Home / Celah / Mengembangkan Hobi Menjahit Menjadi Usaha Garmen

Mengembangkan Hobi Menjahit Menjadi Usaha Garmen

Seragam dan Pakaian Kerja

(Fizz Production)

Seringkali, hobi menjadi inspirasi pertama, ketika ingin membangun sebuah usaha. Seringkali pula, usaha yang dibangun berlatarbelakangkan hobi akan berjalan lebih mulus. Karena, hobi identik dengan kesenangan. Setidaknya, hal itu sudah dibuktikan oleh Evi melalui usaha pembuatan seragam dan pakaian kerja berlabel Fizz Production

e-preneur.co. Tak semua yang telah lulus dari perguruan tinggi mendapat kesempatan untuk bekerja kantoran. Dan, tak semua yang telah diberi kesempatan bekerja kantoran, bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaan yang berhasil mereka raih. Situasi itulah, yang mendorong Dewi Syovia Evi memutuskan untuk bekerja di rumah, sambil mengurusi rumah tangganya.

“Setelah diwisuda, saya segera menikah dan melahirkan anak-anak kami. Pada awalnya, saya juga ingin bekerja di luar rumah. Karena, saya juga membutuhkan kesibukan di luar urusan rumah tangga. Tapi, anak-anak saya tidak ada yang menjaga,” tutur Evi, sapaan akrabnya.

Kebetulan, Evi dilahirkan dari keluarga berlatar belakang pedagang. Wanita berdarah Minang ini juga hobi menjahit. “Yang terpikir oleh saya saat itu, ngapain saya harus kerja di luar rumah atau kantoran, kalau saya mempunyai pilihan lain yaitu kerja di rumah?” lanjut sarjana arsitektur ini.

Dengan bantuan modal dari sang suami yang pernah bekerja di sebuah perusahaan penghasil pestisida, Evi pun mendirikan Fizz Production. “Untuk permodalannya, saya nggak perlu meminjam dari pihak lain. Karena, usaha saya ini masih kecil-kecilan. Di samping itu, saya nggak ingin tergantung pada pihak lain alias berhutang,” katanya.

Namun, ternyata, usaha di bidang seragam dan pakaian kerja ini mengalami perkembangan yang sangat bagus. Bahkan, sang suami yang bergelar sarjana pertanian, pada akhirnya memilih mengundurkan diri dari kantornya dan bahu-membahu dengan sang istri mengembangkan Fizz Production.

Berbisnislah sesuai dengan apa yang Anda senangi

Padahal dalam mempromosikan dan memasarkan produknya, Evi tidak menggunakan perangkat teknologi informasi. Ia merasa cukup mempromosikan busana-busana kerjanya dengan menjadi sponsor pakaian, yang dikenakan para pembaca berita di beberapa stasiun televisi swasta nasional.

“Saat itu, nilai kerja samanya lebih dari Rp450 juta/tahun. Ketentuannya, pihak televisi swasta harus mencantum tulisan Fizz Production di setiap siaran berita yang ditayangkan dan saya harus memasok 30 stel blazer/bulan untuk mereka,” ungkapnya.

Sedangkan untuk pemasarannya, cukup dilakukan dari mulut ke mulut atau menerima pesanan pakaian seragam kantor melalui para Ibu kenalan mereka. Dalam perkembangannya, para Ibu tersebut bertugas sebagai “distributor” Fizz Production.

Mengapa bisnis garmen yang dipilih? “Kalau ingin berbisnis, pastinya memilih bisnis yang disenangi, bukan? Apalagi, kalau bisa dikerjakan di rumah, enjoy sekali,” ujar perempuan, yang merasa menjahit merupakan satu-satunya ketrampilan yang dia miliki.

Secara umum, perempuan berkerudung ini melanjutkan, gelar sarjananya hanya membantu bisnisnya dalam cara berpikir, mendesain, pemilihan warna dan bahan, dan sebagainya. Justru, latar belakang pekerjaan keluarganya yang sangat membantu bisnisnya.

Bagi mereka yang ingin terjun ke dunia bisnis, Evi menyarankan agar tekun, yakin, tidak ikut-ikutan, mempunyai kepribadian, dan produknya unik. “Jangan ikut-ikutan! Karena, yang begini ini nggak akan bertahan lama. Kalau memungkinkan, justru orang lain yang mengikuti kita,” pungkasnya.

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …