Home / Celah / Menangkap Celah Naiknya Pamor Batik

Menangkap Celah Naiknya Pamor Batik

Sabun Lerak Cair (Sidomukti dan Pusaka Mas)

Naiknya pamor batik, membuat para pengusaha batik berproduksi secara besar-besaran. Imbas lainnya, para produsen sabun lerak yang berfungsi untuk menjaga keawetan warna kain, juga berlomba-lomba menghasilkan sabun lerak cair yang lebih praktis pemakaiannya. Seperti, Sidomukti dan Pusaka Mas yang diproduksi oleh Natanael

e-preneur.co. Pamor Batik Indonesia semakin moncer, setelah diakui dunia melalui persetujuan UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). Imbasnya, batik dikenakan oleh semua masyarakat Indonesia dan tidak lagi dianggap kuno oleh generasi milenialnya,

Selain dapat dikenakan sehari-hari atau pada acara-acara tertentu, batik juga dapat dijadikan benda koleksi. Lantaran, motifnya sangat beragam. Bahkan, setiap daerah memiliki motif batik sendiri-sendiri.

Agar kualitasnya tetap prima, batik harus dirawat dengan baik. Terutama, dalam proses pencuciannya, Untuk itu, jangan dicuci sembarangan.

Orang-orang zaman dulu, mencuci batik dengan menggunakan buah lerak (baca: lerak, red.). Karena, biji buah yang memiliki aroma khas ini, mengandung saponin. Saponin inilah, yang menghasilkan busa yang berfungsi sebagai bahan pencuci kain batik.

Namun, untuk memperoleh lerak tidaklah mudah. Bahkan, merepotkan jika harus mencarinya sendiri.

Natanael Murdijo Wirjohandjojo mencoba mengatasi masalah ini, dengan membuat sabun lerak cair yang dikemas dalam botol, layaknya deterjen cair. Sehingga, siap pakai dan lebih praktis.

“Dulu, mendiang Ibu saya pernah memproduksi sabun lerak cair. Dan, pada Januari 2010, kami mulai memproduksinya lagi. Karena, batik semakin populer dan orang-orang mulai memperhatikan bagaimana merawat kain ini,” tutur Natanael.

Siap pakai dan lebih praktis

Namun, ia menambahkan, perlu diperhatikan dengan seksama bahwa tidak semua sabun lerak cair baik untuk mencuci kain batik. “Untuk mengetahui kualitas sabun lerak yang tergolong bagus, sederhana saja caranya yaitu jika tercium aroma lerak yang sangat khas, maka itulah sabun lerak yang minim campuran,” ungkapnya.

Tidak masalah, ia melanjutkan, kalau ditambahkan pewangi. Asalkan, tidak banyak. “Jangan terkecoh dengan sabun lerak yang terlampau wangi! Bisa jadi, sudah banyak bahan campurannya,” bebernya.

Tambahan pewangi dalam sabun lerak memang tidak mempengaruhi kualitas secara keseluruhan. Asalkan, tidak terlalu mendominasi. Karena, sabun lerak yang sudah terlalu banyak campurannya, dikuatirkan justru mengurangi fungsinya sebagai perawat warna kain batik.

Untuk membuat sabun lerak dengan kandungan ekstrak lerak yang dominan, dibutuhkan waktu selama satu hari penuh. “Lama proses pembuatannya, tergantung pada seberapa banyak ekstrak lerak yang sudah dapat diambil secara sempurna. Biasanya, memakan waktu  24 jam,” jelasnya.

Sementara untuk pemakaiannya, Natanael menyarankan sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan setelah segel kemasan dibuka. Tapi, jika kemasan masih tersegel rapi, sabun lerak ini mampu bertahan hingga setahun.

Natanael memproduksi dua merek sabun lerak yakni Sidomukti dan Pusaka Mas, yang masing-masing dikemas dalam ukuran 250 ml. Saat ini, produk ini sudah tersebar di Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Untuk sistem pemasarannya, Natanael menggunakan sistem titip jual ke beberapa toko atau counter batik. “Saya belum berniat membuka store. Karena, menurut saya, bisa menurunkan jumlah penjualan reseller saya. Sementara melalui online, akan memudahkan pemesanan jarak jauh,” pungkasnya.

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …