Home / Celah / Pemasarannya Mudah

Pemasarannya Mudah

Kaos Tematis

Punya Medan

 

Pada dasarnya, untuk menjadi pelaku usaha tidak ada batasan umur. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan modal minim. Seperti yang dilakukan Vito, yang mulai membangun usaha di umur 19 tahun dan dengan modal ala kadarnya. Namun, ia pandai melihat peluang di mana kaos tematis disukai semua umur dan kalangan. Sehingga, pemasarannya menjadi lebih mudah

 

e-preneur.co. Pada tahun 2011, di Medan, terjadi booming kaos tematis. Anak-anak muda di Ibukota Provinsi Sumatra Utara itu, sangat bangga memakai kaos bertemakan Medan itu.

Adrianus Vito Sinaga melihat adanya prospek yang sangat besar dalam usaha pembuatan kaos tematis ini. Karena, penjualannya, boleh dibilang, mudah.

Akhirnya, dengan modal ala kadarnya, pemuda yang akrab disapa Vito ini pun terjun ke usaha pembuatan kaos tematis dengan label “Punya Medan”. Karena modalnya terbatas itu pula, ia membuka pemesanan dengan cara pre order, berlanjut via facebook dan twitter.

“Konsumen tinggal memilih desainnya, bayar, lantas saya buatkan,” tutur Vito, yang kala itu baru berumur 19 tahun dan berstatus mahasiswa STMIK Mikroskil. Untuk urusan desain kaos, ia menggandeng seorang teman. Selanjutnya, mereka bekerja sama berlandaskan sistem royalti.

Awalnya, hanya satu kaos yang terjual. Kemudian, bertambah menjadi empat kaos. “Walau belum mempunyai toko, sekitar 7–8 bulan kemudian, kami sudah bisa memiliki stok barang. Sehingga, tidak lagi bergantung dengan pre order,” kisahnya.

Selanjutnya, dengan dukungan orang tua, Vito membuka toko di rumah orang tuanya yang terletak di Komplek Bumi Asri, Medan (sekarang dipindahkan ke Jalan Bono, Glugur Darat, Medan Timur, red.). Selain itu, juga membuka stan di beberapa tempat nongkrong anak-anak Medan. Seperti, di Kesawan dan Jalan Dokter Mansyur.

Dengan modal minim pun, banyak usaha yang bisa sukses

Punya Medan menyediakan kaos tematis untuk semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa, baik pria maupun wanita, dengan harga puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Dan, untuk menarik peminat, ide-ide kreatif pun dituangkan dalam tulisan di kaos ini.

Di sini, bisa dijumpai kaos dengan tulisan blak-blakan ala Medan, seperti “Minum Tuak Dulu Lae”. Tapi, ada juga kaos dengan tulisan yang lebih sopan dan untuk komunitas.

“Orang Medan kan bahasanya terkesan apa adanya. Tapi, ada juga kok yang enggak ‘kasar’ kata-katanya. Di sisi lain, saya merangkul semua orang. Jadi, mereka bisa memilih kaos sendiri,” bebernya. Oh ya, selain kaos, Punya Medan juga menyediakan jaket dan tas.

Sementara dalam pemasarannya, selain melalui outlet-nya, Vito juga menggunakan social media (sosmed). Menurutnya, selain minim biaya pemasaran, twitter, misalnya, mampu melonjakkan permintaan produksi kaosnya.

Contoh, saat mengikuti pameran, Vito men-tweet agenda di stan dan memberikan potongan harga bagi followernya jika datang langsung ke pameran. Saat ini, ia telah mempunyai 46.278 follower di twitter @punya_medan dan 10 ribu-an likes di fanpage facebook Punya Medan.

“Kalau sedang ada event, sosmed sangat membantu. Kami bisa sounding-kan produk kami dan orang-orang akan datang langsung,” jelas Finalis Wirausaha Mandiri Kanwil I 2012 ini.

Imbasnya, dalam sebulan, rata-rata 300–400 kaosnya laku terjual. Sementara, pelanggannya via sosmed dari Sumatra hingga Kalimantan. “Sudah dikirim hingga ke konsumen di Kalimantan,” ujarnya.

Ke depannya, Vito berencana membuka Punya Medan di daerah-daerah lain dengan cirikhas mereka masing-masing. “Nantinya, kalau masing-masing daerah sudah mempunyai ‘Punya’, saya akan membuat branding Punya Indonesia dan menjadi oleh-oleh khas Indonesia,” pungkas Vito, yang sudah membuka Punya Aceh dan Punya Surabaya.

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …