Home / Agro Bisnis / Potensial Dikembangkan Menjadi Sayur yang Berkhasiat

Potensial Dikembangkan Menjadi Sayur yang Berkhasiat

Teratai

Selama ini, teratai hanya dianggap sebagai tanaman hias. Padahal, si cantik yang gampang dibudidayakan ini multiguna. Tanaman air ini dapat digunakan sebagai bahan baku masakan dan obat-obatan. Sayang, masih sangat sedikit petani yang tertarik membudidayakannya

e-preneur.co. Bunga Teratai, pada zaman dulu, keagungannya selalu dikaitkan dengan upacara-upacara keagamaan. Pemeluk Hindu, mempersembahkan Teratai Ungu atau Biru Lembayung kepada Dewa Wisnu, Teratai Merah kepada Dewa Brahma, dan Teratai Putih kepada Dewa Siwa.

Pemeluk Budha pun menganggap bunga ini lambang kesucian. Hal ini, tecermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha duduk bersemedi, di atas Bunga Teratai yang sedang mekar.

Di pedesaan, teratai kebanyakan ditanam di kolam-kolam baik sebagai hiasan maupun untuk makanan ikan, terutama Ikan Gurame. Sementara di kota-kota besar, teratai yang ditanam di dalam pot, jambangan, atau pun kolam taman hanya berfungsi sebagai tanaman hias. Sebab, saat bunga-bunganya bermekaran mampu membuat suasana di sekitarnya semakin semarak.

Tanaman ini bisa berbunga beberapa kali dalam setahun. Sehingga, boleh dibilang, berbunga tanpa kenal musim. Dan, saat mekar, diameter bunga itu mencapai 25 cm.

Teratai terbagi menjadi dua jenis yaitu lotus (Latin: Nymphaea Pubescens Willd, red.) dan seroja (Latin: Nelumbium Nelumbo Gaerth, red.). Banyak yang berpikir bahwa kedua tanaman ini sama. Karena, memiliki bentuk bunga yang serupa hingga sulit dibedakan. Padahal, sebenarnya, keduanya mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan.

Lotus, mempunyai batang atau rimpang yang tumbuh tegak di dalam air, buahnya pun matang dalam air. Sementara daunnya yang bulat lonjong, melipat dan bergerigi pada tepinya, serta mengapung di permukaan air.

Bunga Lotus mekar pada malam hari dan biasanya berwarna putih. Meski, kadangkala, ada yang berwarna merah atau merah jambu.

Selain itu, Ada satu jenis lotus yang berwarna ungu atau Biru Lembayung yang disebut Nymphaea Capensis Thunb. Jenis ini, mekar pada siang hari. Di Inggris, lotus dikenal dengan istilah Water Lotus.

Sementara seroja, oleh orang-orang Inggris disebut Water Lily. Tanaman air ini mempunyai daun berbentuk bundar, yang disangga oleh tangkai yang amat panjang. Daunnya yang menyembul ke atas permukaan air bagai payung yang terbuka dan menjulang tegak seperti daun keladi.

Bunga Seroja, umumnya berwarna merah jambu. Sedangkan Buah Seroja matang di permukaan air.

Di samping cantik, teratai juga dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. Sejak ratusan tahun lampau, Masyarakat Cina telah mengolah teratai menjadi sayur dan obat. Untuk itu, mereka menggunakan akar, umbi, batang, daun, bunga, buah, dan bijinya.

Daun Teratai mengandung Vitamin C dan sering digunakan untuk membungkus makanan yang ditim, agar menimbulkan aroma khas teratai. Di samping itu, Daun Teratai yang telah dibakar dapat digunakan untuk mengobati luka memar dan bisul.

Umbi Teratai yang menyerupai ubi jalar tapi berlubanglubang ini, banyak mengandung protein, Vitamin C, B1, dan B2, serta asam dasar NH3 yang mampu menghangatkan tubuh dan menghilangkan memar. Sementara Biji Teratai yang mengandung protein tinggi, Vitamin C, dan senyawa kimia ragi, lebih banyak diolah sebagai makanan yang dipercaya dapat mengembalikan stamina dan memperlancar peredaran darah. Di pasar swalayan, banyak tersedia Umbi dan Biji Teratai kering yang siap diolah menjadi bahan sup dan makanan ringan.

Biji Teratai seukuran butiran kacang tanah. Biji-biji ini tersembunyi di dalam lubang-lubang buah, yang menyerupai sarang lebah dan diselimuti kulit yang rasanya sepat.

Biji Teratai yang tua dan kering dapat dimasak atau disangrai hingga kulitnya pecah. Lalu, dinikmati laiknya kacang goreng.

Dapat dimanfaatkan akar, umbi, batang, daun, bunga, buah, dan bijinya

Masyarakat Cina mengolah Biji Teratai menjadi bubur. Bubur ini sangat baik untuk penderita berak darah yang baru sembuh. Di Filipina, Biji Teratai yang sudah tua diolah menjadi makanan dan di India dijadikan tepung untuk membuat roti.

Namun, ada baiknya berhati-hati terhadap lembaga yang terdapat pada Bji Teratai. Sebab, mengandung Alkaloid Columbine. Jika alkaloid ini masuk ke dalam peredaran darah manusia, maka akan terjadi kelumpuhan pada sumsum tulang punggung dan jantung. Karena itu, buanglah dulu lembaganya, sebelum biji diolah.

Akar Rimpang Teratai yang mengandung air, lodoh, dan berasa manis dapat dimakan setelah direbus atau dipendam dalam abu. Tunas-tunas akarnya yang masih muda mengandung banyak zat pati, dapat diolah menjadi sayur yang lezat dan berkhasiat menyembuhkan diare. Sedangkan air rebusan akar yang agak tua, liat, dan berserabut bermanfaat untuk melancarkan buang air kecil.

Buah Teratai mirip dengan Buah Karang, berwarna hijau kekuningan, dan berasa sepat. Buah ini berkhasiat sebagai obat datang bulan yang tidak teratur.

Selain Masyarakat Cina, Penduduk Makassar pun sudah lama memanfaatkan teratai sebagai obat untuk bermacam penyakit. Mereka juga menggunakan daun mudanya yang masih menggulung untuk dimakan sebagai lalapan, mengolah tangkai daun yang masih muda menjadi sayur, dan menggunakan daun tua yang besar dan berbentuk corong sebagai pembungkus.

Di samping itu, mereka juga menggunakan lendir dari irisan tangkai Daun dan Bunga Teratai untuk mengobati mencret dan muntah-muntah yang disertai kejang. Penduduk juga menggunakan air seduhan Daun Seroja, untuk mengobati kuda peliharaan mereka yang sulit kencing.

Si cantik multiguna ini, juga tidak sulit dipelihara. Teratai menyukai tempat bersuhu 20°C‒30°C, cukup air dan sinar matahari, tapi tidak banyak angin. Sebagai tanaman hias, sebaiknya teratai ditanam di kolam yang berair tenang dan tidak mengalir.

Untuk memperbanyak tanaman ini dapat dilakukan dengan menanam biji, umbi, atau anakannya. Jika penanaman dimaksudkan untuk menggunakan hasil panen sebagai sayur atau bahan obat, sebaiknya biji dan umbi lansung ditanam di dasar kolam atau disemaikan terlebih dulu.

Selain itu, persiapkan lahan atau kolam yang akan digunakan, bersihkan dari rumput dan kotoran, serta pupuk dengan pupuk kandang yang dicampur dengan kapur dan kalium. Sesudahnya, tanam bibit dan kolam diairi.

Agar tanaman hias ini tetap cantik, lakukan pemupukan rutin setiap 15 hari dengan Sulfur Radon Hydrogen (SRH2) dan kalium. Sedangkan untuk menghindari pengerutan daun, keropos, bintil kulit daun, dan hama/penyakit lainnya, semprotlah tanaman dengan pestisida.

Berbicara tentang potensinya, teratai potensial untuk dikembangkan menjadi sayur yang berkhasiat. Mengingat, sangat disukai dan sesuai dengan lidah masyarakat kita.

Terbukti, beberapa restoran yang khusus menyediakan masakan berbahan baku teratai yang terletak di kawasan Puncak, Bogor, tidak pernah sepi pengunjung. Di sana, tersedia Ikan Kakap Teratai, Kangkung Hotplate Biji Teratai, Tumis Akar Teratai, Sup Teratai, Sup Akar Teratai, dan Sup Asam Pedas Teratai. Selain itu, juga tersedia Es Biji Teratai, Sekoteng Biji Teratai, dan Jus Bunga Teratai.

Di pedesaan, teratai dibiarkan tumbuh liar di kolam atau rawa. Bila masyarakat di sekitarnya mau memberi sedikit perhatian, maka tanaman ini dapat memberi mereka tambahan penghasilan.

Mereka dapat membudidayakan teratai secara lebih intensif, supaya menghasilkan kualitas yang bagus. Lalu, memasoknya ke berbagai restoran tersebut di atas. Atau, mengelolanya sendiri sebagai sebuah usaha.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …