Bonceng Bocah
(Helmiat)
Kemacetan yang semakin menggila, membuat masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan sepeda motor. Meski, minim unsur keselamatan dan kenyamanan. Terutama, bagi anak-anak. Untuk itu, Iat pun menciptakan bonceng bocah yang diberinya nama Helmiat. Dan, masyarakat pun memberikan tanggapan positif
Ukuran Helmiat disesuaikan dengan ukuran jok setiap merek sepeda motor
e-preneur.co. Hampir semua anak, terutama usia Sekolah Dasar, memiliki kebiasaan tidur, ketika kendaraan yang sedang mereka tumpangi melaju. Bila kendaraan yang dimaksud itu mobil, tentu aman-aman saja. Tapi, bila kendaraan itu sepeda motor, tentu sangat membahayakan keselamatan jiwa mereka, di samping tidak nyaman.
Pengalaman seperti itu, dialami pula oleh Roihatul Jannah setiap kali mengantar jemput anak-anaknya. Lalu, ia mencoba mencari tempat duduk yang aman dan nyaman bagi buah hatinya. Tapi, ia tidak menemukan.
Kebetulan, ia memiliki bakat mendesain, selain pengetahuan tentang kesehatan. Selanjutnya, ia membawa desain itu ke bengkel dan jadilah boncengan bocah.
“Awalnya, boncengan bocah ini saya gunakan sendiri. Tapi, setiap kali saya berhenti di lampu merah, selalu ada orang-orang yang menyatakan ketertarikan mereka untuk juga memiliki boncengan ini. Demikian pula, dengan orang-orang di sekolah anak saya,” kisah Roihatul Jannah.
Pada akhirnya, perempuan yang biasa disapa Iat tersebut berpikir jika ini dapat dijadikan bisnis. Lantas, ia memproduksi boncengan bocah ini dalam jumlah besar dan diedarkan ke sekolah-sekolah.
Lalu, Iat mengikuti lomba yang berkaitan dengan Corporate Social Responsibility-nya Shell (salah satu perusahaan swasta terbesar di dunia di bidang minyak dan gas, red.). Dalam lomba yang cakupannya seluruh Jawa itu, sarjana kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, ini masuk sebagai finalis.
“Padahal, bisnis saya ini waktu itu baru berjalan tiga bulan lho,” ujar Ibu dua anak yang membuka bisnisnya pada akhir tahun 2007 ini.
Helmiat, demikian produk itu dilabeli, ditujukan bagi anak-anak umur 2−10 tahun. Tapi, tidak berarti Helmiat yang mampu bertahan dua tahun (tergantung pada cara memakainya, red.) ini, terdiri dari berbagai ukuran.
Helmiat hanya memiliki satu ukuran yang disesuaikan dengan ukuran jok setiap merek sepeda motor. Dalam perkembangannya, Helmiat memiliki empat model yaitu model Standar, Luxi, Ross, dan Ross (tanpa gambar).
Boncengan bocah yang juga diminati orang dewasa ini, berbentuk tempat duduk tambahan yang terbuat dari original stainless steel. Helmiat yang dilekatkan di jok belakang sepeda motor dengan sekrup ini, dilengkapi dengan sandaran berlapis busa yang dibungkus dengan plastik warna-warni berbentuk mirip tas ransel, lengkap dengan seat belt menyilang di dada. Agar tampak menarik, sandaran yang dapat dilepas dan dicuci tersebut dihiasi dengan tokoh-tokoh kartun.
“Bukan karena boncengan, maka boncengan bocah ini diletakkan di jok belakang, melainkan bila diletakkan di depan, anak-anak akan terpapar langsung oleh polusi jalanan. Sehingga, seolah-olah mereka menjadi tameng orang tua mereka,” jelas kelahiran Tegal ini.
Dengan modal awal sekitar Rp500 ribu, wanita yang pernah menjadi dosen di almamaternya ini, memulai bisnis. “Ketika itu, saya belum memiliki bengkel sendiri. Setiap kali ada konsumen memesan, saya langsung minta dibikinin pada bengkel langganan saya,” tuturnya.
Namun, lama-lama bengkel itu merasa malas kalau sebentar-sebentar harus membuatkan pesanannya. Apalagi, jika jumlah pesanannya sedikit. “Akhirnya, saya minta dibuatkan dalam jumlah banyak, sekalian untuk stok,” lajut Iat, yang kini telah memiliki bengkel sendiri di kawasan Simpang Depok.
Dari bengkelnya yang sistem kerjanya terbagi menjadi dua shift (pagi dan malam), setiap hari dihasilkan puluhan unit bonceng bocah. Jumlah itu, di luar produk yang dihasilkan oleh bengkel langganannya tersebut di atas.
Bila konsumen berminat, mereka dapat memesan melalui website-nya atau menghubungi para agennya yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Meski tidak memiliki outlet, namun hal itu tidak menghalangi pemasaran Helmiat yang sudah mencapai Aceh, Samarinda, Pare-Pare, Papua, dan Bali. Bahkan, Jerman dan Malaysia.
“Biasanya, konsumen memesan untuk dijual lagi. Tapi, mereknya tidak boleh diganti. Karena, sudah saya patenkan. Sedangkan untuk peniruan dan persaingan, sebagai binaan Shell, produk saya sudah mereka protect,” pungkas pemenang Shell Life Wire Business Start Up Award 2008 ini.