Sari Buah Mengkudu (Solanoni)
Di balik baunya yang busuk dan rasanya yang pahit, mengkudu mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Agar dapat dikonsumsi, banyak pihak membuat olahannya. Salah satunya yakni CV Gema Harapan, yang memproduksi Solanoni atau sari buah mengkudu di mana bahan bakunya dihasilkan dari kebun berstandar organik. Imbasnya, berapa pun kapasitas produksinya, selalu diserap pasar
e-preneur.co. Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Salah satu dari kekayaan alam tersebut yaitu Pohon Mengkudu, yang menghasilkan buah dengan nama yang sama.
Berdasarkan riset, buah mengkudu (baca: mengkudu, red.) merupakan penyerap polutan. Tidak mengherankan, jika Pohon Mengkudu banyak ditanam di pinggir-pinggir kali di Jakarta.
Namun, bukan mengkudu yang dihasilkan oleh Pohon-pohon Mengkudu di pinggir kali itu, yang digunakan sebagai bahan baku Solanoni. “Mengkudu pada Solanoni dihasilkan dari kebun khusus di Cijeruk, Gunung Salak, Bogor,” kata Yunlung.

Pengertian khusus di sini, ia melanjutkan, berarti ditanam secara khusus dan dengan perlakuan khusus atau mengikuti standar organik. “Lokasi kebun itu jauh dari jalan utama. Jadi, bebas polusi. Selain itu, dekat dengan gunung. Sehingga, airnya masih bersih dan kandungan mineralnya juga bagus. Lahan yang kami gunakan juga lahan baru. Jadi, belum pernah sekali pun digunakan untuk bercocok tanam. Tetangga kami juga bercocok tanam secara organik,” paparnya.
Sementara untuk mengkudunya, ia menambahkan, mempunyai kriteria, pertama, satu kilogram bobot buah buah sama dengan 3‒5 mengkudu. Kedua, mengkal (tidak matang dan tidak mentah).

“Tapi, kriteria ini bisa berubah lantaran musim. Misalnya, pada musim kemarau, buah yang dihasilkan kecil-kecil dan kandungan airnya sedikit. Sebaliknya pada musim penghujan, buahnya besar-besar dan kandunga airnya banyak,” jelas pria, yang akrab disapa Ajun ini.
Ajun membuka kebun tersebut pada tahun 2008. Lalu, melakukan riset tentang olahan mengkudu langsung ke para pasien. Dua tahun kemudian, bersama timnya, ia memproduksi sari buah mengkudu yang diberi “merek” Solanoni. Dan, Januari 2012, Solanoni pun dipasarkan.
Sari buah mengkudu yang berfungsi sebagai suplemen
“Solanoni adalah jus atau sari buah mengkudu, yang kami anggap suplemen. Definisi suplemen menurut kami yakni jika kita sehat, minum Solanoni secukupnya saja. Karena, fungsinya untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh atau stamina. Tapi, kalau kita sakit, minumlah sesuai dosis. Karena, dalam hal ini, fungsinya untuk membantu mempercepat penyembuhan. Solanoni dapat digunakan untuk mengobati diabetes, kanker, darah tinggi, asam urat, dan alergi,” ungkapnya.
Solanoni bukan satu-satunya produk olahan mengkudu, yang beredar di Indonesia. Tapi, Ajun menjamin bahwa Solanoni merupakan produk yang dihasilkan dari kebun sendiri. Mengingat, beberapa industri pengolahan mengkudu biasanya akan mengambil mengkudu dari mana saja.
Imbasnya, produksi Solanoni mengikuti masa panen mengkudu yang bertahap, dari pohon yang satu ke pohon yang lain. “Kami tidak mau memaksakan pertumbuhannya. Berapa pun yang tersedia di kebun ya itulah yang kami olah,” kata founder Solanoni ini, yang beranggapan itu bukan kendala, melainkan tantangan.
Setiap bulan, CV Gema Harapan, perusahaan yang menaungi Solanoni, memproduksi minimal 500 botol dalam ukuran 1.550 ml dan 550 ml. Solanoni yang tersedia dalam rasa original dan Jahe Merah ini pun, langsung diserap pasar.

“Solanoni tidak mengandung zat adiktif dan tidak menggunakan zat perasa. Contoh, Solanoni dengan rasa Jahe Merah dihasilkan dari ekstrak Jahe Merah. Bahkan, Solanoni dengan rasa original tidak kami tambahi air,” katanya.
Solanoni yang memiliki masa kadaluarsa satu tahun ini, dipasarkan melalui sebuah komunitas bisnis dan distributor. Selain itu, juga dapat ditemui di apotek, toko herbal, dan sebagainya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Seperti telah dituliskan di atas, Solanoni bukan satu-satunya sari buah mengkudu yang beredar di Indonesia. Artinya, di sini ada persaingan produk.
Tapi, ternyata, hal itu tidak menguatirkan Operational Director CV Gema Harapan ini. Sebab, menurutnya, pertama, Solanoni mempunyai diferensiasi. Kedua, pesaing Solanoni kebanyakan produk dari luar negeri. Ketiga, produk dalam negeri, justru menyasar pasar mancanegara.
Prospeknya? Sebagai bahan baku, menurut Ajun, mengkudu sangat menggiurkan. Tapi, pekebun Indonesia memiliki pola yang unik yakni sangat tergantung pada demand.
“Apa yang sedang menjadi demand ya itulah yang mereka tanam. Jadi, masalah yang dihadapi pabrik-pabrik besar pembuat jus mengkudu itu bukan di penjualan, melainkan ketersediaan bahan baku,” pungkasnya
Dalam perjalanannya, Ajun dan timnya mewujudkan “Noni for Farmers”. Proyek ini, memberi bibit Pohon Mengkudu kepada penduduk di sekitar kebun. Sehingga, semakin banyak Pohon Mengkudu, semakin bagus oksigennya dan penduduk memperoleh tambahan penghasilan.
Selain itu, memperluas lahan. Sehingga, jumlah mengkudu yang dihasilkan semakin banyak, yang berarti jumlah produksi juga bertambah. Apa lagi, budidaya Pohon Mengkudu itu tidak ribet, tidak susah, dan setiap bulan selalu menghasilkan. Sebab, pohon ini berbuah sepanjang tahun.