Sepatu Rajut
(Cheelee Handmade)
Dunia sepatu tidaklah monoton. Selalu muncul inovasi dari para pelaku usahanya. Salah satunya, munculnya sepatu yang berhiaskan aneka bentuk rajutan. Terkesan unik dan cantik. Sehingga, cocok untuk dipakai sendiri maupun untuk dijadikan hadiah. Imbasnya, omset menjanjikan bagi pelaku usahanya
e-preneur.co. Seni merajut telah dikenal sejak dulu kala. Pada mulanya, merajut dilakukan oleh para pria di Jazirah Arab dalam rangka membuat berbagai macam permadani.
Kemudian, seni ini menyebar ke berbagai belahan dunia melalui perdagangan. Sementara Indonesia, mengenal ketrampilan ini melalui Bangsa Belanda yang menjajah Indonesia selama 3,5 abad.
Teknik merajut dapat dilakukan baik dengan tangan maupun dengan bantuan mesin. Terdapat berbagai gaya dan teknik dalam merajut, tapi untuk pemula harus menguasai terlebih dulu teknik dasarnya yaitu tusuk atas dan tusuk bawah.
Hasil rajutan, biasanya membentuk pola seperti huruf “v” yang sambung-menyambung. Jika dilakukan teknik perajutan datar, maka hasil akhirnya akan lurus dan memanjang. Biasanya, teknik ini untuk membuat syal.
Sementara teknik perajutan melingkar akan membentuk silinder, seperti ketika membuat kaus kaki atau baju hangat. Untuk menghasilkan rajutan dengan bentuk yang berbeda-beda tersebut, tentu saja digunakan jenis jarum rajut dan ukuran benang yang berbeda-beda pula.
Dengan teknik merajut yang lebih mahir lagi, maka hasil rajutannya bisa berupa selimut, topi, gaun, tunik, dan blus. Bahkan, pada level profesional, dapat dihasilkan sepatu. Seperti, yang dilakukan Melly Widantini.
Ia membuat aneka bentuk bunga dengan teknik merajut, yang lalu diaplikasikan pada sepatu. “Ide membuat sepatu rajut muncul kala saya melihat sepatu lukis. Tapi, karena saya tidak trampil melukis, maka saya mencoba menerapkannya melalui ketrampilan saya merajut. Hasilnya, sepatu rajut dengan hiasan aneka warna,” kisah Melly, yang menyukai seni merajut dan menjahit sejak kecil, lalu mempelajarinya secara otodidak.
Sepatu rajut, selama ini, masyarakat mengenalnya sebagai penghangat kaki bayi. Sepatu itu, terbuat seluruhnya dari benang rajut.
Namun, berbeda dengan sepatu rajut buatan Melly di mana menggunakan sepatu polos sejenis sneaker dan flat, yang juga digunakan oleh para produsen sepatu lukis. Lantas, ia membuat berbagai bentuk rajutan, kemudian diaplikasikan pada sepatu.
“Sepatu rajut buatan saya tidak seluruhnya dirajut seperti sepatu bayi. Tapi, rajutan itu hanya saya gunakan untuk menghiasi sepatu polos,” jelasnya.
Selain mengaplikasikan hiasan rajutan itu pada sepatu sneaker dan flat, Melly juga mengaplikasikannya pada sepatu wedges dan sandal. Menurutnya, semua jenis sepatu bisa ditempeli aneka macam rajutan.
Sebenarnya, semua jenis sepatu bisa dirajut atau sekadar ditempeli aneka macam hiasan rajutan
Untuk sepatunya, Melly mendapat pasokan dari para pengrajin sepatu lokal. “Untuk sneaker, saya mendapat pasokan dari suatu pabrik dalam negeri. Sementara untuk sepatu flat, wedges, dan sandal, saya mempunyai pengrajin sendiri. Tapi, untuk benang rajutnya saya masih impor,” papar Melly, yang membangun usahanya pada tahun 2003.
Dalam berproduksi, meski sudah dibantu beberapa karyawan, Melly belum mampu membuat sebanyak pabrik sepatu. Menurutnya, merajut sepatu membutuhkan pengerjaan yang teliti dan akurat. Mengingat, harus dilakukan dengan tangan.
Meski begitu, kapasitas produksi akan meningkat jika Melly menerima pesanan yang sesuai dengan keinginan konsumen. “Jadi, semuanya langsung masuk pasar,” kata Melly, yang menamai usahanya Cheelee Handmade.
Sementara desainnya juga tidak melulu berbentuk bunga. Tapi, lantaran target market-nya kaum hawa, ia harus menyesuaikan desainnya. “Kebanyakan desainnya berupa aneka bunga. Namun, bisa dibuat yang lain kalau ada permintaan khusus,” ujar Melly, yang menjual hasil karyanya dengan harga aman di kantong.
Untuk pemasarannya, dengan konsep by online, sudah menjangkau seluruh Indonesia. Selain itu, ia juga membuka toko di Bandung.
Walau masih dalam skala kecil, sepatu rajut buatan Melly ini juga sudah merambah Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. “Ekspor dalam skala besar memang belum, tapi saya sudah mempunyai beberapa pelanggan dari luar negeri,” pungkas Melly, yang rajin mengikuti berbagai pameran sebagai ajang promosi hasil karyanya.