, saya tidak mau bermain dalam variasi model, tapi lebih cenderung pada motif bahan,” ungkap sarjana komunikasi dari Universitas Indonesia ini.

Diutamakan fungsinya

Berkaitan dengan bahan, Lala menggunakan 75% katun dan 25% polyester. Sehingga, terasa adem dan tidak gatal di kulit bayi (baby friendly), mengingat bahan ini akan bersentuhan langsung dengan kulit si bayi. Bahkan, sejak ia dilahirkan. Hal inilah, yang membedakan celemek yang memiliki lebih dari 11 motif itu dengan produk impor, yang biasanya menggunakan bahan yang lebih tebal.

Sementara produk pesaing, biasanya menggunakan kain sprei yang notabene panas dan kasar, tapi memiliki aneka motif yang jauh lebih menggemaskan. Sekadar informasi, motif bahan biasanya juga menjadi penentu utama para Ibu ketika akan membeli produk ini.

Dengan kapasitas produksi sebanyak 400 pieces, 75%-nya telah diserap pasar. Sementara pemasarannya ke berbagai toko yang menjual perlengkapan bayi, rumah sakit, dan lain-lain yang tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Bandung. “Di samping itu, juga untuk memenuhi pesanan secara online yang datang dari Medan, Bali, Lombok, dan Kalimantan,” jelas Sasha Sirat, sang adik yang ditugaskan mengelola usaha ini.

Mamita menyasar pasar menengah ke atas. Pertimbangannya, pertama, untuk menghindari peniruan (berdasarkan pengamatan kedua kakak beradik ini, Mamita telah memiliki beberapa pengikut, red.).

Kedua, mereka ingin menjalin hubungan personal baik dengan toko maupun konsumen. Mengingat, produk ini memang harus dijelaskan bagaimana memakainya, sebelum konsumen membelinya. Walau, dalam setiap kemasan produk Mamita selalu disertakan secarik kertas yang berisi petunjuk pemakaian.

Ke depannya? “Kami akan menambah ‘pasar’ dengan mengembangkan produk baru,” pungkas Lala, sembari memperkenalkan produk barunya yaitu gendongan bayi (sling) dan bib (Jawa: tadah iler, red.) yang telah dimodifikasi menjadi sangat modis.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …