Murai Medan
Dengan karakternya yang unik, beternak Murai Medan memerlukan perawatan ekstra dan biaya atau modal yang terbilang besar. Namun, hal itu terbayar dengan jumlah pemesanan anakannya yang terbilang tinggi. Hal inilah, yang menjadikan beternak burung yang mempunyai bentuk tubuh indah dan suara merdu ini sangat menjanjikan
e-preneur.co. Jika mencermati tren burung berkicau yang berkembang di negeri ini, maka pamor Murai Medan tidak akan pernah surut. Bahkan, bisa dikatakan, burung yang mempunyai suara dan bentuk tubuh yang indah ini (bersama dengan burung-burung cantik lain), akan terus memiliki prospek bisnis yang cerah.
Ya, salah satu burung berkicau yang paling cerdas ini memang mempunyai banyak penggemar. Sebab, seperti diungkapkan di atas, Murai Medan mempunyai bentuk tubuh yang indah. Di samping itu, burung ini juga memiliki suara yang sangat bagus (merdu dan bervariasi, red.). Bahkan, bisa dibilang tiada duanya.
“Untuk suaranya, sangat tergantung pada fisiknya. Sedangkan untuk iramanya, kita bisa mengisinya melalui proses mastering. Untuk mendapat kicauan yang beragam, pemasteran Murai Medan idealnya dilakukan pada umur lima bulan ke atas,” ungkap Drajat Hariyanto, peternak Murai Medan di Karangbanyu, Ngawi.
Murai Medan betina dan jantan, ia melanjutkan, memiliki kicauan yang berbeda. Suara si betina, biasanya sangat monoton. Sedangkan Murai Medan jantan, memiliki kicauan yang bervariasi dan ngeroll panjang.
Namun, ternyata, tidak mudah menternakkan Murai Medan. Lantaran bukan burung umbaran, maka ia memerlukan perawatan ekstra. Selain itu, untuk merawat anakannya yang baru menetas hingga remaja, dibutuhkan biaya yang lumayan besar.
Menurut Drajat, jika ingin beternak Murai Medan, maka harus memberi pakan yang berkualitas (mengandung gizi yang baik, red.). Makanan yang paling baik bagi burung ini yakni kroto yang dicampur dengan pellet. Bisa juga, dengan memberi jangkrik kecil atau ulat kandang.
Selain itu, ia melanjutkan, setiap hari makanannya harus dicek. “Telat makan akan membuat burung stres,” imbuhnya.
Burung ini juga suka berjemur di bawah sinar matahari pagi. Karena itu, sebaiknya, kandangnya dibiarkan setengah terbuka.
Murai Medan betina mempunyai kemampuan bertelur yang bagus. Dalam tempo satu setengah bulan setelah kawin, induk burung ini akan bertelur. Setelah itu, akan mengerami telur-telurnya selama dua minggu.
Anakannya siap jual pada umur satu bulan
Jika sudah menetas, piyik (Jawa: anak burung, red.) tersebut ada baiknya diambil dan ditempatkan di tempat khusus. Dalam masa pertumbuhannya, mereka diberi makan kroto dan vitamin untuk menjaga nutrisinya. Satu bulan kemudian, anakan Murai Medan bisa langsung dimasukkan ke dalam sangkar dan siap dijual.
Agar proses bertelur berjalan lancar, sebaiknya dibuatkan kandang permanen dengan ukuran ideal 2 m x 3 m x 3 m. “Untuk sarangnya, upayakan berukuran besar agar saat mengerami, ekor induk Murai Medan tidak rusak,” ungkapnya. Selain itu, buat suasana di dalam kandang seperti di hutan liar dengan melengkapinya dengan pohon-pohon dan ranting-ranting kecil, kayu tempat hinggap, serta bak pemandian.
Namun, tidak selamanya proses beternak Murai Medan berjalan mulus atau nihil kendala. Menurut Drajat, kendala yang kerap ia hadapi yakni induk burung susah bertelur dan susahnya proses penjodohan.
“Murai Medan merupakan hewan monogami. Karena itu, proses penjodohannya bisa dibilang agak susah. Untuk mengatasi kendala ini, saya akan memasukkan beberapa burung dalam satu kandang saat mereka mulai berumur empat minggu. Lalu, perhatikan gerak-gerik burung tersebut,” paparnya.
Sementara untuk mengatasi kendala susah bertelur, Drajat menyarankan agar mengecek lagi apakah pemberian pakan sudah tepat. “Menu pakan diupayakan jangan ganti-ganti, untuk menghindari burung stres,” lanjutnya.
Namun, di luar berbagai kendala tersebut di atas, beternak Murai Medan mampu memberi Drajat omset yang lumayan besar. Sebab, dalam memasarkan anakan burung yang sensitif ini, banyak orang yang datang ke rumah sekaligus peternakannya. Mereka datang dari Ngawi, Jakarta, Surabaya, Malang, maupun Bali.
“Di peternakan saya, sepasang anakan Murai Medan saya bandrol setidaknya Rp2,5 juta. Dengan 10 pasang indukan, setiap bulan, minimal dihasilkan dua pasang anakan. Anakan Murai Medan sudah bisa dijual pada umur satu bulan atau sudah bisa makan sendiri,” ujarnya.
Namun, meski permintaannya tinggi, anakan yang siap jual masih tetap sangat terbatas. Hal inilah, yang menjadikan usaha beternak Murai Medan sangat menjanjikan.
Catatan:
- Induk Murai Medan mampu bertelur dalam jangka waktu yang lama. Asalkan, perawatan dan pemberian pakan sesuai prosedur.
- Salah satu faktor yang menyebabkan induk Murai Medan susah bertelur yaitu pakan yang kurang bergizi. Di samping itu, juga kondisi di sekitar kandang yang kurang tenang.