Telur Asin Brebes
Konsumen adalah raja. Untuk memenuhi keinginan konsumen sekaligus meraih konsumen dalam jumlah yang lebih banyak lagi, apa pun akan dilakukan oleh para pelaku usaha. Termasuk, mereka yang bergerak dalam usaha (pembuatan dan) penjualan telur asin dengan membuat telur asin asap dan bakar. Demikian pula dengan HTM Jaya, sang perintis usaha telur asin Brebes. Meski hasilnya belum seperti yang diharapkan, tapi setidaknya konsumen terpuaskan
e-preneur.co. Dalam suatu masa, jumlah peternak bebek di Brebes sangat banyak. Imbasnya, selama bertahun-tahun, Brebes selalu mengalami overproduction telur bebek. Hingga, akhirnya, banyak yang tidak terjual.
Pemerintah daerah setempat pun turun tangan dengan memberi binaan. Para peternak bebek diajari bagaimana caranya membuat telur asin dan lalu menjualnya.
Lalu, pada tahun 1992, hadirlah HTM Jaya. Outlet ini bukan hanya menjual, melainkan juga memproduksi telur asin. Kehadiran HTM Jaya diikuti oleh dua outlet lain yang notabene milik non pribumi, tiga tahun kemudian.
“Selain itu, juga ada outlet-outlet kecil. Tapi, mereka hanya menjualkan atau tidak berproduksi sendiri. Sementara HTM Jaya dari hilir ke hulu,” tutur Komarudin, generasi kedua dalam usaha yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Brebes, ini.
Dalam perkembangannya, ia menambahkan, kebanyakan outlet hanya menjualkan. Sementara untuk telur bebeknya dipasok dari Magetan, Nganjuk, dan Blitar, dalam kondisi setengah jadi.
Saat mengembangkan HTM Jaya, pria yang akrab disapa Udin ini menanamkan modal sebesar Rp2,5 juta. Modal itu, hanya ia gunakan untuk membeli bahan baku di mana waktu itu harga sebutir telur bebek mentah Rp50,-. Setelah matang atau menjadi telur asin, ia jual dengan harga sekitar Rp100,- hingga Rp125,- per butir.
Sekarang, Udin mempunyai tiga jenis telur asin yakni original atau rebus, bakar, dan asap. Menurut sarjana matematika dari IKIP Muhammadiyah Yogyakarta ini, masing-masing telur asin tersebut memiliki keunggulan.
Misalnya, telur asin asap dibandingkan yang rebus yaitu kering, lebih awet (mampu bertahan setengah bulan dalam suhu kamar, red.), dan beraroma asap. Sedangkan telur asin bakar juga kering, agak kenyal, ada butiran garam, dan memiliki keawetan yang sama dengan telur asin asap. “Dulu, saya juga akan mengeluarkan telur asin rasa pedas. Tapi, ternyata, gagal dalam produksi,” ujarnya.
Kehadiran telur asin asap dan bakar sebagai sebuah inovasi produk, ia melanjutkan, bukan monopoli HTM Jaya, melainkan sudah memasyarakat. Hal ini, dipicu oleh keinginan untuk memperoleh konsumen dalam jumlah yang lebih banyak lagi.
Selain telur asin rebus (original), juga ada telur asin bakar dan asap
Di samping itu, juga untuk memenuhi keinginan konsumen yang ingin merasakan bukan hanya telur asin rebus, melainkan juga telur asin asap dan bakar. “Tapi, ternyata, dari sisi penjualan, yang original tetap paling banyak peminatnya, diikuti yang bakar,” kata kelahiran Brebes, 4 Juni 1963 ini.
Selain itu, dengan adanya tiga varian produk, jika semula konsumen hanya membeli satu kotak (isi minimal 10 butir, red.), maka selanjutnya mereka akan membeli tiga kotak.
Sementara secara pribadi, sebenarnya, ia lebih ingin membuat telur asin yang lebih awet ketimbang yang sudah ada. Sebab, selama ini, telur asin original hanya tahan 10 hari dalam suhu kamar, sedangkan telur asin asap dan bakar dapat bertahan hingga setengah bulan.
“Namun, kalau berada dalam kulkas, ketiganya bisa bertahan selama dua bulan. Meski, kelezatan yang bakar dan asap akan berkurang,” ungkapnya.
Meski begitu, telur-telur asin buatan HTM Jaya tetap memiliki beberapa keunggulan dibandingkan produk sejenis yang bertebaran di Brebes, selama lebih dari dua dasawarsa ini. Seperti, menggunakan garam tertentu, cara mengolahnya, pemakaian garam yang sangat tergantung pada musim, ketebalan bulatan, dan adanya kontrol produksi.
Imbasnya, dari 10.000 butir yang diproduksi per minggunya (jelang lebaran, jumlah produksi meningkat menjadi 200.000 butir, red.) diserap pasar 80%-nya. Bahkan, kadang sampai 100%. “Omset saya setara dengan 1.500 butir/hari,” pungkas Udin, yang juga memasarkan telur-telur asinnya melalui outlet-nya di Cirebon, berbagai online shop, dan melalui delivery order dengan jangkauan sampai ke Tegal dan tanpa minimum order.