e-preneur.co epreneurship online magazine
Related Articles
Keramik Celadona
Bagi perusahaan yang bisa dengan mudah meraih pasar mancanegara, tidak berarti bisa dengan mudah pula merambah pasar dalam negeri. Untuk itu, harus mempunyai startegi jitu. Seperti PT Istana dengan keramik-keramiknya yang dilabeli Celadona, yang salah satunya mengusung sistem pembakaran bersuhu tinggi. Imbasnya, mendapat sertifikasi FDA
e-preneur.co. Krismon (krisis moneter) berimbas pada banyak hal. Tak terkecuali pada PT Istana, yang hadir sekitar tahun 1990an.
Perusahaan ini, semula membuat keramik untuk perusahaan lain dengan tujuan ekspor. Tapi, karena terbentur krismon, PT Istana beralih ke pasar dalam negeri dengan brand Celadona pada tahun 2001.
Berbicara tentang keramik, maka yang terlintas dalam benak pastilah keramik buatan Cina atau Jepang. Sebab, keramik sangat identik dengan kedua negara tersebut.
Namun, berbeda dengan keramik Cina atau Jepang, desain keramik Celadona menampilkan unsur-unsur natural atau alam di negara-negara Asia Tenggara. Khususnya, Indonesia. Seperti, bentuk siput, keong, kelapa, daun, batu yang mengacu pada batuan candi, dan segala sesuatu yang dapat dijumpai di alam.
“Kami tidak berkutat pada desain itu saja, meski fokus kami di situ. Kami juga membuat desain yang agak moderen. Orang Barat mengistilahkan keramik kami sebagai Chinaware atau pecah belah dari keramik, tapi dengan gaya yang mengacu pada alam,” kata Tony Wijaya, yang ditemui dalam sebuah pameran.
Pada dasarnya, untuk produk, tidak ada spesialisasi atau batasan. “Apa pun yang konsumen pesan ya itulah yang kami buat. Sepanjang, kami bisa,” lanjutnya.
Yang jelas, ia menambahkan, Celadona dibuat dengan pembakaran tinggi. Sehingga, keramik dalam bentuk peralatan makan dan minum, misalnya, bisa dikatakan telah bebas racun.
Ya, Celadona berbeda dengan kebanyakan keramik buatan tangan di Indonesia, yang dibuat dengan pembakaran rendah (di bawah suhu 1.100°C, red.). Misalnya, dengan pembakaran bersuhu 700°C, keramik memang sudah dapat dibuat. Tapi, biasanya akan terdengar bunyi nyaring ketika diketuk. Hal itu, menunjukkan kalau pembakaran belum sempurna.
Selain itu, bila diisi air, biasanya akan merembes. Mengingat, masih ada ruang-ruang yang belum rapat yang sekali lagi disebabkan oleh pembakaran yang tidak cukup tinggi.
Sementara keramik-keramik Celadona dibuat dengan pembakaran di atas suhu 1.250°C, di dalam tungku-tungku buatan Australia dan Taiwan yang mampu membakar keramik hingga suhu 1.400°C. Sehingga, hasil pembakarannya sangat rapat.
Dengan sistem pembakaran yang tinggi itu pula, kemungkinan munculnya racun dapat dihindari. “Pori-pori yang sangat rapat, membuat logam berat dalam tanah menghilang,” jelasnya.
Di samping itu, Celadona juga menggunakan bahan baku yang berbeda daripada biasanya yakni tanah liat dengan campuran tertentu yang didatangkan dari luar negeri. “Sebab, bahan baku baku pada umumnya tidak mampu dibakar dengan suhu di atas 1.100°C,” lanjutnya.
Tidak mengherankan, kalau kemudian Chinaware Celadona yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) mendapat sertifikat FDA (Food and Drug Administrations). Selain itu, Celadona juga terdapat penghargaan dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) dalam sebuah lomba desain.
Tidak mengandung racun dan tidak gampang pecah
Sejak kehadirannya hingga saat ini, jumlah produksi Celadona per bulan dengan berbagai item sudah tidak terhitung. Keramik-keramik yang diproduksi di pabriknya yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur, itu terus diproduksi baik untuk memenuhi pesanan dengan minimum order 400 pieces maupun untuk dijual sendiri
Dalam pemasarannya, kebanyakan keramik ini dibeli untuk dijual lagi ke berbagai galeri di Kemang (Jakarta Selatan), Bandung, Surabaya, dan Bali. Sementara sebagian yang lain, dijual melalui berbagai pameran.
Sedangkan untuk pasar mancanegara, produk yang termasuk dalam kategori fashion ini dijual ke Spayol, Prancis, Australia, Jepang, dan AS. Tapi, dalam jumlah yang tidak besar. Mengingat, rumitnya prosedur ekspor.
Diakui Tony bila produknya, baik yang buatan tangan maupun buatan mesin, banyak yang meng-copy. “Saya tidak mau menanggai sikap mereka. Karena, kondisi semacam ini tidak dapat diapa-apain lagi. Yang jelas, dari segi mutu, produk kami tetap lebih baik. Saya memberi jaminan produk saya tidak mengandung racun dan tidak gampang pecah. Meski, harganya lebih mahal,” pungkas Toni, yang perusahaannya sudah balik modal.
